Soobin melangkah mendekat, tidak terlalu dekat agar Yeonjun tidak merasa terpojok, tapi cukup untuk menunjukkan kalau ia menghargai perhatian itu.
"Terima kasih sudah siapin semuanya" katanya lembut. "Aku tahu kamu khawatir."
Yeonjun akhirnya menoleh, masih dengan bibir manyun. "Ya gimana nggak khawatir... hujannya gede, petirnya kenceng... terus kamu pulang telat banget."
Soobin hanya mengangguk pelan. "Aku janji lain kali bakal kabarin. biar kamu nggak panik lagi."
Baru setelah mendengar itu, ekspresi Yeonjun sedikit melembut. ia masih manyun, tapi jelas hatinya sudah lebih adem. ia menunjuk pakaian di tangan Soobin.
"Cepet pake. jangan bikin lantai basah lagi."
Soobin akhirnya tertawa kecil. "Siap, bos kecil."
Yeonjun cuma mendecak, tapi tak bisa menyembunyikan senyuman tipis yang muncul juga.
Malam semakin larut. Lampu ruang tengah sudah diredupkan, hanya menyisakan cahaya lembut dari layar TV.
Biasanya, jam segini Soobin dan Yeonjun sudah tertidur pulas, apalagi setelah hari yang cukup melelahkan.
Tapi entah kenapa malam ini mereka kompak memutuskan hal yang agak nekat, menonton film sampai pagi kalau kuat.
Soobin sudah membentangkan selimut besar di sofa, sementara Yeonjun sibuk memilih film seperti seorang kurator profesional.
"Yang lucu? yang sedih? yang action?" tanya Yeonjun sambil menggulir daftar film.
Soobin menguap kecil. "Yang... yang... hmm... yang kamu mau aja" jawabnya sambil memeluk bantal.
Yeonjun melirik cepat. "Kantuk ya?"
"Nggak kok" jawab Soobin sambil mencoba duduk tegak. lalu menguap lagi.
Yeonjun langsung nyengir. "Iya, Soobinniee ngantuk tuh."
Soobin mendengus, pura-pura kuat. "Aku kuat. kita begadang bareng, kan?"
Setelah memilih film, Yeonjun duduk di sebelahnya, menyelubungkan selimut ke mereka berdua. suasana hangat, hening, nyaman.
Film baru berjalan lima menit.
Dua menit kemudian, kepala Yeonjun sudah mulai miring pelan ke bahu Soobin.
"Jun? kamu ngantuk ya?" bisik Soobin sambil menatapnya.
Yeonjun menggeleng... dengan mata setengah tertutup. "N-n... nggak..."
Soobin menyengir kecil, mengusap rambutnya.
"Kayaknya kita nggak bakal bertahan sampai pagi deh."
Yeonjun akhirnya membuka mata sedikit.
"Kalo tidur tengah jalan... nanti lanjutin lagi besok aja..."
"Soalnya, yang penting nontonnya sama kamu" katanya setengah mengantuk.
Soobin langsung tersenyum lembut-dan akhirnya ikut bersandar juga.
Dalam beberapa menit, film masih berjalan... tapi dua-duanya sudah hampir tepar, saling menyandarkan kepala seperti dua anak kecil yang ngotot begadang tapi nyerah duluan.
. . .
Beberapa menit setelah mereka terlelap, ruang TV kembali hening. hanya suara hujan sisa dari luar yang terdengar samar.
Tapi tiba-tiba, ponsel Soobin yang ada di meja bergetar keras, nada deringnya memecah keheningan.
Soobin terbangun dengan kaget kecil. la mengusap wajahnya, memastikan Yeonjun masih tidur nyenyak di sampingnya sebelum ia bangun perlahan dan menuju meja.
Layar ponselnya menampilkan nomor tak dikenal, lagi.
Soobin menghela napas panjang, lalu mengangkatnya dengan wajah sudah kesal.
"Mau apalagi lo, anj? nggak bosen telfon gua terus hah!!!???" bentaknya setengah berbisik agar Yeonjun tidak terbangun.
Dari seberang, suara itu terdengar santai tapi jelas sengaja memancing.
"Sebelum dia ada di tangan gua, ya gua bakal telfon lo terus, Bin."
Jantung Soobin langsung mencelos. Rahangnya mengencang.
"Jangan mulai lagi. maksud lo sebenernya apa? tujuan lo ngelakuin semua ini apa?"
Sebentar, hening. lalu suara itu kembali bicara pelan, tapi bernada puas.
"Rahasia."
Sebelum Soobin sempat balas, panggilan itu terputus begitu saja.
Soobin menatap layar ponsel yang kini gelap, napasnya tertahan. ia bahkan tak sadar tangannya sedikit bergetar. ia menoleh ke arah Yeonjun yang masih tidur dengan damai, tak tahu apa-apa.
"Lo jangan berani macem-macem..." gumam Soobin, lebih ke diri sendiri.
Ketegangan itu membuatnya berdiri diam beberapa detik, mencoba menenangkan diri sebelum kembali ke sofa dan duduk di samping Yeonjun.
la menarik selimut ke atas, memeluk Yeonjun perlahan, lebih erat dari biasanya.
Seolah memastikan bahwa orang yang ia sayangi itu masih aman di pelukannya.
bersambung
YOU ARE READING
Obsessed With You •||Soobjun||•
Teen FictionYeonjun, pemilik toko kue Sweet Bloom, dikenal dengan wajahnya yang cantik dan senyumnya yang hangat. Banyak yang menyukainya, tapi Yeonjun hanya fokus pada pekerjaannya dan enggan membuka hati-sampai seseorang bernama Choi Soobin muncul di hidupnya...
Chapter 23.
Start from the beginning
