Chapter 6

2.9K 133 2
                                    

Riumi pov

Ya Tuhan jika ini yg terbaik maka permudahlah semua urusan ini,amin..
Doa ku dalam hati, karena sungguh aku merasa deg-degan dg hari ini. Sebentar lgi aku akan menjadi seorang istri.
Tanpa ku sadari ternyata sedari tadi aku mondar-mandir alka sudah selesai mandi dan tengah menatap ku intens...

Dag dig dug nih jantung gue klo diliatin terus sama calon suami muda gue ini batin ku....

Dia perlahan jalan mendekat tanpa melepas pandangan nya dari ku barang sekejap...
Meleleh deh hati gue nih klo terus-terusan begini...

Sorot matanya bener-bener buat gue gak sadar klo dia udah di depan mata gue. Bahkan jarak wajahnya dia dg ku tidak lebih dari 10cm. Aku bisa merasakan hembusan nafasnya. Tanpa aba-aba dia mencium bibir ku dg rakusnya. Tangan nya mencengkeram bahu ku dan tangan yg satunya memegangi kepala belakang sambil terus menekan agar aku tak bisa melepaskan ciuman kasar nya. Aku sungguh hampir kehabisan nafas jika saja dia gak melepas ciuman kasarnya. Ternyata dia seorang good kisser...

"Kurasa nanti malam aku akan mendapat lebih dari sekedar ciuman pagi ini kan kak?"

Dia memanggil aku apa? Kakak? Dasar brondong ga tau diri...
"Jika kau bersikap manis dan patuh maka kau akan mendapat hak mu malam nanti adik kecil"  jawab ku sambil mengalungkan tangan ku di leher nya dan menarik nya...

Mmmhhpp... ahhh ... desahan keluar dari mulutnya ketika aku mencium bibir nya lalu terus mengulum bibir bawah nya... terus masuk saat ia membuka mulutnya... lidah kami bertemu.... eunghh... dia kembali mendesah ketika junior nya ku remas...

Tak sampai disitu... tangan ku satu lagi masuk kedalam kaos tipisnya... ku raba penuh hikmat dada bidang nya...
"Euhh sayang ku, ku mohon jng siksa aku.." pintanya dg suara seraknya...
Hahahaaa aku berhasil membangkitkan gairahnya...

    Ketika ia ingin menggiring ku ke atas kasur langsung aku hentikan ciuman liar ku tadi.
"Hmm... maaf adik kecil, pagi ini kita di tunggu dirumah utk sarapan bersama di rumah ku. Papa dan mama menunggu kita." Chup...Ku kecup dahi nya yg mengkerut...

"Apa tidak ada sarapan pagi dahulu?" Katanya dg mata memelas... uhhh unyu nya calon suami muda ku.
    
       Andai saja pernikahan ini atas dasar sayang dan saling cinta mungkin ini adalah hal terindah yg tuhan berikan untuk ku.

"Hei..kenapa melamun? Apa aku salah bicara tadi?"
"ahh,tidak. Hanya terfikirkan tentang masa depan pernikahan ini, karena badai yg besar sedang menanti al. Kau tidak ada niat untuk bercerai dg ku kan?"
Entah apa yg aku lakukan, tapi kalimat itu meluncur begitu saja. Wajah nya terlihat sedang berfikir keras...

"Kenapa tiba-tiba membahas ini? Jika aku bercerai dg mu maka siapa yg akan membiayai hidup ku nanti?"

Oh jadi hanya sejauh itu kah dasar pernikahan ini. Dasar aku memang bodoh! Tentu saja itu kebenaran nya. Memangnya jawaban apa yg ingin aku dengar?! Rutuk ku dalam hati...

"Kamu melamun lagi? Aku salah bicara ya?" Lagi2 pertanyaan yg membuat ku sakit. Ia menghormati ku karena aku adalah sumber uangnya. Tidak lebih.

"Tidak, lebih baik kita segera berangkat sekarang."

Alka mengikuti langkah ku dari belakang tubuh ku.

Kurang lebih satu jam menempuh perjalanan yg memang mulai padat untuk mengawali pagi yg sedikit absurd ini..

Alka pov

Mobil yg dikendarain riyumi memasuki rumah mewah yg pagar nya saja tak akan sanggup untuk ku panjat. Halaman rumah yg sangat luas menyambut mata ku dan kemudian terpampang rumah tinggi besar dg banyak tiang tinggi yg menopangnya.

Wow, apa aku sedang bermimpi? Pasti dia benar-benar anak dari keluarga yg kaya raya. Mewah sekali rumah ini. Batin ku

Setelah memarkirkan mobil ia mematikan mesin mobil lalu menatap ku lekat...
"Ada apa?" Tanya ku
"Jaga sikap mu selama di depan semua keluarga dan kolega ku. Terutama mama dan papa. Mengerti?"
Iyaa,tenang aja. Aku akan patuh dg semua kata2 mu. Oh iya aku minta kita mempunyai nama panggilan sayang ya.. biar lebih dekat. Gimana?" Ku elus pipi lembut nya dan ia pun menutup matanya...
Hmmm sungguh menggemaskan sikap nya kali ini
Chup....
Ku kecup lagi disudut bibir nya dan senyum manis terukir kini...
"

Kamu suka sekali dg bibir ku ini ta adik kecil" katanya, entah pertanyaan atau pernyataan.
"Ayoo kita masuk, aku sudah lapar sayang"
Wajah mulus nya merona ketika aku memanggil nya dg sebutan 'sayang'.
Kami turun dan tepat di dpn pintu tiba2 saja, pintu itu terbuka secara otomatis. Dan berjajar rapi banyak pelayan yg kurasa jumlahnya sangat banyak. Ketika kami melangkah masuk, pelayan tsb mulai merundukkan kepala secara berurutan.

"Ma,pa aku dan alka datang"
"Iyaaa sayang!" Tak kalah lantang suara seorang wanita yg ku kira adalah ibu dari riyumi. Kemudian berjalan di belakang nya seorang lelaki yg mungkin adalah ayahnya. Pasangan ini memiliki wajah yg awet muda, tidak terlihat ada kerutan diwajahnya.

"Ma,pah ini namanya alka. Dan alka kenalkan mereka adalah kedua orang tua ku." Aku pun mengulurkan tangan untuk berkenalan dg orang tua dari riyumi. Mereka menyambut uluran tangan ku dg hangat.

"Saya mama nya riyumi" kemudian aku menjabat tangan papanya riyumi
"Saya papa dari riyumi"
"Saya Alka Aditya, maaf baru bisa berkenalan hari ini".
"Tentu sayang tidak apa, mama sudah menyiapkan sarapan untuk kalian, ayo!" Ajak mama riyumi pada kami dg ramah.
Mereka pun menggiring kami ke ruang makan.

     Sesampainya di meja makan mama berpesan bahwa aku adalah keluarga hutama mulai saat ini dan aku juga diminta untuk memanggil orang tua riyumi dg sebutan mama dan papa.
Selesai sarapan kami pun bergegas utk bersiap untuk pernikahan kami.

Pukul 20.00 WIB

Acara resepsi pun masih berlangsung.
Kami akad nikah pada pukul 13.00 WIB dan dilanjut acara resepsi hingga sekarang...
Aku melirik pengantin wanita ku sudah sangat kelelahan.
"Ayo kita ke kamar saja. Kamu sudah sangat lelah dan aku tidak ingin kamu sakit karena kelelahan sayang"
Mulai hari ini kami sepakat untuk memanggil 'sayang' satu sama lain.
"Apa tidak apa2 jika kita meninggalkan acara ini?"
"Aku sudah ijin ke mama dan papa tadi. Sudahlah ayoo sudah lelah juga" kutarik riyumi dalam gendongan ku. Dan para tamu undangan pun bersorak - sorai melihat adegan ku dg riyumi.

     Hehehe ini sebenarnya ide jailku. Aku sangat senang melihat pipi merona dari riyumi. Maaf ya istriku. Tapi tenang saja, kamu tetap cantik dg pipi merah mu.

Maaf ya typo bertebaran

My sweet browniesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang