Bab 6 - Gosip!

91.7K 6.5K 281
                                    

Sampai saat ini, ilmuwan masih percaya bila tidak ada benda apapun yang teridentifikasi hingga kini mampu melesat mengalahkan cahaya.

Relin percaya akan teori fundamental itu. Jika "hal" yang paling cepat melesat yang pertama adalah cahaya, maka menurut Relin, yang paling cepat melesat yang kedua adalah Edward Cullen. Seperti yang dikatakan oleh Stephanie Mayer di The Twilight Saga, selain memiliki kemampuan membaca pikiran, Edward adalah vampire yang dapat melesat dengan sangat cepat, mengalahkan seluruh anggota keluarga Cullen lainnya.

Jika cahaya adalah yang pertama, Edward Cullen adalah yang kedua. Maka menurut Relin, yang ketiga adalah; penyebaran gosip di sekolahnya. Oke, sarkastis memang.

Yang ketiga bagi Relin adalah yang paling miris. Relin mengatakan itu karena Relin merasakannya sendiri. Gosip mengenai "Relin naksir Davin" langsung menyebar seantero sekolah dalam kurun waktu satu hari. Relin nggak pernah menduga, gerak mulut orang untuk menyebar gosip ke orang lain itu ternyata begitu cepat, dan tentu saja gosip itu sukses menjadi trending topic di SMA Hayden khususnya bagi yang seangkatan sama dia. Relin nyaris gila dibuatnya.

Saat latihan akustik, Relin ditanyain oleh seluruh anggota eskul akan kebenaran gosip ini, Relin tentu mengelak. Bukan hanya orang-orang yang notabene-nya kenal Relin yang nanya-nanya penasaran, tapi ada juga beberapa orang yang nggak Relin kenal tapi ikut-ikutan pengen tahu kebenaran gosip ini. Dengan kejadian ini, Relin sadar ternyata Davin itu lumayan populer juga, banyak yang tahu sama cowok ini, dan kepo dengan berita tentang dia.

Ditanya-tanyain dan diomongin dari belakang tentulah mengganggu aktifitas Relin sehari-hari. Oleh sebab itu, semenjak hari kedua setelah bocornya gosip itu sampai dua hari berikutnya alias hari ini, Relin memutuskan untuk nggak keluar kelas saat sedang jam istirahat, kecuali kalau emang kepepet kelaperan, dia kadang melesat ke kantin cuma buat beli roti dan minum, dia nggak kuat harus diam berlama-lama di tempat yang ramai dan jadi pusat perhatian orang-orang.

Bukan cuma itu, alasan utamanya dia nggak mau keluar kelas adalah karena dia takut ketemu makhluk yang namanya Davin. Relin yakin betul, gosip itu pasti sudah nyampe ke telinga cowok itu. Relin bingung harus gimana kalau ketemu tuh cowok, dan misalnya Davin tiba-tiba nanya akan kebenaran gosip itu, Relin tentu gelabakan, dia nggak tahu harus jawab apa. Apa mungkin Relin juga harus mengelak seperti yang telah dia lakukan pada orang lain?

"Nggak kok Dav, itu cuma gosip, gue nggak naksir lo kok." Apa Relin mesti jawab gitu?! Kok kesannya jelek ya, nggak enak gitu sama Davin. Tapi, masalah utamanya ini, apa Davin bakalan langsung percaya? Kan aneh kalau nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba gosip itu muncul, Davin patut curiga darimana bibit gosip itu muncul dan kemungkinan besar dia bakal nyari tahu. Dan ketika tahu kebenarannya kalau gosip itu bermula dari suara toa Tasya yang mendengar percakapannya dan Nadine kalau dia ingin kenal Davin lebih, mau ditaruh dimana dong muka Relin?

Dia gengsi kalau Davin tahu kalau dia sebenarnya diam-diam mengharapkan bisa kenal Davin lebih.

Kalau ada yang perlu disalahkan dalam kasus ini, dia adalah Tasya. Ini semua karena volume mulutnya yang nggak bisa dia kontrol dan berakibat buruk bagi orang lain. Tasya udah minta maaf ke Relin, cewek itu bahkan memberi Relin satu box chocolate mahal sebagai tanda permintaan maafnya, plus wajah menyesal yang kelihatan memang bener-bener menyesal. Relin jadi nggak tega, dia menerima chocolate itu dan akhirnya memaafkan Tasya.

Ya...ya.., sebenarnya bukan cuma Tasya yang salah, Relin juga salah karena membeberkan keinginannya tersebut agar bisa deket sama Davin di saat kondisi kelas sedang ramai dan kemungkinan orang mendengar percakapan mereka sangat besar. Dan juga, Nadine patut disalahkan karena telah memancing percakapan itu terjadi.

When Love Walked InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang