B'T X - Sebait Epilog Untuknya

313 30 25
                                    

Sebait Epilog Untuknya

Base : B'T X by Kurumada Masami
POV (Point Of View): POV 1 Max
Central Character : Hokuto dan B'T Max
Time Line :B'T X manga Vol 16 - ending scene
Chalengge : Non Human Character with Dialog /Infantrum/topic/7410482/1/
Genre : Hurt/Comfort/Angst

==========;==========

Bulan pun berkabung dalam selimut kegelapan
Bunga yang bermekaran tergolek tanpa daya
Dalam napas yang tersusun satu-satu
Dalam asa yang terjalin dalam waktu

Intro

The story takes place in an era in which robots and B'T are usual and common things. The mighty machine B'T is Brain... Blood, Body, Brave and Battler! These form a super robotic figure. B'T swears to obey his donor for its energy source is human's blood.

Story

"Entahlah. Aku juga tidak mengerti." Tuan Hokuto menggeleng perlahan.

Ya ... aku pun tak mengerti mengapa kami bisa terlempar ke tempat antah berantah ini. Bukankah seharusnya stratosfer sudah mengubah kami menjadi serpihan debu--dan menerbangkannya ke segala penjuru--kala berusaha menembusnya tanpa pertahanan sama sekali? Namun kami justru berada di sebuah ladang bunga warna-warni dengan aroma yang sangat menenangkan hati. Kelopak bunganya begitu berkilauan. Indah sekali. Seolah kami berada dalam lautan berlian yang menyilaukan.

"Apa kau tahu ini ada di mana, Max?" Nada suaranya terdengar begitu lemah. Ia bersandar pada taring pelindung kepalaku. Rambut coklat panjangnya terkulai menyisir bumi. Darah segar itu masih mengalir dari pertarungan terakhir kami dengan B'T Rafaelo.

"Maafkan saya, Tuan Hokuto. Saya tidak bisa mengetahui posisi kita sekarang. Semua radar juga sistem pemindai telah rusak." Aku menjawab lirih. Perasaanku kini serapuh kelopak bunga yang siap terhempas diterpa angin.

"Hey, ini bukan salah siapa-siapa." Tuan Hokuto membelai moncongku lembut. Ia pun tampak tenang menatap langit malam yang penuh dengan gemerlap bintang. Bulan sabit keemasan seolah tersenyum untuknya. Bunga-bunga liar yang tumbuh di sekitar kami membuat sosoknya terlihat semakin sendu. Sesekali beberapa kelopak bunga lepas dan melayang dibelai sepoi angin malam. Kilauannya menerangi padang bunga ajaib ini.

"Seandainya bunga-bunga ini adalah Evil Flower, Tuan pasti akan...." Aku tak sanggup lagi melanjutkannya karena aku tahu itu sekedar asa yang semu.

"Kekuatan penyembuh Evil Flower tidak akan berguna bagi penyakitku." Ia tertawa kecil sebelum kemudian terbatuk dan memuntahkan darah hitam kental ke telapak tangan kirinya.

"Tuan Hokuto, Anda tidak apa-apa?" bisa kurasakan ketidakberdayaan menyeretku dalam perasaan bersalah. Aku ingin sekali mendekapnya dalam tubuhku seperti biasa. Memeriksa dan menyuntikkan injeksi penghilang rasa sakit atas leukemia stadium empat yang dideritanya sejak kecil. Namun serangan terakhir Rafaelo yang kuterima meluluhlantakkan segalanya. Tiada ada lagi peralatan pengobatan canggih yang selama ini menyokong hidupnya.

Mengapa disaat-saat seperti ini, justru tubuh genbu raksasaku tidak berguna sama sekali. Bukankah aku adalah B'T dengan pertahanan paling kuat? Juga B'T tipe penyembuh paling handal di Area? Namun, yang tersisa dari ledakan besar setelah menyerang B'T Rafaelo hanyalah seonggok kepala yang berfungsi sebagai scrable cruiser untuk membawanya pergi. Seonggok besi yang sama sekali tak berguna baginya. Air mataku menetes.

"Hey, jangan menangis." Ia menyeka air mataku. Bisa kurasakan hangat tangannya membelai wajahku penuh kasih.

"Maaf...." Hanya itu yang bisa kukatakan.

Unseen Heart x Derita Fandom PinggiranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang