Juara 9 - Heaven of Culinary by FilipiPhoebe

226K 6.7K 129
                                    

HAPPY READING^^ Di part ini kalian diajakin bareng oleh author filipiphoebe untuk berkuliner di Jalan Sabang, Jakarta wkwkw Plot waktunya pas Sean dan Tika di Indonesia, habis sequl Sean jadi stalker itu loh. bisa jadi ini lanjutannya. hehe jangan lupa brikan vote dan comments ya! Wajib

***

Tika's POV

"Sayang, kamu kenapa, sih?" Tanya Sean padaku dengan raut wajah bingung. Kami sedang berada di restoran hotel tempat aku menginap selama di Indonesia ini. Sean membawakanku sepiring makanan penuh namun tidak kuubris dari tadi.

Jadi ceritanya, aku sedang ngidam makan makanan kaki lima. Tapi, Sean menolak dengan alasan tidak hygiene. Aku sudah berusaha merayunya hingga titik darah penghabisan, tapi Sean tetap keuhkeuh sama pendiriannya.

Duh, sebel sekali aku, dia kira makanan hotel atau resto seperti ini saja yang bisa enak. Dia belum tahu bumbu rahasia pedangan kaki lima itu, dijamin bikin nagih!

Sean duduk di sampingku, dia mulai menusuk sosis panggang yang diambilnya lalu menyodorkannya padaku "Ayolah, sayang. Kau sudah tidak makan dari kemarin malam, masa pagi ini tidak mau makan lagi? Kamu tidak lapar?" Tanyanya lembut namun aku malah membuang muka. Selain untuk memberitahukannya bahwa aku masih mogok makan, aku juga tidak mau tergoda oleh aroma sosis itu. Nanti adanya, hancur aktingku dari kemarin, hehe.

Aku mengira, Sean akan merayuku lagi untuk makan. Ternyata dia malah menarik kembali tangannya dan menyuapkan sosis itu ke mulutnya. Uh, Sean gak peka!

"Baiklah, baiklah! Biar kamu senang, sehabis ini kita pergi makan diluar. Terserah kamu mau makan dimana" ucapnya pasrah.

Aku segera membalikkan tubuhku menghadapnya, kuyakin wajahku sekarang seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru "Benarkah, Sean?" Tanyaku tidak percaya.

Sean hanya memutar bola matanya, lalu mencubit pipiku gemas "Iya, sayang.." jawabnya.

"Tanpa pengecualian?" Tanyaku memastikan

"Hanya dengan 2 syarat : pertama, kau harus makan dulu walau sedikit. Kedua, kau tidak boleh jauh-jauh dariku" jawabnya tegas.

Aku menggangguk penuh semangat, yes! Kalo syaratnya cuman itu, sih. Gampang.

"Thankyou, Sean! Duh, I love you so much!" Ucapku senang lalu refleks mencium pipinya. Sean tampak terkejut melihat reaksiku, senyum jahilnya mulai terpasang diwajahnya.

"Kau tahu, Tika? Kau tampak begitu menggoda ketika bertingkah seperti anak kecil kegirangan seperti itu" komentarnya, sambil merangkulku erat.

Eit, warning. Sirine tanda bahaya di kepalaku mulai berbunyi "Eh, Sean. Aku mau ambil salad kentangnya dulu, ya. Kan, janjiku harus makan dulu." Ucapku sambil melepaskan rangkulannya lalu cepat-cepat ngibrit ke konter salad, kalau tidak sigap, bisa-bisa aku digotong Sean langsung ke kamar, dan adanya kami tidak jadi pergi cari makan nanti.

Untung aku peka, gak kaya Sean, hehe.

***

Pukul 15.00 WIB, aku telah siap untuk pergi. Aku mengenakan kaos berkerah lengan pendek berwarna biru dongker, celana jeans hitam, flatshoes berwarna senada dengan kaosku, serta tas jinjing-selempang berwarna hitam Kate Spade pemberian Sean.

Rambutku yang biasa ku gerai, sekarang kukuncir ala ponytail rapi, karena aku tahu Jakarta itu panas, dan aku tidak mau rambutku lepek dan kusut terkena angin.

Kupoles wajahku sedikit dengan riasan tipis, hanya bb cream, bedak, serta sedikit sapuan lipgloss merah muda dan sedikit blush-on.

Kudengar suara pintu kamarku diketuk, ya, kamarku dan Sean hanya berbeda 2 pintu. Dia ternyata memesan kamar untuk mengawasiku beberapa hari lalu, saat kukira hanya aku sendiri yang ke Indonesia. Dasar, Sean stalker! Namun, sering juga, sih dia kekamarku waktu malam. Katanya, gak enak tidur tanpa guling pribadinya. Ada-ada saja, namun, aku juga senang, sih. Eh?

MINE [TAMAT]Where stories live. Discover now