Juara 10 - Happy Birthday my Lovely Husband by Widya Safira W.

Začít od začátku
                                    

Uhh so sweet-nya Sean. Aku jadi tidak tega kalau besok harus berakting jahat padanya. Namun mau bagimana lagi, tidak ada cara lain untuk mengerjainya. Hihi.

"Ya sudah ayo masuk, sekalian kamu mandi dulu terus makan malam ya," suruh ku.

"Mandikan aku," ucap Sean dengan suara.. err manja menurutku.

"Tidak bisa Sean, nanti anak-anak pasti telat makan malam gara-gara kita. Sudah sana mandi atau kau tidak boleh tidur denganku malam ini," ancamku kepada Sean.

Sean pun cemberut. Uhh gemasnya kalau dia lagi cemberut begitu. Tapi mau bagaimana lagi, kalau dituruti akan kupastikan anak-anak telat makan karena akibat ulah mesum suamiku ini.

Tiga puluh menit kemudian, kami semua pun makan malam bersama dengan suasana sepi dan tenang. Sean? Dia masih cemberut, hahahaha lucu sekali.

Setelah makan malam, kita semua berkumpul di ruang keluarga. Tentunya Sean masih kesal karena kutolak tadi. Dia masih diam enggan untuk berbicara, huft susah sekali punya suami yang super duper manja begini.

Tidak terasa jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Aku dan Sean pun menuju kamar walaupun dia berjalan mendahului ku. Ckc! Dia beneran marah, ya Tuhan mimpi apa aku semalam sampai Sean jadi manja seperti ini. Apa dia sedang mengalami masa puber kedua?

Aku lalu membuka pintu kamar kami. Kulihat sean tidur membelakangi ku, aku pun menghampiri sean dan tidur di sebelahnya. Aku berinisiatif untuk memeluk Sean dari belakang.

"Sean," panggilku tapi tak ada jawaban darinya, dia benar-benar marah.

"Sweetheart maafkan aku, aku hanya kasihan kepada mereka kalau telat makan malam seperti waktu itu," ucapku sambil memeluk tubuh kekar Sean dengan erat.

"Aku tahu kamu pura-pura tidur, please Sean maafkan aku. Aku janji besok aku kasih."

Sean pun berbalik badan menghadap ke arahku, "Baiklah honey aku maafkan, tapi janji ya! Sungguh aku harus menahan hasrat kalau didekatmu sayang. Habisnya tubuhmu sangat menggoda dimataku," ucap Sean sambil menyeringai. Mesum sekali suamiku ini.

"Yayaya janji pak tua mesum!" ujarku sembari meledek Sean. Sean pun melotot mendengar panggilan yang ku beri.

"Apa yang kau bilang sayang?!" tanya Sean geram sambil mencubit pipiku.

"Pak tua mesum. Memangnya ada masalah dengan panggilan itu? Memang cocok kok dengan sifat mesummu itu," ucapku polos.

"Mesum begini tetap suamimu yang tersayangkan hmm?" ledek Sean.

Menyebalkan sekali dia. "Iya terserah kamu. Sudahlah aku ingin tidur. Malas berdebat denganmu," kataku pasrah.

Aku pun tidur dengan pelukan hangat dari Sean. Aku harus memperoleh staminaku supaya besok aktingku seperti nyata.

Ku kecup mesra bibir Sean, "Have a nice dream my husband, Sean."

*****

Aku membuka mataku, kulihat jam menunjukan jam 05.00 subuh. Aku sengaja bangun pagi-pagi untuk menyusun semua strategi untuk hari ini.

Aku menuju ke kamar anak-anak dan membangunkan mereka satu per satu. Lalu aku mengajak mereka semua berkumpul di kamar Melvin.

"Kelvin, Deira, Melvin. Jangan tidur lagi sayang!" Aku mencubit pipi mereka karena mereka hendak berguling lagi.

"Ayo bangun, kita susun semua strategi kita!" ucapku bersemangat.

"Baiklah Ma," kata mereka serempak sembari mengucek-ngucek mata mereka.

MINE [TAMAT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat