Story 4 "Wakil Osis yang Menyebalkan!"

69.6K 2K 11
                                    

   Aku benar-benar kesal!! kenapa kepala sekolah tidak berpartisipasi dulu denganku sih! Aku kan yang seharusnya memilih siapa rekan yang cocok untukku! Aku terus-terusan bergerutu.

Aku melirik kearah Haru yang hendak memberikan sambutan diatas panggung, tempat untuk berbicara.

"Selamat pagi semuanya," kata Haru dengan lantang.

"Selamat pagi juga Haru~" semua orang menjawab salam dari Haru dengan bersemangat.

Aku kesal kenapa hanya dia yang dijawab?! waktu itu saat aku memberikan sambutan mereka menjawabnya tidak semangat seperti ini... huh!!

"Saya berterima kasih karena kepala sekolah menunjuk saya sebagai wakil ketua osis, itu adalah suatu kehormatan bagi saya. Saya akan membuat sekolah ini diakui semua orang dan mohon dukungan dan kerjasamanya untuk saya terima kasih." semua murid memberikan tepuk tangan yang meriah sekali.

Aku beranjak dari kursiku sambil berlalu pergi namun saat aku akan membuka pintu..

"Matsusima Aoi!!" Haru memanggil namaku dan aku menoleh kearahnya.

"Semoga kita bisa semakin akrab ya~" katanya sambil tersenyum dan aku membuang muka karena aku tidak ingin dia melihat wajah tersipuku ini.

Kenapa aku jadi berdebar seperti ini sih?! Dia kan cuma Haru!!

Aku pun bergegas pergi, dan setelah itu masuk ke kelas sendirian. Aku menatap kearah luar jendela, terlihat langit berubah menjadi biru cerah seperti hatiku ini. Ketika sambutan itu selesai semuapun kembali ke kelas masing-masing, Rumi yang baru masuk kelas pun langsung menghampiriku.

"Aoi, kamu kok bisa kenal dengan pangeran sih?" Tanya Rumi penasaran.

"Aku juga gak tau, dia sok akrab banget sama aku, lagipula dia bukan tipeku kok. Kita ketemu tadi pagi dan dia mengajakku buat kenalan aja gak lebih." kataku sambil mengambil buku didalam tas.

"Aku fikir kalian cocok lho," goda Rumi.

"Apa? Gak mungkin, aku? Sama dia? hahaha" ujarku sambil tertawa kecil.

***


Setelah semua pelajaran selesai dan bel pulang berbunyi aku langsung bergegas pergi, namun saat aku sedang berjalan dikoridor kepala sekolah memanggilku.

"Matsusima!!"

"Iya ada apa pak kepala sekolah?" Tanyaku.

"Bisa tolong bawakan berkas-berkas yang ada diruang aula?" Pintanya.

Aku terkejut kenapa harus aku yang membawanya? Menyebalkan.

"Kenapa harus aku pak?" Tanyaku lagi.

"Bapak udah cari-cari orang, tapi pas liat semua kelas, udah pada kosong dan anak osis yang bapak liat cuma kamu. Bapak mohon ya.." aku pun langsung menganggukan kepalaku dan menuju ke ruang aula.

Mau gimana lagi kan? Aku seorang ketua osis, dan kebetulan yang tersisa disekolah ini hanya aku. Huft. Aku pun berusaha sekuat tenaga membawa berkas-berkas itu, saat aku berjalan dikoridor aku terjatuh dan semua berkas itu menjadi berantakan.

"Aaaaaa sial! mana abis ini aku pergi kerja ditempat itu lagi." kataku pelan.

Dan untungnya saat aku berkata seperti itu tidak ada yang dengar.. bisa gawat kan, apalagi kalo didengar Haru.

"Huh menyebalkan!!" Ucapku yang makin kesal sambil mengacak-acak rambutku sendiri.

Dari belakang ada tangan yang mengambil kertas itu, dan aku langsung melihat kearah orang itu.

"Haru!!" Aku pun terkejut.

"Kamu kenapa ngomong sendiri? Jangan-jangan ketua osis udah gila ya saking stressnya? Hahaha" ucap Haru sambil menertawakanku.

Karena kesal aku langsung memarahinya.

"Kamu kemana aja sih! Seharusnya wakil ketua osis itu harus selalu ada untuk membantuku tau!" Bentakku

"Ah iya maafkan aku.." sambil berkata seperti itu Haru memungut berkas-berkas dilantai dan ketika semuanya sudah rapih aku langsung membawa semuanya.

"Hei tunggu!" Panggil Haru.

"Mau apa lagi sih kamu?!" Kataku sambil memukulnya pelan.

"Aduh jangan dipukul gitu itu dong, aku cuma ingin bantu bawain separuh.. kasian kamu bawa berkas sebanyak itu pasti berat." Dia langsung mengambil setengah berkas dariku dan langsung dibawanya keruang kepala sekolah.

Ternyata dia baik juga, kemudian dia berjalan mendahuluiku.

"Tungguin dong!!" Teriakku.

Haru menghentikan langkahnya dan menengok kearahku sambil tersenyum.

"Baiklah."

Aku berjalan disampingnya, astaga jantungku berisik sekali.

"Oh iya, kamu gak mau bilang apa-apa nih setelah aku tolong?" Tanyanya.

Menyebalkan, selalu saja dia mencari-cari kesempatan untuk membuatku malu.

"Te-Terima kasih," kataku pelan.

"Iya sama-sama ketua," ucapnya sambil tersenyum.

Curang! Apa hanya aku yang berdebar-debar saat ini? Aku menunduk kan kepalaku.

"Kitakan memang harus saling bantu satu sama lain." Sambungnya.

Aku terdiam dan tanpa berkata apa-apa kami berdua melanjutkan langkah untuk membawa berkas-berkas ini ke kantor guru.

...

Setelah menaruh semua berkas itu, aku hendak pamit untuk pulang lebih dulu.

"Haru aku pulang duluan ya," ucapku.

"Hehhh kenapa buru-buru sih?" Tanyanya.

"Aku ada keperluan, lagian juga udah gak ada yang harus aku urus kan?" Tanyaku.

"Ada kok,"

"Apa?"

"Aku" ucap Haru.

Haru menatapku dalam sekali, angin berhembus dari luar jendela. Hingga membuat rambut Haru tertiup angin, kenapa dia bisa seperti ini sih padaku? Apa dia bermaksud untuk jatuh cinta padaku? Tenang tenang!!

"Haha k-kamu kan bu-bukan anak kecil lagi," ujarku dengan gugup.

Haru mendekat kearahku, sambil memegang rambutku dia berkata..

"Aku serius, soalnya aku kan masih belum mengerti apa itu osis, apa yang harus aku lakukan dan masih banyak lagi."

Ah ternyata hanya itu..

"Ah iya, besok aku kasih tau ya.." ucapku.

Saat aku melihat jam, ternyata sudah pukul 2 siang aku pasti terlambat!

"Kalo gitu, aku permisi pulang duluan ya! Sampai besok!" setelah berkata itu dengan kecepatan penuh, aku berlari dan untungnya tiba tepat waktu ditempat dimana aku berkerja.

"Maaf aku terlambat!!" kataku sambil membungkukkan badanku.

"Kemana aja sih kamu ini, udah sana cepat ganti baju. Untung aja pelangganmu itu belum datang," katanya sambil mendorong badanku kearah ruanganku.

Sambil duduk dan berkaca aku melihat wajahku yang merah seperti tomat.

"Jelas aja dia belum dateng, kan tadi dia abis bantuin aku." kataku dalam hati, lalu tersenyum.

30 menit kemudian, Tamako itu memanggilku.

"Cepat keluar ada tamu yang datang tuh," Panggilnya.

Aku langsung mempersiapkan diri dan langsung membuka pintu.

"Selamat datang Ha-" kata-kataku terhenti ternyata itu bukan Haru!

Siapa dia? Tidak! Aku tidak mau, aku diam terpaku. Aku tak bisa berkata apa-apa..
















Jangan lupa vote dan komentarnya ya^^

The Secret of CosplayWhere stories live. Discover now