SEQUEL - The Couple Goals

Start from the beginning
                                    

Aku mendengar langkah kaki mungil mendekat ke arah tempat tidur. Lambat laun aroma tubuhnya yang semerbak vanilla bercampur lavender itu langsung menusuk hidungku. Tika semakin mendekat dan saat ini ia duduk dipinggiran tempat tidur, tepat disampingku berbaring.

"Sean.. Sean.." ucapnya pelan sambil menggoyangkan lenganku.

Honey, kenapa kau jarang sekali memanggilku dengan sebutan sayang? Apa kau tidak mencintaiku?

"Ya ampun," kata Tika lagi. Dia membalikkan tubuhku dengan susah payah supaya aku terlentang. Sedangkan aku masih pura-pura tidur. Anehnya, istriku itu tidak sadar kalau aku hanya akting.

"Sean, wake up." Dia memegang daguku. Nafas hangatnya perlahan mulai menyapu seluruh permukaan wajahku. Ternyata, Tika mendekatkan wajahnya. Astaga, tahan Sean. Tahan, jangan lumat dulu bibirnya! Teruslah berakting! Batinku.

"Bangun sean bangun.." Aku tersentak pelan saat mendengar bisikan dengan suara sangat kecil di depan telingaku. Aku ingin sekali tertawa, karena istriku itu mulai membisikkan kalimat-kalimat lucu. Tetapi aku terus saja berpura-pura tidur.

"Suamiku kebo ternyata." ucap Tika pelan. Aku rasa dia sedang menggaruk kepalanya.

"Aha!"

Tiba-tiba Tika menyebutkan kata keramat itu saat ia mulai ada ide. Apa lagi idenya kali ini?

Spontan aku ingin bangun saat Tika mulai berani mencium bibirku. Dia mengecup bibirku beberapa kali sampai dia mengemutnya lembut. God! Aku tidak bisa berakting lagi kalau dia sudah seperti ini. Perlu diketahui, inilah salah satu kelemahanku. Ciumannya.

Aku ingin membalas tetapi saat itu juga aku merasa kehilangan. Tika melepaskan bibir ranumnya dan berjalan menjauhiku. Kenapa!?

Aku sedikit mengintip, dia berjalan menuju meja rias dan mengambil ponselnya lagi. Lalu dia menghampiriku dengan langkah gembira. Secepat kilat aku menutup mataku lagi dan kembali berakting.

"Hemmm, aku kan tidak berat. Jadi tidak apa-apalah ya." ucap Tika kemudian. Aku bingung, dia mau apa?

Tak beberapa lama, aku merasakan seseorang menindih tubuhku. Tubuh mungil dan pas untuk dipeluk ini ialah tubuh istriku. Sial, apa dia mau memancing birahiku? Ya, kau berhasil sayang. Sangat berhasil.

Tika duduk di atas perutku. Perlu diketahui, baru kali pertama dia begini.

Klik

Bunyi kamera terdengar. Rupanya ia membidik fotoku saat aku tertidur. Ya Tuhan, perlakuan kecil darinya itu mampu membuat hatiku nyaman. Ternyata dia juga suka mengambil fotoku diam-diam. Pantas saja Tika sering marah kalau aku memeriksa galeri ponselnya.

Tika bergumam kecil tetapi aku masih bisa mendengarnya, "This is my handsome husband! He's not wake up already but he'is damn sexy, isn't he? Haha, how lucky i am!" ucapnya.

Saat itu juga, hatiku terasa seperti ditaman bunga. Terasa sangat segar dan nyaman. Ya Tuhan, entah bagaimana aku mengekspresikan perasaanku sekarang. Yang jelas, aku sangat bahagia.

Entah kenapa aku melanjutkan akting pura-pura tidurku. Aku masih ingin tahu apa lagi yang akan Tika lakukan nanti.

Dia perlahan bergerak dan sekarang ia sudah merebahkan tubuhnya di atas tubuhku. Aku juga merasakan kedua tangannya yang berada di samping kepalaku. Nafas hangatnya terus menerpa wajahku, harum lavender dan vanilla pun bersatu.

Aku terkejut saat istriku itu kembali mengecup bibirku. Tetapi aku terus saja berusaha supaya tidak bangun.

"Kenapa ya kita dulu dipertemukan dengan cara yang tak biasa? Hemm, coba saja kita bertemu di cafe atau mall terus tabrakan tidak sengaja, atau bertemu dijalan saat kau melihatku dihalte busway. Atau bisa jadi kita dijodohkan tak sengaja oleh orang tua. Pasti aku sangat mudah mencintaimu dulu Sean.." ucapnya pelan. Dia mengelus pipiku lembut penuh kasih sayang.

Ya Tuhan, tolong kuatkanlah imanku. Sebentar lagi. Sebentar saja.

"Maaf ya dulu aku perlu waktu untuk mencintaimu. Jangan salahkan aku, kau juga salah! Kau kasar dan arogan, bahkan kau pernah mencambukku."

Maafkan aku, sayang. Dulu aku memang bodoh. Tetapi sekarang, aku berjanji seumur hidupku tak akan pernah menyakitimu lagi, baik dari segi fisik atau rohani. Tidak akan. Im promise.

Tika menghela nafasnya, lalu dia memeluk leherku pelan dan menempatkan kepalanya itu bawah daguku.

"Tetapi tidak apa-apa. Anggap itu pengalaman pribadi buatku. Lagipula itu kejadian langka yang jarang di alami orang-orang kan? Hehe aku hebat dong?" ucap Tika dengan bicara bahasa Indonesia. Aku mengerti sekarang bahasa itu.

Tika melepaskan pelukannya dan setelah itu dia memegang pipi kanan kiriku menggunakan tangannya.

"Maafkan aku ya sudah lama membuatmu menunggu," Tika berhenti sejenak setelah itu dia mencium bibirku lembut.

"Aku mencintaimu sayang." Tika mencium bibirku penuh cinta dan saat itu juga mataku terbuka serta tanganku bergerak sendiri untuk memeluk tubuhnya.

Tika tersentak dan buru-buru melepaskan bibirnya. Tetapi dia kalah cepat karena aku menarik tengkuknya dan melumat habis bibirnya itu.

"Se..sean.. Mmphh!" ucapnya protes. Tetapi mungkin karena ia kelelahan dia mulai membalas bibirku dan kami pun berciuman mesra.

Tak beberapa lama kemudian, aku melepaskan bibirnya yang sudah merah membengkak karena ulahku.

"Aku juga mencintaimu sayang. Terima kasih." ucapku pelan. Tika membelalakkan matanya dan mulutnya terbuka. Dia seperti syok.

"Sean, jadi dari tadi kau..."

Aku mengangguk saja.

"Astaga!!" Tika memukul dadaku pelan. Setelah itu dia membenamkan kepalanya disana. Aku rasa dia sudah seperti kepiting rebus sekarang. Lucunya istriku.

"Sayang?" panggiku saat Tika mulai menegakkan kepalanya dan terlihat dia cemberut hebat.

"Lepaskan aku!" ucapnya sinis sambil menggerakan tubuhnya. Aku memeluknya lebih erat. Tidak, aku tidak mau kalau ia sampai meninggalkan aku lagi seperti dulu.

"Aku tidak mau!" balasku sengit.

"Lepaskan aku Sean!!" bentaknya. Aku tercekat. Tika menghentakkan tanganku dan kemudian ia terlepas. Dia turun dari tubuhku sambil membawa ponselnya.

"Sayang, please jangan marah. Aku hanya..." ucapanku terpotong karena Tika menarik jari kelingkingku dan menyuruh aku beranjak dari termpat tidur. Aku bingung tetapi aku menurut saja.

Tika menuntunku berjalan ke depan cermin lalu menarik kedua tanganku untuk melingkar ke pundaknya. Dengan senang hati kulakukan.

"Sayang?" tanyaku bingung.

"Menunduk sedikit Sean. Kau terlalu tinggi," protesnya. Aku tertawa pelan, istriku itu tidak cemberut lagi. Wajahnya kembali riang.
"Aku mau ambil foto kita, seperti di instagram ituloh. Ayo Sean, berpose!" ucapnya semangat.

Aku tersenyum lepas melihat tingkah lucunya itu. Astaga, betapa beruntungnya aku mendapatkan wanita seperti ini.

Saat Tika mengambil foto kami, aku tidak melihat kamera. Aku hanya mencium rambutnya dan menghisap aromanya yang terasa memabukkan.

"Aku mencintaimu sayang," bisikku pelan di telinganya. Aku melirik dari arah kaca, Tika tersenyum sangat manis setelah aku menyatakan perasaanku itu. Cantik.. Dia sangat cantik.

"Saranghae, Sean.."







End zzz ~~~








Gimana hayo! Wkwk ini salah satu contoh sequel loh dariku :) langsung end :) wkw untuk even give away, kok baru dikit ya yang berpartisipasi :( hiks.. Maybe waktunya msih lama kali ya.. Wkwkwkwk ya udah semangat aja..

So how bout you about this sequel! Haha

MINE [TAMAT]Where stories live. Discover now