Fall For You (1)

8K 505 4
                                    

"Oh Sehun, ini Luhan, calon istrimu. Dan Luhan, perkenalkan Oh Sehun, calon suamimu. Besok, kalian menikah."

Itu Tuan Oh yang agung.

'Hal yang tiba-tiba. Oke, besok kami menikah-apa?! Besok? Apa tiada lain waktu? Semua terlalu singkat dan terburu.'

Ya Tuhan, pemikiran dua anak Adam ini memanglah sama persis. Sama-sama terkejut. Calon pendamping hidupnya memiliki orientasi sama. Bayangkan jika ini pertama kalinya bertemu, dan dalam jangka kurang dari 24 jam telah dinikahkan. Di mana sebenarnya akal sehat dari kedua orangtua mereka? Mereka sesama lelaki! Mereka saling tidak setuju!

Dan mengapa untuk beberapa hal pemikiran dua pemuda ini sama?

Mungkin mereka jodoh? Tertawalah. Yang ada, mereka dijodohkan.

"Kalian harus melangsungkan pernikahan besok pagi adalah karena bisnis."

Ayah Luhan mulai angkat bicara. Sehun perlu bertepuk tangan. Tak disangka akhirnya dia masuk juga ke suatu hal dengan masalah klasik. Masalah yang ia pikir sudah sangat kuno dan sepatutnya tidak ada lagi hal-hal serupa di zaman modern.

'Lalu jelaskan bagaimana caranya rasa cinta dan sayangku tumbuh untuknya jika bisnis yang mendasari pernikahan ini. Tidak masuk akal.'

Luhan yang pertama kali membatinkannya. Membatinkan sesuatu yang bisa dia tahu jawabannya seiring berjalannya waktu. Waktu yang pastinya sulit dan sangat panjang.

"Nah, istirahat yang cukup. Semuanya telah kami persiapkan. Kalian yang perlu menyiapkan diri untuk besok."

"Hm, ya, betul. Sekarang, Luhan, masuk ke kamar Sehun. Mama sengaja membawa seluruh barangmu ke dalam koper dan kotak kotak itu semua."

Ibunya menunjuk dengan dagu beberapa kotak dan sebuah koper di sudut ruangan. Tapi Luhan sama sekali tidak tertarik hanya untuk meliriknya saja. Dan untuk alasan yang tidak diketahuinya, Sehun lah yang justru melirik barang-barang tersebut. Luhan tahu bahwa hal itu sangat tidak penting.

"Ya, ya. Lakukanlah apa saja yang menurut kalian 'menyenangkan'. Asal jangan melalaikan istirahat kalian. Mengerti?"

Dua wanita paruh baya itu saling menyahut. Berkata dengan senyum bahagia di mulut mereka. Tidak peduli bagaimana perasaan anak sendiri yang tengah bergelut dengan pemikirannya masing-masing. Luhan hanya bisa terdiam, menolak dalam keheningan. Kepalanya tertunduk, sesekali mengambil lirikan tajam ke arah lelaki berkulit pucat yang terlihat cuek tersebut. Dia sebenarnya tampan, bagaimana tiap pahatan yang tercipta di wajahnya begitu mempesona.

Tidak bisa dipercaya lelaki itu akan menjadi suaminya kelak.

Tanpa sedikit pun protes ataupun penolakan yang berarti, hanya membuat kedua pasang orangtua mereka tersenyum semangat. Sebelum Nyonya Oh yang mengenakan lipstick merah menyala, sadar. "Ayo, cepat masuk! Tunggu apa lagi?"

Lagi-lagi tuntutan.

Dari warna lipstick yang ibu Sehun pakai saja telah menjelaskan banyak atas sifatnya.

Pemaksa.

Luhan jelas tidak menyukainya. Terlebih Sehun. Meskipun itu ibunya sendiri, tetap saja siapapun tidak ingin didorong kesana-kemari dengan paksaan. Luhan melirik ibunya penuh permintaan tolong supaya ia bisa pergi dari situasi ini, namun wanita itu tersenyum hangat dan malah memberinya persetujuan dengan mengangguk kecil.

Sebelum seluruh isi dalam perutnya membludak, Sehun bergegas mendekat ke arah Luhan dan menarik tangannya. Tanpa alasan yang jelas, jantung Luhan berdebar cepat. Begitu cepat dan tak terkendali saat Sehun ternyata membawa dirinya ke dalam kamarnya.

Fall For YouWhere stories live. Discover now