8. Wait

36.6K 2.3K 96
                                    

*Nb : Hubbie (Hunny Barbie) Bukan bahasa asing, hanya singkatan saja!

***

Alice

Dua minggu setelah kepulanganku dari rumah Nenek, kondisiku memburuk. Terkadang aku pusing, mual, muntah dan susah untuk tidur.

Rasa nyenyak yang ku rasakan hilang begitu saja ketika aku tidur.

Tapi jika Andres bersamaku menemani tidurku di malam hari rasa nyenyak disaat ku tidur begitu terasa.

Aku nyaman berada di dekatnya. Mencium aroma tubuhnya dan sesekali aku mencuri pandangan ke arahnya. Ia mengagumkan.

Suatu saat aku ingin memiliki keturunan darinya. Pasti akan sangat tampan sepertinya.

Upst.

Apa yang aku katakan barusan? Aku tidak boleh hamil atau Andres akan pergi meninggalkanku.

Tidak.

Jangan Tuhan. Jangan membuat diriku hamil.

Ngomong-ngomong soal itu, Astaga aku lupa meminum Pilku selama di rumah Nenek dan sampai hari ini.

Ya tuhan ini semua karena Andres. Dia tidak menahan dirinya dan aku juga tidak bisa menolaknya.

Pesonanya begitu kuat mengikatku. Ia juga tak mengingatkanku akan pil wajib ku itu.

Ya Tuhan jangan-jangan aku..... hamil?

Tidaaaak!

Ketakutanku akan hal itu begitu tinggi. Ku raba perutku yang datar-datar saja.

Apa disini telah ada kehidupan yang lain. Apa ada nyawa yang hidup di rahimku. Jangan. Ini tidak boleh terjadi. Aku tidak mau.

Aku tidak mau kehilangan Andres. Gelisah yang aku rasakan harus ku pastikan esok hari.

Aku akan menemui Dokter ahli kandungan untuk mencari kejelasan tentang diriku.

"Hubb, kenapa belum tidur?" tanya Andres padaku.

Ia kembali menginap di Apartemenku dan kembali membohongi kedua Orang Tuanya yang mengatakan jika dirinya ada Operasi.

Mungkin Andres merasa sedari tadi aku hanya bergelung-gelung tidak jelas di atas kasur.

Biasanya jika ada Andres, dia akan memelukku dan menidurkanku. Seperti Ibu yang sedang menidurkan anak balita.

Tapi karena aku bergelung-gelung tak jelas, jadi Andres tak memelukku.

"Gak apa-apa. Masih belum ngantuk."

"Kamu mikirin apa? Boleh aku tahu?" nada suaranya menegas.

"Tidak Andres. Aku tidak memikirkan apapun sama sekali. Sudahlah kamu tidur saja. Jangan permasalahkan ya."

"Kamu lapar ya? Kata orang kalau lapar tidak bisa tidur" tanyanya kembali. Ku gelengkan kepalaku.

"Tidak."

"Daritadi tidak terus. Ada yang kamu sembunyikan dariku?" Tiba-tiba Andres bangkit dan melihat wajahku dengan seksama.

Aku juga ikut bangkit. Mungkin ia ingin memastikan apa memang aku berbohong atau tidak, "Aliciaa?
" teriaknya memperingatkan.

Kalau sudah begini rasa takut menjalar di seluruh tubuhku.

Intimidasi yang dilakukan Andres mengalahkan operasi penggrebekan sarang narkoba yang sering aku tonton ketika di TV.

Mata Andres yang tajam sedang melotot melihatku.

"Jangan membohongiku tentang apapun. Katakan rahasia itu padaku hm." Andres meraih daguku sedikit mencengkramnya.

Not My Fault (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang