Sequel lanjutan: Aku padamu, Sean! (versi dua)

Magsimula sa umpisa
                                    

"Pria itu menyelamatkanku dari rasa malu dan rasa sakit yang mungkin akan aku alami jika saja dia tidak menolongku tadi. Yang aku harap kau ada disana dan berada di posisinya, namun nyatanya bukan kau. Dan jika kau menganggapku pembohong, itu terserah. Bagiku aku lebih baik mati dengan kejujuran dari pada harus mati dengan kebohongan di atas kepercayaanmu Sean. Aku pergi dulu"

Setetes air mata yang sedari tadi aku tahan untuk menjaga harga diriku di depannya akhirnya jatuh juga, aku berlari masuk ke dalam rumah dan sebuah bayangan hitam melintas di depanku.

***

Author POV

Tika yang sedang berlari dengan berurai air mata tiba-tiba pingsan di ruang makan tempat anak-anak mereka berada.

"Mamaaaa" teriak Kelvin, Melvin dan Deira berbarengan. Kelvin langsung berlari menuju tempat Tika terbaring lemas di lantai. Begitu pula dengan Melvin, Deira dan beberapa pelayan rumah yang ada disana.

Teriakan mereka sukses membuat Sean yang masih termenung di taman belakang berlari masuk ke dalam rumah. Tidak disangka-sangka wajah Sean yang tadinya Marah, sangar dan kecewa berubah menjadi rasa bersalah, cemas dan takut.

"Papa tolong mama" ucap Deira dengan uraian air mata sambil menggoncang kaki Sean yang sedang menggendong Tika.

"Iya sayang, ayo kita ke rumah sakit" ajak Sean kepada ketiga anak kembarnya dan mendapat anggukan khawatir dari ketiganya.

"Siapkan mobil" perintah Sean kepada pelayan yang masih melihat mereka disana. Semuanya pun langsung berlari menuju garasi.

***

Sean berjalan mondar-mandir di depan pintu IGD tempat Tika ditangani oleh dokter-dokter kepercayaan Sean. Sementara Kelvin, Melvin dan Deira duduk sambil memperhatikan Sean yang tidak berhenti berjalan.

"Papa jangan jalan terus, Melvin pusing lihatnya" ucap Melvin yang refleks membuat Sean berhenti sejenak dan bersimpuh di depan ketiga anak kembarnya itu.

"Kita doakan semoga mama baik-baik saja ya" Sean mengusap kepala ketiga anaknya yang memasang raut wajah nyaris sama dengannya.

Tidak lama seorang dokter datang dengan raut wajah tegang. Refleks Sean mendekat dan disusul oleh ketiga anaknya.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?" Tanya Sean was-was.

"Bisa anda ke ruangan saya?"

"Ya" jawab Sean mantap.

Sean pun menyuruh pengasuh anaknya yang sengaja dibawa untuk menjaga Kelvin, Melvin dan Deira.

Begitu sampai di ruangan dokter tersebut, Sean langsung bertanya to the point.

"Jadi apa yang terjadi?"

"Maaf pak, namun kami menemukan kista di rahim istri bapak dan harus segera di angkat. Jika dibiarkan lama-lama bisa menjadi kanker"

Sean melotot mendengar kabar itu, selama ini dia tau kalau istrinya selalu makan-makanan yang sehat, baik saat dia menstruasi maupun tidak. Namun kenapa sekarang malah terkena penyakit seperti itu.

"Operasi segera!"

***

Setelah di operasi selama 5 jam, Tika akhirnya dipindahkan ke ruangan perawatan. Hari sudah memasuki tengah malam, hanya ada Sean di ruangan itu.

Setelah di operasi selama 5 jam, Tika akhirnya dipindahkan ke ruangan perawatan. Hari sudah memasuki tengah malam, hanya ada Sean di ruangan itu. Sedangkan anak-anak mereka sudah pulang kerumah sedari tadi karena besok akan masuk ke sekolah baru.

MINE [TAMAT]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon