Melodies 1: "Angel"

26.6K 1.8K 92
                                    

Saat itu tahun pertamaku masuk ke Universitas. Sore hari, dimana langit berwarna merah muda bercampur jingga dan biru, indah bukan? Ini adalah hari keduaku menjadi mahasiswi resmi di Korea University, Kampus yang dulunya bernama Bosung College ini tercatat menduduki peringkat ke 21 berdasarkan survei dari QS World University Ranking, dan urutan terbaik ke-3 di Korea Selatan. Jadi wajar saja jika kampus ini menjadi kampus favorit yang banyak diincar oleh pelajar lokal maupun internasional.

Terlebih lagi prospek kelulusannya pun terjamin. Dikampus ini hampir semua program studi merupakan unggulan. Namun, yang paling unggul adalah program study Business dengan tingkat selektivitas yang mencapai 4.42% dari total peminat yang bisa mencapai lebih dari 6.000 orang. Dan, ya program study itulah yang aku ambil. Kenapa harus di Korea? Kenapa harus KU? Selain arsitektur bangunannya yang keren, dengan program kuliah yang canggih dan menarik, tidak bisa dipungkiri sebenarnya kedatanganku ke sini memang dengan sedikit terpaksa setelah ditolak Universitas ternama di negara-negara yang lebih sudah maju tentunya. Not bad, bahkan beruntung akhirnya bisa diterima dan mendapatkan beasiswa. I am not smart girl, just blessed.

Kenapa tidak kuliah di Indonesia? Bukan berarti tidak bagus, tapi memang sudah rencanaku semenjak Sekolah Menengah Atas. Mimpiku kuliah di luar Negri. Dan yang paling penting, pengalaman bergaul di luar Negri pasti akan berbeda jauh dengan di Negri sendiri, dari budaya, bahasa dan tentunya teknologi.

Keberuntungan tidak akan pernah datang tanpa perjuangan. Jangan banyak berharap, tapi memperbanyak usaha dan kerja keras. Seperti itulah usahaku selama ini. Terlihat mudah namun aku memang tak pernah memperlihatkan kesulitanku pada siapapun, termasuk pada kedua orang tuaku.

Sore itu angin berhembus sangat kencang hinga menerbangkan rambut panjangku kesana kemari. Terlalu banyak ruangan yang perlu dihafalkan karena gedung kampus yang cukup besar, sampai-sampai aku harus menyalin peta dengan bahasa Indonesia di kertas berukuran A4 yang saat ini sedang aku pegang. Oh tentu ada peta berbahasa Inggris, tapi itu terlalu lengkap hingga aku membuat salinannya dengan menghilangkan beberapa bagian.

Aku tak pernah melihat sebuah lapangan yang sungguh besar dalam lingkungan kampus selama di Jakarta, meskipun aku lahir di Bandung, Ayah memboyong keluarga besar kami sejak aku berusia 5 tahun ke Jakarta, tepatnya di Jakarta Timur kawasan yang masih banyak persawahan, lapangan bertanah yang luas, dan para tentara yang berlarian di pagi hari. Dengan yamaha rx king keluaran tahun 1983 si jago merepet dan raja kebul dengan suara brisiknya memekakkan telinga orang di dekatnya, ayah biasa mengantar aku dan saudaraku untuk bersekolah semasa sekolah dasar. Aku duduk didepan, di tangki bensin­−tempat paling asik untuk melihat pemandangan dibandingkan duduk dibelakang dan terhalang pundak Ayah.

"RUN RUN!!!" teriakkan kencang itu seolah mengalihkan kenangan lamaku untuk sekedar menoleh ke asal suara.

Didepan gedung kampus, terdapat taman-taman berumput hijau yang biasa diduduki oleh para mahasiswa, bukan sekedar berkumpul, melainkan membahas banyak hal. Dan kali ini aku melihat sekumpulan pria dengan baju putih bertuliskan KOREA UNIV berwarna merah sedang melambaikan tangan berteriak ke arah dibelakangku.

Duk!

"Sorry!"  seorang pria yang entah aku tak memperhatikan wajahnya berlarian dari belakangku menuju sekumpulan pria lainnya. Ia tak sengaja menabrakku sedikit dan membalas maaf. Kini ia mengambil ancang-ancang tepat didepan ku sembari mengambil satu minuman dari dalam plastik.

Ia tak terlalu tinggi, namun badannya cukup terlihat berotot. Teman lainnya yang asik duduk kini tiba-tiba saja berdiri, mengambil sebuah sarung tangan−yang aku tidak tau namanya apa, tapi aku pernah melihatnya di permainan baseball− dan bersiap menerima minuman itu seolah sedang berada dilapangan dalam pertandingan.

MelodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang