"Tapi jawabnya... nanti saja, itu tidak penting" jawab orang itu yang perlahan kini semakin mendekatkan dirinya pada Yeonjun.
Seringai tipis terukir di bibirnya saat ia menjulang, membuat bayangannya jatuh menutupi tubuh Yeonjun yang terbaring kaku. udara di sekitar terasa menipis, menyesakkan.
Yeonjun mencoba mundur, namun punggungnya sudah menyentuh dinding yang dingin dan kasar.
"A-apa yang mau ka-kau lakukan?" suara Yeonjun bergetar hebat.
Orang itu hanya tertawa pelan, tawa yang tidak sampai ke mata.
"Sesuatu yang menyenangkan, tentu saja."
Tangan besar orang itu terulur. tanpa peringatan, jari-jarinya yang dingin dan kuat mencengkeram rahang Yeonjun, memaksa wajahnya mendongak.
Rasa sakit yang menusuk membuat Yeonjun meringis, matanya memancarkan ketakutan murni.
"Lihat aku, manis. kau tahu, kau benar-benar cantik saat ketakutan" bisiknya, suaranya serak dan kejam, persis di telinga Yeonjun.
Yeonjun memejamkan mata, berusaha menolak kontak mata itu. ia meronta, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman, namun tenaga orang itu jauh melampauinya.
"Lepaskan aku.. aku mohon..." pinta Yeonjun, air mata mulai menggenang di sudut matanya.
Cengkeraman di rahangnya mengendur sedikit, hanya untuk digantikan oleh sentuhan yang lebih lambat dan merayap di pipinya.
Jari-jari itu kini membelai, kontras dengan kekerasan sebelumnya, menciptakan rasa ngeri yang lebih dalam.
"Tidak. kau milikku sekarang. dan kita baru saja akan memulai perkenalan kita."
Dan—
"A-akhh... sakithh.. "
"Hiks... S-soobinhh... ka-kamu kemana... Arghh!!! "
Pria asing itu selalu memperlakukan Yeonjun seperti seorang jalang murahan. beberapa kali Yeonjun memohon untuk dilepaskan, tetapi pria itu seolah tak mendengar dan terus menyuruhnya memenuhi hasratnya.
Merasa gerakan Yeonjun kurang memuaskan, pria asing itu mengubah posisinya hingga Yeonjun tergeletak kembali di bawahnya.
"ARGHH... LEPASIN GUE, SIALAN!!"
"BAJINGAN LO, AWAS AJA SETELAH INI — GUE AKAN LAPORIN KE POLISI!"
Namun pria itu hanya tersenyum miring, Ibaratnya kata-kata itu hanyalah omongan kosong dari Yeonjun.
Yeonjun yang terus memberontak membuat pria itu marah besar. tanpa ragu, pria itu memukul kepala Yeonjun dengan tongkat baseball, hingga dia pingsan.
Sebelum benar-benar melanjutkan tindakannya yang kejam, pria asing itu ternyata ingin 'bermain main' terlebih dahulu dengan Yeonjun yang masih pingsan.
Tanpa rasa belas kasihan sedikit pun, dia mengambil sebuah cutter yang tergeletak di sudut ruangan, matanya memancarkan kejam saat dia mendekati tubuh yang tidak berdaya itu.
Dengan gerakan cepat dan kasar, dia sayatkan ujung cutter ke lengan kiri dan kanan Yeonjun, sekaligus ke bagian bawah kaki keduanya, setiap tusukan dibuat dengan tujuan agar Yeonjun tidak lagi berani berusaha melarikan diri ketika akhirnya bangun.
Darah mulai menetes perlahan dari luka-luka itu, membasahi kain yang menutupi tubuh Yeonjun.
Setelah itu, pria itu berjalan ke luar sebentar, lalu kembali membawa sepotong batu bata yang sudah hancur dan pecah-pecah.
YOU ARE READING
Obsessed With You •||Soobjun||•
Teen FictionYeonjun, pemilik toko kue Sweet Bloom, dikenal dengan wajahnya yang cantik dan senyumnya yang hangat. Banyak yang menyukainya, tapi Yeonjun hanya fokus pada pekerjaannya dan enggan membuka hati-sampai seseorang bernama Choi Soobin muncul di hidupnya...
Chapter 24. End
Start from the beginning
