17.2. Another Day at Supermarket

Comenzar desde el principio
                                    

Setidaknya untuk sekarang.

Jangan salahkan Lane yang terkesan over worried. Tapi salahkan sikap Lea terhadap Luke yang akan membuat siapapun yang ada di posisi Lane menjadi ekstra hati-hati.

"LOH, LANE?" ujar seseorang dengan suara yang cukup keras. Lane lantas tertawa kemudian berlari ke arah orang tersebut tetapi gagal karena tulangnya masih sakit. "Bangsat sakit banget ish," gerutu Lane.

Mendengar gerutuan dari Lane, otomatis Luke menghampiri ceweknya itu. "Banyak gaya sih, mau sok sok lari. Perlu gue gendong gak?" tanya Luke.

"Gak usah, gak apa-apa kok gue. Btw Rachel ya ampun hari ini lo mau maling disini ya? Gila, gede banget nyali lo," kata Lane dengan nada bercanda.

Rachel tertawa. "Sialan lo. Emangnya tampang gue sekriminal itu ya?" tanya Rachel kemudian cewek itu mendekatkan kepalanya ke kepala Lane. "Itu Luke?" bisiknya dan dibalas oleh gelengan kepala Lane.

"Bukan. Itu tukang foto yang ada di depan sekolah setiap hari Kartini. Ya menurut lo?" ujarnya.

Merasa kalau menjadi bahan obrolan, dari samping Lane, Luke terlihat tersenyum kecil pada Rachel. "Hallo temennya Lane."
Luke menyapa Rachel.

"Rachel," kata Rachel memperkenalkan diri kemudian mengulurkan tangannya pada Luke. Luke menjabat tangan Rachel selama satu detik kemudian melepaskannya lagi karena merasa risih. Tapi pada akhirnya, Luke membalas, "Pasti tau kan gue siapa? Gak mungkin kalo Lane gak pernah cerita."

Lane mendorong bahu Luke pelan lalu tertawa. "Apaan sih, bank upil aja songong."

Luke tertawa keras kemudian memegang tangan Lane. "Udah, yuk. Mama udah nunggu kayaknya di rumah," katanya pada Lane kemudian dibalas oleh anggukan cewek itu. "Rachel, gue sama Lane duluan ya," lanjutnya namun kali ini mengarahkan pandangannya pada Rachel.

"Dadah dadah," kata Lane sambil melambaikan tangannya pada Rachel kemudian melangkahkan kaki bersama Luke ke arah kasir.

Sambil menunggu antrian, Luke membuka topik obrolan baru. "Coy tau gak? Masa tadi gue ketemu Lea disini," ujar Luke pada Lane dan Lane pun terlihat kaget. "Demi apa?" balasnya.

"Sumpil. Sumpah demi upil." Luke membentuk jari telunjuk dan tengahnya menjadi lambang peace.

"Ya, selanjutnya," ujar kasir.

Barang demi barang yang telah Lane maupun Luke ambil dihitung dengan cara mengarahkan barcode pada sebuah alat bersensor. Ketika semua barang selesai dan telah Luke bayar, Luke dan Lane berjalan menuju parkiran mobil.

Dan dari jarak sekitar lima meter, Lane bisa melihat dengan jelas Lea yang sedang berbincang bersama Rachel di dalam mobil milik Rachel alias salah satu teman terdekatnya di sekolah. Mereka terlihat sangat akrab dan rasanya sukar untuk dipercaya jika memang faktanya mereka baru kenal sebentar.

Lane lantas membeku di tempatnya. Cewek itu berhenti berjalan dan membuat Luke mengerutkan keningnya.

Pada saat itu juga, rasanya tembok yang telah Lane bangun selama beberapa tahun terakhir seperti dibangun ulang setelah sebelumnya ia membiarkan Rachel dan Sydney melewatinya. Mulai detik ini juga, Lane kehilangan kepercayaannya pada Rachel.

Tepat ketika Luke menarik tangan Lane dengan halus, cewek itu mengerjap kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tanpa perlu Lane bilang, Luke tahu kalau ada yang tidak beres dengan ceweknya itu.

"Lea, Rachel, ada di satu mobil. Lagi ketawa kayak akrab banget," ujar Lane saat telah dengan sempurna mendaratkan bokongnya di jok mobil. Menoleh ke arah Luke, Lane melanjutkan perkataannya, "Menurut lo mungkin gak kalo mereka kenalnya udah lama?"

Luke menghela napasnya. "Gue benci bilang ini tapi, gak ada yang gak mungkin," balas Luke kemudian cowok itu menempatkan tangannya di bahu kanan Lane. "Gak usah takut, Lane. Kalo jam dua nanti malem lo gak bisa tidur gara-gara kepikiran hal ini, skype gue aja, oke?"

***

A/n:

Ok kebayang gaksi kalo lo jadi Lane. Gimana kalo salah satu temen deket lo di sekolah ternyata kenal baik sama orang yg paling lo gak suka ok fakuy musnah aja cuy musnah.

Btw ngaret WKKWKKW gapapa lah ya. Kalian harus mengerti aku. Gue ga nelantarin cerita ini sama sekali ok. Gue masih ttp mikirin gimana kelanjutan ini ceritaaaa ok ok. (semoga ga kemaleman buat update WKWK nunggu wifi bunda dulu cui tadi)

BTW LAGI gue mau collab nich sama jaleng aka zalfa si manusia termengenaskan >> absolukey . Insyaallah bakal di post secepatnya. Gue sama jaleng udah rencanain ini dari lama tapi belom di post-post (gue bingung sama org yg rencana collab trs langsung post like seriously coy otak lo super WKWK)

Yha udah sekian dari saya.

23 November 2015

Stand on the GroundDonde viven las historias. Descúbrelo ahora