8. Lego House

6.7K 321 54
                                    

Lane menatap Luke tajam. Seharusnya Luke sadar kalau Lane tidak menyukai Lea. Tapi ini Luke malah pergi ke rumah Lea di malam hari dan tiba-tiba datang ke rumah Lane dalam keadaan basah karena air hujan. Lane tidak mengerti apa maksudnya dan Ia tidak suka menebak-nebak.

Setelah bergelut dengan pikirannya, Luke akhirnya angkat bicara. "Gue bisa jelasin," katanya. Lalu Lane diam menandakan kalau Ia membiarkan Luke untuk mulai menjelaskan.

"Jadi gini," Luke berdeham, "Calum minjem gitar gue dan pergi ke rumah Lea, gak tau mau ngapain. Terus si Kalium 'kan emang pikun, jadinya gitar gue ketinggalan di rumahnya Lea. Dan mau gak mau gue harus ngambil abisnya besok ada latihan band," jelas Luke. Walaupun Luke telah menjelaskan alasannya, Lane tetap tidak puas.

"Terus apa maksudnya lo kesini dan rela hujan-hujanan? Butuh tempat buat berteduh? Berteduh aja sana di rumah Lea," balas Lane ketus.

Luke tersenyum. "Abisnya gue kangen sama lo, Lane. Maaf dua hari ini gue gak sempet ngabarin. Gue bener-bener ribet sama urusan band. Hari Senin besok ada acara di sekolah terus gue harus tampil. Lo nonton ya?" ujar Luke seraya menggenggam tangan Lane.

"Tuh 'kan! Lo aneh. Semenit yang lalu bikin gue kesel terus sekarang malah bilang kangen," gerutu Lane sebal. "Dan minta ditonton," tambahnya.

Luke tertawa lalu mengusap kepala Lane. "Iya deh maaf. Tapi Senin lo nonton gue ya?" pinta Luke sambil menyatukan kedua telapak tangannya lalu mengacungkannya di depan muka Lane.

Lane menepis tangan Luke yang menghalangi pandangannya. "Tapi kan gue bukan anak sekolah lo anjir," kata Lane.

"Terus buat apa lo punya kakak yang satu sekolah sama gue?" tanya Luke sambil menaikan sebelah alisnya. Lane menghela napasnya lalu mengiyakan permintaan Luke. Kemudian Luke bersorak layaknya sedang menonton pertandingan sepakbola.

Setidaknya malam itu Luke membuat Lane merasa lebih baik. Setelah menghilang––walaupun hanya dua hari––Luke rela hujan-hujanan demi bertemu Lane di rumahnya. Niat Luke yang hanya sekedar mampir dan menuliskan note sebentar lalu pulang karena ia tahu Lane pasti sudah tertidur, ternyata berbanding terbalik dengan kenyataannya. Luke malah diizinkan oleh kedua orangtua Lane untuk menginap di rumah mereka lalu Xavier yang rela bajunya dipakai oleh Luke. Ditambah lagi Lane yang sudah boleh berpacaran saat Tamara tahu kalau Luke adalah cowok yang sama yang Ia kagumi di supermarket kemarin-kemarin.

Luke belum pernah merasakan se-diterima ini di keluarga seorang perempuan sebelumnya dan Ia tentu saja merasa senang berpangkat.

Lane yang awalnya menggerutu karena Ia cemburu pada Lea, akhirnya menyetujui permintaan Luke untuk menontonnya hari Senin nanti. Lane hanya tidak tahu kalau Luke latihan sekeras ini bukan hanya semata-mata ingin tampil bagus di depan teman-teman sekolahnya. Tapi ini juga untuk Lane. Luke ingin Lane senang melihatnya bernyanyi di atas panggung nanti membawakan lagu dari penyanyi kesukaannya.

Luke ingin melihat Lane senang.

Sesederhana itu.

Walaupun alasan Luke untuk latihan keras hanyalah alasan paling klasik dan sederhana, tapi cinta Luke untuk Lane tidak sesederhana itu.

Dan detik itu juga Luke menyadari kalau Lane akan sulit dilupakan, begitu juga Lane.

Entah itu adalah fakta yang cukup bagus, atau sebaliknya.

*

Dua hari yang lalu, Luke menginap di rumah Lane secara tidak sengaja. Itu artinya, hari ini Luke dan band-nya akan tampil. Lane yang telah menyetujui permintaan Luke, datang untuk menepatinya. Ia dijemput oleh Xavier dan sekarang mereka tengah berjalan menuju lapangan dimana acara diadakan. Sepanjang perjalanan menuju lapang, beberapa siswa Granville South menatapnya dengan pandangan menilai.

Stand on the GroundWhere stories live. Discover now