12. Damien Skylar

Start from the beginning
                                    

Sekejap mata, Carla segera menghampiri tuannya yang terdengar kesal. Ia berdiri di hadapan Albert dengan gemetar.

“Ada… hmmm… ada yang memaksa masuk ke dalam rumah, Tuan.” Jawabnya segan. Albert masih belum berkomentar seolah menunggu penjelasan Carla lebih lanjut. “Dia bilang ingin ikut makan dengan gaya yang sungguh tidak pantas dan tidak sopan. Sepertinya dia anak berandal, aku tak pernah melihatnya sebelumnya berada di rumah ini.” Lanjutnya.

“Beri saja dia sepiring, lalu setelahnya suruh pergi.” Jawab Albert dingin, sementara yang lain masih kebingungan tentang apa yang sedang terjadi.

Carla mengangguk kepada tuannya lalu memutar tumitnya untuk kembali. Tapi rasanya wajah Carla terbentur dengan dada seorang yang sedang berdiri di hadapannya. Seketika mata Carla melotot dan hendak mengusir pemuda itu jauh-jauh dari hadapannya.

Tapi…

“Tuan Muda Skylar?”

Ucapan Thomas dan Albert secara bersamaan. Michael dan Makayla terhenyak di tempat menyadari kedua pasang orang tuanya yang terlihat begitu menghormati Damien dengan memanggilnya Tuan Muda Skylar.

Damien Skylar dengan santainya berdiri di hadapan Carla dengan congkak. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya yang robek-robek, sungguh terdengar ganjil jika Albert dan Thomas memanggilnya dengan nama yang berlebihan, Tuan Muda Skylar.

“Carla, beraninya kau—” Sophia berbisik tertahan memelototi Carla. Dengan cepat Carla menunduk merasa bersalah. Cukup dengan menggerakkan dagu Sophia, Carla mengangguk dengan sopan lalu pergi dari acara makan malam yang hampir rusak ini.

Mata hazel Damien terus menatap anak gadis Thomas karena terpana dengan penampilannya malam ini. Mata Michael memicing tak terima jika Damien juga mendapat jatah menatap Makayla saat ini setelah Michael mendapatkannya dengan susah payah dan sekarang Damien dengan mudahnya bisa menatap Makayla karena merasa jika keluarganya menghormati Damien.

“Ada apa ini?” Allyson menatap keras pada Thomas suaminya tak mengerti akan apa yang sedang terjadi di sini. Allyson sadar betul jika pemuda yang selama ini menggodanya adalah Damien. Tetapi mengapa Albert, Thomas dan Sophia begitu tunduk, menghormati pemuda slengean itu?

Thomas menggelengkan kepalanya. Bukan untuk menjawab pertanyaan istrinya, tapi menyatakan ketidakpercayaannya jika malam ini Damien berdiri di sana, di istana besar kediaman Almo.

“Apa makanannya masih ada?” Damien mengecah permen karet di mulutnya yang sudah tidak manis. Albert segera mengangguk dan mempersilakan Damien untuk duduk.

“Tentu. Duduklah di sebelah gadis ini, namanya Makayla.” Jamunya ramah, sedikit ada gemetar takut dalam suaranya. Seorang Albert Almo yang terkenal tegas dan bijak seolah diinjak wibawanya saat Damien hadir. Apa ini juga alasan Lyla terlihat sangat segan pada Damien? Hati Makayla bertanya-tanya.

Dengan dagunya yang Damien angkat dan berjalan tanpa menoleh siapa pun yang ada di dalam ruangan kecuali Makayla, ia melangkah ke arah meja makan dengan matanya yang tak pernah sedetik pun meninggalkan jejak kecantikan Makayla. Naluri lelakinya seperti ingin segera bersujud di depan Makayla lalu menciumnya, mencium setiap jengkal tubuh Makayla.

Makayla masih tertunduk saat Damien mencoba untuk duduk di sebelahnya. Ia tak menyangka sama sekali jika kedatangan Damien akan begitu tiba-tiba. Yang lebih mengejutkan adalah, sambutan tunduk dari keluarganya yang terkesan begitu berlebihan. Pertama kali Makayla melihat Carla menabrak tubuh Damien, ia sudah sangat kesal dan ingin mengomel pada Damien. Tetapi saat melihat respon keluarganya terhadap Damien?

“Aku merindukanmu Nona Cantik.” Damien berbisik mesra di helaian rambut Makayla yang wanginya benar-benar mengganggu pertahanan Damien. Seperti Champagne, memabukkan.

(TERBIT) Things I CanWhere stories live. Discover now