PART 14 - Shocking....

248K 16.4K 1.9K
                                    



Reno kembali ke rumahnya dengan Haru yang tertidur pulas. Menurut ibunya Sharen, Haru sangat bersemangat bermain di rumahnya dan Haru juga membantu ibunya Sharen untuk membuat kue. Bahkan Haru minta dibuatkan pudding untuknya sehingga ketika Reno menjemputnya, ibunya Sharen membekalinya satu kotak pudding.

Haru tertidur pullas di atas kasur, dan Reno duduk di sebelahnya. Memandangi anaknya dengan seksama, pikirannya melayang pada saat pagi tadi ia berbicara dengan ibu Sharen.

"Nama saya Reno, bu.."

"Reno?"

"Iya, Saya beberapa kali bertemu Sharen dan kebetulan beberapa kali juga Sharen mengasuh Haru. anak saya." Reno menoleh ke arah Haru, membuat ibu Sharen juga menoleh ke arah yang sama.

"Halo nenek!" Sapa Haru, wanita paruh baya itu tersenyum kemudian langsung menggendong Haru.

Mereka duduk bersama di sofa, Reno menatapi dengan seksama ibunya Sharen. Apa ia harus mengatakannya? Tetapi, bagaimana kalau misalnya ia kecewa?

Tapi ia belum mencoba..

Mungkin memang tidak ada salahnya untuk mencoba, setidaknya menghabiskan rasa penasaran untuk mengatakannya.

"Bu.." Dengan membulatkan tekadnya, Reno menatap wanita paruh baya di hadapannya dalam-dalam.

"Ya ? ada apa?"

"Begini, sebenarnya saya mau bertanya. Apa tidak apa-apa kalau saya mengajak Sharen keluar?"

"Memangnya ada masalah apa nak Reno?"

"Yah, bukan begitu.. saya kan. yah, status saya mungkin menjadi bahan pertimbangan. Saya duda, dan punya anak yang sudah cukup besar."

"Itu bukan masalah besar. Nak Reno, punya niat serius kepada Sharen?" Jantung Reno tiba-tiba saja berpacu dengan sangat cepat dan ia merasakan tubuhnya sedikit gemetaran. Apa memang ia punya niat baik kepada Sharen?

"Sharen gadis yang baik bu, saya juga belum bertanya pada Sharen. Tapi akan lebih baik kalau saya meminta izin dulu pada mamanya Sharen. Kalau ibu mengizinkan, saya maju. Tapi kalau tidak, saya akan mundur pelan-pelan." Begitu mengucapkan kata terakhirnya, kepala Reno tertunduk dalam dan rasa sesak menyerangnya tiba-tiba. Bagaimana kalau misalnya memang tidak di izinkan?

"Nak Reno.. terimakasih, ibu senang sekali nak Reno sudah mengatakan dan meminta izin pada ibu. Status itu bukan halangan, kalau orangnya bertanggungjawab itu sudah lebih dari cukup. Papa Sharen sudah meninggal sejak ia kecil, dan Sharen sebenarnya memang sangat membutuhkan sosok yang akan bertanggung jawab terhadapnya. Kalau nak Reno memang memiliki niat yang baik, insyaallah ibu mendukung. Tanya pada Sharen baik-baik, kalau dia tidak mau. datang pada ibu, biar ibu marahin dia nanti." Reno hampir saja menangis terharu mendengar ucapan ibu Sharen kalau saja wanita paruh baya itu tidak mengancam akan memarahi Sharen. Sekarang ia merasa lega, setidaknya ia bisa dengan leluasa meyakinkan dirinya dan memantapkan dirinya. meskipun sebenarnya, dalam hatinya masih banyak keraguan.


********


Sharen berbaring di sofa dengan tangannya yang memegang remote TV dan memencet-mencetnya untuk mengganti Channel nya.

"Kamu kebiasaan! Kalau nonton TV bikin mama pusing aja!" Ibunya yang berada di sampingnya menatap garang Sharen.

"Abisnya iklan ma! Sharen kan gak suka nonton iklan."

Will You be Mother for my Daughter? - 1Where stories live. Discover now