Mungkin sang Ibu tak ingin Deval cepat-cepat menikah dan pergi meninggalkannya.

"Dari kecil, Ibu tak pernah mengijinkanku untuk mendekati perempuan."

"Kenapa?" tanya Alice.

"Mungkin beliau ingin perhatianku tak terbelah antara gadis yang dekat denganku dan dirinya."

"Bisa juga sih." gumam Alice.

"Jadi? Aku boleh berteman dengan kalian?"

"Em tentu Dokter Deval."

"Senang mendengarnya. Mulai sekarang kita teman. Dan jangan ada embel-embel Dokter saat kita berada di luar jam kerja. Oke?" Tania dan Alice mengangguk bersamaan.

***

Lelah.

Ya satu kata itulah yang membuat tubuh Alice ingin pingsan. Ia mulai meraba dinding-dinding di seluruh ruangan di rumah sakit menyusurinya hingga menuju loby.

Tapi entah mengapa pandangannya mengabur dan akhirnya tubuhnya jatuh ke belakang.

Bruuk.

"Heii, Alicia. Bangun! Aliciaaa." Deval menepuk-nepuk pipi Alice. Lelaki itu menggapai tubuh Alice dan memeluknya erat.

"Suster....Suster. Tolong saya."

Beberapa Suster menghampiri Deval dan membantunya membawa Alice menuju ruang perawatan.

Entahlah mengapa Deval sangat menyukai gadis yang sedang berbaring di depannya saat ini.

Pertemuan pertama mereka ketika Dokter Lukas menginginkan mereka bekerja sama membantunya untuk memberikan sosialisasi di Desa-Desa kecil yang jauh dari jangkauan pemerintah.

Sebenarnya dari awal Deval ingin melakukan pendekatan diri tapi gadis itu selalu menutup dirinya hingga rasanya tak ada lelaki yang boleh masuk ke dalam hatinya.

"Dokter, ada Dokter Emiliano diluar. Beliau ingin bertemu Dokter." ujar sang suster.

"Ada urusan apa?"

"Entahlah."

"Baiklah. Saya akan menemuinya."

Deval mengikuti langkah sang Suster menunjukkan dimana Andres berdiri menunggunya.

"Dokter Andres? Ada keperluan apa?"

"Emm, Dokter Lukas mencari Dokter. Beliau ingin mendiskusikan sesuatu."

"Benarkah begitu?" Andres menganggukkan kepalanya pelan.

Deval pun mau tak mau akhirnya pergi juga menuju ruangan Dokter Lukas.

Sedangkan Andres sendiri menggunakan kesempatan ini untuk masuk ke dalam ruang perawatan Alice. Ia bergegas masuk dan duduk di samping Alice.

"Alicia, ini aku Andres. Buka mata kamu." Andres menepuk pelan pipi Alice hingga membuat gadis itu pun terbangun.

"An..dres?" Alice memicingkan matanya melihat Andres dengan raut wajah kekhawatirannya duduk di samping Alice.

"Iya. Aku Andres. Kamu sakit? Kamu tiba-tiba pingsan. Deval yang membawamu kesini."

"Aku kenapa?"

"Sepertinya kamu demam karena kehujanan kemarin. Kamu mau pulang atau bagaimana?" Andres menjulurkan tangannya meraih wajah Alice.

Tubuhnya merunduk dan sedetik kemudian ia mendaratkan sebuah kecupan di dahi Alice.

"Andres....aku?"

Not My Fault (Complete)Where stories live. Discover now