9. Questions

7.1K 358 101
                                    

A/n: Xavier dan Xandrine ada di multimedia(!!)

Enjoy!

*

Luke memberikan tatapan tidak suka pada Lane kemudian bertanya, "Lo kenal sama Axel?" tanya Luke ketus.

Lane mengangguk. "Dulu satu SMP sama gue," jawab Lane sekenanya.

"Terus dia ngapain nyariin lo segala?" Alis Luke masih mengerut.

Lane menggedikkan bahunya. "Dia 'kan lagi deket sama anak kelas gue, namanya Zoe. Mungkin Axel mau nanya-nanya tentang Zoe ke gue atau apalah itu," balas Lane.

Luke mendengus dan membuang mukanya kemudian mendecak. "Jangan. Pernah. Ngobrol. Sama. Axel." Luke berkata penuh penenakan.

Lane yang bingung dan awalnya ingin bertanya kenapa, menyimpan semua pertanyaannya kembali. Kemudian mengikuti Luke yang mulai berjalan menuju parkiran.

Luke mengendarai motornya tanpa berbicara apapun, begitu juga Lane. Namun selama perjalanan, Luke sesekali melihat raut wajah Lane melalui spion seakan-akan takut kalau Lane akan terbang terbawa oleh angin. Dan beberapa kali juga Luke menahan tawa melihat ekspresi Lane saat angin menerpa wajah perempuan berambut lurus itu. Meskipun Lane mengenakan helm, Ia tetap saja mengedip setiap satu detik sekali sambil membenahi rambutnya yang terbang-terbang hingga menghalangi matanya.

Sampai akhirnya mereka sampai pada tujuan, Luke barulah mengeluarkan suaranya saat mereka tengah berjalan kaki menuju tempat untuk makan yang juga cocok untuk bersantai. "Watch your step," ucapnya memperigati Lane karena jalan yang menanjak.

Lane mengangguk kemudian tersenyum kecil saat Luke meraih tangannya lalu menggandengnya erat. "Gue kira lo bakalan marah sampe kapan tau," ujar Lane.

Luke tidak menjawab namun terkekeh atas perkataan Lane. Dan sekarang mereka telah menemukan meja untuk dua orang dan segera menduduki sofa berwarna merah. Kemudian seorang pelayan menghampiri dan mereka memesan makanan dan minuman yang berbeda.

"Laaane," panggil Luke pada Lane yang sedang memainkan ponselnya.

Lane mendongak lalu memberikan Luke tatapan bertanya. "Maaf ya gue tadi udah ngomong gitu sama lo. Gue ... cuman gak suka kalo lo deket-deket Axel," kata Luke.

Lane tersenyum lebar selebar jalan tol kemudian menganggukkan kepalanya. "Iya gak apa-apa. Kalo lo gak kayak tadi mungkin gue tetep bakal ngobrol sama Axel ... walaupun mungkin ngomongin Zoe." Lane menggedikkan bahunya.

Luke merasa bersalah. Tapi mau gimanapun juga, Lane tetap tidak boleh dekat apa lagi mengobrol dengan Axel karena cowok itu berbahaya. Dan disinilah Luke berperan sebagai orang yang sudah sepatutnya melindungi Lane.

Luke menatap Lane tepat di mata. "Lane, gue cuman mau ngelindungin lo, oke?" ucap Luke kemudian Lane mengangguk.

"Tapi lo gak ada niatan buat cerita sama gue gitu?" tanya Lane yang masih penasaran.

"Gak sekarang ya,Lane," balas Luke.

Mau tidak mau Lane harus menghargai Luke, bukan? Lagian masa iya Lane harus memaksa Luke buat cerita.

"You can tell me anytime," kata Lane lalu terkekeh. Tidak lama setelahnya,seorang pelayan datang membawa makanan dan minuman yang telah mereka pesan tadi.

"Selamat makan!" Luke berkata riang kemudian Lane membalasnya dengan kekehan.

Saat Lane sedang menyantap makanannya yang tinggal setengah, tiba-tiba ponsel yang Ia letakkan di atas meja bergetar secara terus menerus tanda kalau ada panggilan masuk.

Stand on the GroundDär berättelser lever. Upptäck nu