14. I Love You, Husband

52.6K 2.7K 463
                                    

Alice

Aku tidak ingin ini semua terjadi begitu saja. Tanpa cinta tanpa kasih diantara kami. Tapi ini semua telah terjadi. Sekarang aku seorang Nyonya Emiliano Mebarak. Bahkan penyandangan nama belakangku sekarang sangat menakutkan untukku. Di keluarga ini, masa depan ku selanjutnya akan terjadi. Ukiran indah di masa selanjutnya bergantung padanya. Ya pada Suamiku. Banyak yang mengatakan jika ia terbaik dari yang terbaik yang diberikan Tuhan kepadaku.

Sama seperti Tania yang mengatakan padaku. Ia nampak bahagia dengan pernikahanku sekarang. Atau lebih tepatnya aku tidak jadi pergi ke Norwich dan tetap tinggal disini.

"Sudah siap?" tanya Suamiku kepadaku. Aku menganggukkan kepalaku dan melihatnya tersenyum.

"iya."

"Kamu capek?"

Wajahku memang memucat sedari tadi. Bagaimana tidak kelelahan jika ribuan undangan hadir di pesta resepsi yang diadakan langsung setelah akad nikah kami.

Aku heran siapa saja mereka. Mengapa begitu banyak. Yang ku kenal dari ribuan tamu undangan hanya Dokter Emmy, Dokter Lukas, Dokter Gaby dan Tania. Selain mereka tidak ada yang aku kenal sama sekali.

"Aku sangat lelah. Bisakah kita cepat pergi dari sini?"

"Baiklah. Lebih baik kamu tidur. Jaga kesehatanmu Alicia."

"Terima kasih."

Ku pejamkan mataku perlahan hingga akhirnya pandanganku menghitam. Aku ngantuk, lelah dan terlelap dalam mimpi yang entah ini disebut mimpi buruk atau baik.

***

Ku buka mataku karena terpaan cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar melalui celah-celah tirai Jendela. Tapi kamar siapa ini? Sepertinya aku ada di dalam sebuah rumah.

Perlahan ku usap mataku mempertajam penglihatanku. Aku mengecek seluruh tubuhku takut terjadi hal yang tidak ku inginkan. Dulu pernah ku alami hal yang membuat hidupku hancur berantakan dan kehilangan lelaki yang ku cintai.

Tapi keadaanku sekarang terbaring diatas ranjang putih dengan selimut tebal yang menghangatkan tubuhku. Bajuku?

Ah aku masih saja mengenakan pakaian adat pernikahanku. Kakiku menjuntai ke bawah dan bangkit dari ranjang ini. Aku ingin mencari seseorang yang ada di rumah ini meminta penjelasan. Tapi sebelumnya lebih baik aku mengganti pakaian pernikahan ku dengan baju lain yang ada di dalam koperku.

Cklek

Ku buka pintu kamar dan pemandangan meja makan yang penuh akan berbagai hidangan makanan yang nikmat menyambutku.

Wow, pengertian sekali yang memasak semua masakan ini. Tahu saja jika aku sedang lapar.

"Selamat pagi." suara lembut yang sudah ku kenal mengucapkan salam kepadaku. Ia membawa segelas susu untuk menjadi pelengkap makan pagi di meja makan ini, "Kemarilah. Makan yang kamu suka. Maaf jika masakannya tidak enak. Aku tidak pandai membuatnya. Jika kamu menyukai rumah ini, maka aku akan menghubungi Mama meminta bantuannya mencari Assistan Rumah Tangga untuk bekerja disini. Sehingga ia bisa masak masakan yang enak untukmu."

Ia tersenyum manis ke arahku. Aku berjalan ke arah meja makan dan duduk di seberang dirinya. Ia ingin mengambilkan piring dan Nasi untukku. Tapi segera ku cegah.

"Ah tidak. Biarkan aku yang melakukannya. Aku Istrimu. Sudah kewajibanku untuk melayanimu. Bahkan seharusnya aku juga yang memasak ini semua untukmu."

Dia kembali tersenyum dan membiarkanku mengambil Nasi di piringnya dan mengambil sepotong Ayam Goreng untuknya. Ia juga menambahkan Saus Tomat di tepi piringnya.

Not My Fault (Complete)Where stories live. Discover now