PART 9

281K 15.5K 712
                                    

ASSALAMUALAIKUM ^^

Berharap banget part ini dapat mengganti atau yah sekedar mengobati part kemarin yang kacau TT.TT

Kalo part ini aku bikinnya pas kepala lagi seger, haha

Oh iya, sepertinya ini bakalan Loooooong shoooot banget a.k.a panjang banget karena udah part 9 tapi belum apa apa ini teH. Maaf kalo aku terlalu bertele-tele yah..

Silakan disantap..

Cusss~

-

-

-

-

Pagi-pagi sekali, Reno sudah di bangunkan oleh suara Haru yang tengah bernyanyi dengan begitu kencang dan suara air dari kamar mandi dalam kamarnya. Haru sedang mandi ditemani oleh neneknya, mau mandi atau pun kegiatan lain Haru selalu saja bernyanyi, suaranya memang cukup bagus sebenarnya. Setidaknya untuk ayahnya sendiri.

"Oma! Hari ini Haru mau jalan-jalan sama papa!" Pekikan Haru dalam kamar mandi terdengar oleh Reno. Ia bangkit dari posisi tidurnya dan meraih ponselnya lalu melihatnya sebentar.

Hari ini memang jadwalnya bermain bersama Haru seharian, biasanya setelah melakukan perjalanan ke luar kota ia selalu mengambil libur esok harinya, untuk mengganti waktunya yang tersita untuk perjalanannya. Lagipula, ia pemilik Hotelnya, tidak masalah jika ia tidak masuk satu hari saja. Ia tetap bisa mengontrol Hotelnya dan beberapa hal lain yang harus ia kerjakan.

"Papaa!" Haru berlari dengan Handuknya yang bergambar Minnie Mouse berwarna pink. Tetesan-tetesan air masih menetes dari tubuhnya.

"Sudah mandinya sayang?" Reno berjongkok ke arah Haru lalu menggendongnya dan mendudukannya di atas kasur. Tangannya meraih handuk lain dan mengelap pelan rambut Haru, mengeringkannya.

"Sudah.. seger papa!"

"Seger? Haru mandi pake air dingin?"

"Iyaaa!"

"Loh, mamaa..!" Reno menengok ke arah kamar mandi dan ibunya keluar dengan membawa baju kotor Haru.

"Kenapa Ren?"

"Kok mama mandiin Haru pake air dingin sih ma?" Protesnya. Maryam menghela napasnya kasar, sifat berlebihan Reno mulai muncul sekarang.

"Emangnya kenapa sih Reno? Haru kan sudah besar."

"Haru masih empat tahun ma, nanti gimana kalau Haru sakit? Kalau dia masuk angin? Kalau dia kenapa-kenapa. Kan mencegah lebih baik daripada mengobati."

"Aduh, kamu jadi bapak tuh bawel banget ya Ren, gak kebayang kalo Haru sudah besar nanti."

"Bukan begitu ma. Ini kan masalah suhu air yang dipake buat mandi Haru."

"Ah kamu suka lebay! Renita aja dua tahun udah mama mandiin pake air dingin, pagi siang sore. Masa Haru empat tahun gak boleh, lagian dia suka kok. Dia bilangnya seger. Emangnya kamu, udah bapak-bapak juga mandi air anget terus!" Ucapan Maryam membuat Reno terdiam seketika, mulutnya terbuka tapi kembali tertutup lagi.

"Papa, oma.. gak boleh ribut. Kata tante Sharen, airnya hangat kuku aja. Biar seger tapi gak bikin Haru sakit." Betapa polosnya ucapan Haru. Seketika membuat ayah dan neneknya menatap ke arahnya. Neneknya tersenyum tetapi ayahnya menatapnya tak menyangka.

"astagaaa.. Kamu dikasih apa sih sama tante Sharen kamu? Dari kemarin ngomonginnya Sharen lagi Sharen lagi." Menjambak rambutnya, Reno bangkit dari duduknya dan menatap Haru dan ibunya bergantian. Semalam setelah ia pulang mengantarkan Sharen, ibunya tak henti-hentinya membicarakan Sharen, dan Haru juga. Sepanjang waktunya sebelum mereka tidur Haru terus menerus menyebutkan tante Sharen berpuluh-puluh kali hingga mungkin nama tante Sharen yang disebut Haru bisa menjadi suara baru dalam pintu ruangan di kantornya!

Will You be Mother for my Daughter? - 1Where stories live. Discover now