📌Lanjutan dari bab 10
Begitu mendapat izin, Yeonjun langsung bangkit dari kursinya. ia berjalan cepat keluar kelas, lalu berubah menjadi lari kecil begitu melewati koridor.
Tujuannya hanya satu menjauh sejauh mungkin dari pandangan Soobin.
Langkah kakinya bergema di tangga sekolah yang sepi. setiap anak tangga yang ia naiki terasa berat, napasnya mulai tersengal, tapi ia terus memaksa diri.
Toilet di lantai paling atas memang jarang dipakai siswa lain, itu sebabnya Yeonjun memilih tempat itu aman, sepi.
Setibanya di depan pintu, ia menatap sekeliling untuk memastikan tak ada siapa pun yang mengikuti. setelah yakin, ia masuk dan menyalakan keran air.
Air mengalir deras ke wastafel, sementara Yeonjun menatap pantulan dirinya di cermin, wajah pucat dengan mata yang masih menyimpan ketakutan.
"Kenapa gue gak tenang tiap kali dia ngeliat gue..." gumamnya lirih, jemarinya gemetar saat menyentuh ujung bibirnya sendiri.
la memejamkan mata sejenak, mencoba mengatur napas. tapi di sela bunyi air, entah kenapa Yeonjun merasa... ada suara langkah kaki mendekat di luar.
Perlahan ia menoleh ke arah pintu.
Hening.
Namun fırasatnya berkata lain seseorang ada di luar sana.
Dan benar saja. dugaannya tak meleset sedikit pun, begitu ia menoleh ke belakang, tubuhnya langsung menegang.
Di ujung lorong sempit itu, Soobin sudah berdiri bersandar di tembok. tangan terlipat di dada, ekspresi datar, tapi matanya... menatap langsung ke arah Yeonjun.
Tatapan itu dalam, tajam, menusuk, seolah berisi amarah yang ditahan.
Suara air dari wastafel terus mengalir, tapi Yeonjun tak sanggup bergerak. jantungnya berdetak begitu kencang hingga rasanya bisa terdengar oleh Soobin sendiri.
"Kamu jauh juga larinya" ucap Soobin pelan. suaranya tenang, tapi berat dan dingin seperti nada ancaman yang disamarkan dengan senyum samar.
Yeonjun mundur satu langkah, menatap Soobin dengan wajah panik. "A-aku cuma ke toilet, pak..."
Soobin melangkah perlahan, sepatu kulitnya menimbulkan gema di lantai kosong.
"Saya tidak melarangmu" katanya lagi masih dengan nada datar.
"Tapi kenapa ke lantai paling atas? toilet di dekat kelas juga ada, kan?"
Yeonjun menggigit bibirnya, berusaha mencari alasan, tapi suaranya tercekat.
Sementara itu, Soobin berhenti hanya beberapa langkah di depannya. ia menatap Yeonjun lama, terlalu lama sampai udara di antara mereka terasa berat.
"Kamu tahu" ucapnya lirih, "saya tidak suka kalau kamu tiba-tiba menghilang dari pandanganku."
Tanpa membuang waktu, kedua tangan Yeonjun ditarik paksa oleh Soobin ke atas kepalanya, cengkeraman kuat itu membuatnya tak bisa berkutik.
Jari-jemari Soobin terulur membelai lembut surai cokelat Yeonjun. sesekali, ia mendekatkan hidungnya, menghirup dalam aroma lavender bercampur vanilla yang khas dari tubuh Yeonjun.
Yeonjun sedikit mengeluh saat Soobin mulai menggigit dan menjilati lehernya yang mulus, meninggalkan jejak demi jejak seolah menandai wilayah kekuasaan dengan kissmark yang memenuhi kulitnya.
"Eughhh... S-Soobinhh"
"Kenapa sayang, hm? "
"J-Jangan lagi.. "
YOU ARE READING
Obsessed With You •||Soobjun||•
Teen FictionYeonjun, pemilik toko kue Sweet Bloom, dikenal dengan wajahnya yang cantik dan senyumnya yang hangat. Banyak yang menyukainya, tapi Yeonjun hanya fokus pada pekerjaannya dan enggan membuka hati-sampai seseorang bernama Choi Soobin muncul di hidupnya...
