Bab 8 - Awesome

85.9K 5.7K 272
                                    

Hari ini kelas XI.IPA-2 kedatangan murid baru, namanya Gita. Masuknya Gita di kelas ini bagaikan anugerah terindah yang pernah di kirim Tuhan untuk anak-anak cowok kelas XI-IPA-2. Gimana enggak, Gita ini punya tampang super cantik yang bisa bikin cowok-cowok betah berada satu ruangan sama dia.

Belum sampai 24 jam, Gita sukses jadi primadona baru. Cewek blasteran Australia itu benar-benar sukses menarik perhatian banyak orang.

"Gue heran kenapa akhir-akhir ini banyak banget hot news," komentar Tasya ketika jam keempat dan kelima yang kebetulan kosong karena gurunya berhalangan hadir.

Kesempatan ini langsung dimanfaatkan oleh sebagian anak-anak kelas ini yang mau berkenalan akrab dengan Gita. Sebab itu, Relin, Nadine dan Tasya terpaksa ngungsi ke tempat duduk barisan paling ujung karena tempat duduk mereka sekarang dipenuhi banyak orang yang lagi asik caper sama anak baru itu, hal ini bisa terjadi karena tempat duduk murid baru itu tepat di samping Syalia, di belakang Relin.

"Hari ini, anak baru asal Australia yang super cantik. Kemarin-kemarin, berita Niko gandeng cewek baru, terus sebelumnya lagi gosip Relin naksir Davin," jelas Tasya tanpa dosa.

Relin langsung menoyor kepala Tasya, "Gosip yang terakhir lo omongin itu gara-gara lo juga, nggak usah diungkit-ungkit lagi."

Tasya menepuk mulutnya pelan lalu nyengir bersalah, "Sori-sori. Gue cuma ngomong fakta aja. Gue tebak, abis hot news ini pasti bakal ada hot news baru lagi. Ah, seharusnya sekolah kita ini diganti jadi sekolah infotainment aja deh."

"Suka-suka lo aja deh, Tas," balas Relin lagi.

"IH GUE SERIUS REL." Tasya mulai dengan suara toanya lagi. Cewek itu langsung menerima pelototan orang-orang di kelas ini karena suaranya yang berisik dan tidak feminim.

"Gue heran pita suara lo ini selebar apa sih," Nadine geleng-geleng kepala sambil beranjak dari tempatnya duduk. "Kantin yuk say, haus nih," ajak Nadine.

Relin dan Tasya ikut bangkit, mengekori Nadine. Saat dia berjalan keluar kelas, tepat saat itu, Mika dan gengnya –Niko dan Beben- masuk ke kelas dengan cuek.

Relin heran, dari seluruh anak cowok di kelasnya, cuma Mika, Niko dan Beben yang kelihatan sama sekali nggak tertarik dengan kedatangan anak baru itu. Mereka tampak biasa, istilah lainnya sih kalem. Relin tidak tahu, apa mungkin mereka bertiga cuma mau jaga image saja? Biar dibilang cool sama si Gita itu.

Relin melengos, dia mencoba tak memperdulikan itu semua.

Saat sepapasan dengan Mika, Relin sada cowok itu kelihatan beda, Mika nggak melakukan hal yang seperti biasa dia lakukan ke Relin kalau mereka bertemu. Mika nggak manggil dia, nggak ngasih senyum, nggak ngisengin, Mika malah bertingkah seolah dia nggak ngeliat Relin, padahalkan dengan ukuran tubuh Relin yang nggak bisa dibilang kecil, dan mata Mika yang jauh dari kata sipit, cowok itu harusnya bisa ngeliat Relin!

Relin membalikkan tubuhnya sekilas saat Mika telah melewatinya, yang ia lihat selanjutnya hanyalah punggung cowok itu yang berjalan ke arah bangkunya.

Relin baru sadar bahwa sejak tiga hari kemarin, Mika sama sekali nggak negur dia. Berarti benar dugaannya, cowok itu sedang dalam mode marah padanya. Lagi-lagi Relin mendengus, nggak ada alasan yang logis kenapa Mika harus marah dan diemin dia begini. Tiba-tiba ada perasaan aneh yang menyeruak di dada Relin. Relin bertanya-tanya kenapa ada sebagian dari hatinya yang terasa...sepi?!

"RELIN CEPETAN, KOK BENGONG DISITU SIH?" Seruan Tasya itu membawa Relin kembali ke realita.

Seketika, Relin mengutuk hati kecilnya.

When Love Walked InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang