Melihat Yeonjun yang tampak kesulitan, rasa iba Soobin muncul. tangannya meraih pinggang ramping si cantik, membantunya bergerak perlahan namun dalam, menciptakan sensasi yang memabukkan.
"O-ouhh... shhh- S-Soobinhhhh.. nyahhh"
"Ahh... uughh hikss... j-janganhhh.. binhh"
Yeonjun merengek ketika Soobin terus memberi tanda bercak merah kebiruan hampir di sekujur badannya.
"ini tanda bahwa kamu sekarang menjadi milikku Choi Yeonjun"
Entah dorongan dari mana, Yeonjun tiba-tiba mendekat. tangannya dengan berani menangkup dagu Soobin, memulai ciuman yang lembut namun penuh gairah.
Soobin dengan senang hati, membalas setiap sentuhan. lidah mereka bertemu, menciptakan badai yang membangkitkan hasrat, hingga saliva menetes dari dagu Yeonjun.
"Sungguh memikat, pantas saja jadi incaran banyak orang. tapi maaf, dia sudah menjadi MILIKKU sepenuhnya. Titik."
Dengan lembut, Soobin mengusap surai cokelat Yeonjun, menyingkirkan poni yang basah oleh keringatnya.
Wajah Yeonjun yang kelelahan justru terlihat semakin menggoda, sebuah pemandangan yang hanya bisa dinikmati oleh Soobin seorang, wlee🤭😚.
Di tengah desahan dan sentuhan, Yeonjun tersadar. mengapa ia begitu menginginkan orang ini? orang yang telah lama menjadi 'obsesinya'.
Apa yang sebenarnya terjadi padanya?
Semua berawal saat pertemuan pertama mereka di rumah tua. Yeonjun masih linglung, tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, hingga Soobin mengakui segalanya.
Ia menceritakan bagaimana ia telah menguntit Yeonjun selama ini, meretas ponselnya, bahkan memasang alat pelacak di setiap lokasi yang Yeonjun datangi.
Ketika Soobin memberinya pilihan antara tetap bersama teman-temannya atau hidup bersama dirinya untuk selamanya. tubuh Yeonjun mendadak kaku. lidahnya kelu, pikirannya buntu.
Ia tahu apa pun yang ia pilih akan menyakiti seseorang. tapi di lubuk hatinya, ia tak ingin membuat teman-temannya terseret ke dalam masalah yang bermula dari dirinya sendiri.
Mau tak mau, ia harus tinggal bersama Soobin. bukan karena keinginannya sendiri, tapi karena Yeonjun tak ingin melibatkan sahabat-sahabatnya yang bahkan mereka tak tahu apa-apa tentang situasi sebenarnya.
"Baik, aku akan ikut kamu. tapi jangan harap bisa dekat denganku" Yeonjun menatap tajam, suaranya bergetar menahan amarah dan luka
"Karena kamulah yang sudah membunuh kekasihku!!"
Soobin tidak menjawab. hanya sebuah senyum tipis yang muncul di sudut bibirnya samar, dingin, dan sulit ditebak.
"Kita lihat saja apakah kau benar-benar bisa memegang ucapanmu itu" batinnya.
Seperti yang Soobin bilang, tubuh Yeonjun memang tidak bisa menolak. awalnya memberontak, tapi lama-lama ia terbawa suasana.
"Ouhhh... ankhhhh s-soobinhhh.."
"Ahhhhhhhh... k-kumohonhhhh hiksss... s-sudahhhh akhhhh!"
Soobin memegang pinggang Yeonjun, membantunya bergerak lebih cepat. tak peduli dengan desahan Yeonjun yang tengah mencapai klimaks, Soobin malah mempercepat gerakan pinggulnya.
"eunghhh.. ahh.. ahnkkk..ahhh"
Sekarang posisi mereka berubah, Yeonjun kini terbaring di bawah Soobin. tanpa ragu, Soobin kembali menikmati aroma tubuh Yeonjun, lidahnya menjelajahi kulitnya, meninggalkan jejak keunguan yang semakin pekat.
"shhh... ahhh!!"
Keringat membasahi tubuh mereka, napas berderu panas memenuhi udara. di tengah permainan yang membara di malam yang dingin, Soobin mengeluarkan miliknya.
Ia tersenyum melihat wajah sayu Yeonjun, rambutnya basah oleh keringat, lubangnya penuh dengan cairannya.
Soobin membelai lembut wajah Yeonjun, bibirnya mengecup pipi yang merona, menghirup aroma vanilla yang selalu memabukkannya.
"Akhhh!! m-mauuhhh k-keluarrhh"
"ini baru pemanasan sayang"
"hikss.. ahh... t-tidakhhh... ahhh"
Dua hari berlalu dalam siksaan 'permainan' yang tak berkesudahan. Yeonjun merengek, menangis, memohon, namun Soobin tetap tak peduli. ia terus memaksanya tanpa ampun.
"AKHH!! HIKSS.. S-SUDAHH BINHH"
"S-SAKITHH.. AHH!! "
"ughh... m-mauu k-keluarhh.. ahhh"
"Bersama sayang. "
"ahh/akhhh"
Cairan Soobin membanjiri bagian belakang Yeonjun, dan sang submissive akhirnya bisa bernapas lega karena 'permainan' itu berakhir. walaupun ia tahu, tubuhnya akan terasa remuk esok hari.
Soobin mengecup kening Yeonjun yang sudah terlelap, hatinya mencelos melihatnya begitu lelah. rasa bersalah menghantuinya, tapi cinta yang teramat besar sering kali membutakan.
Tapi itu teruntuk di dunia oren aja kalo di rl mah jangan ya nak- anak, author.
"cape banget kayaknya, maaf ya cantiknya Soobin. "
Soobin pun beranjak dari kasurnya membersihkan sisa sisa sp*rma yang berceceran di lantai.
Setelah membersihkan kamar, Soobin segera mandi karena merasa tubuhnya sudah bau.
Selesai mandi, Soobin mengacak rambutnya yang basah dengan handuk, lalu memilih pakaian yang nyaman untuk beristirahat.
Di ruang tamu, Soobin bersantai di sofa empuknya sambil menonton acara TV favoritnya. merasa ada yang kurang, ia beranjak ke dapur untuk mengambil camilan.
Setelah memborong berbagai macam camilan dari kulkas, Soobin bergegas kembali ke ruang tamu untuk menonton acara TV kesukaannya.
Di sisi lain, Yeonjun tiba-tiba tersentak bangun dari tidurnya. Saat mendapati Soobin tak ada di sisinya, ia mendengus kesal.
"ishh, ke mana lagi dia? seenaknya saja ninggalin"
Yeonjun mencoba bangkit, namun tubuhnya terasa remuk. dengan susah payah, ia berhasil berdiri, meski jalannya sempoyongan. saat hampir terjatuh, Soobin dengan sigap menahan pinggangnya.
"Lain kali, bilang saja kalau butuh sesuatu, sayang."
"Kamu ke mana, sih? tiba-tiba menghilang begitu saja! lihat, gara-gara kamu aku jadi seperti ini" gerutu Yeonjun dengan nada kesal.
"Haha, tapi kamu suka kan saat aku membuatmu tak berdaya?" balas Soobin dengan senyum menggoda.
"SOOBINN!!!??? "
Next chapter all🙂↕️
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed With You •||Soobjun||•
Teen FictionYeonjun, pemilik toko kue Sweet Bloom, dikenal dengan wajahnya yang cantik dan senyumnya yang hangat. Banyak yang menyukainya, tapi Yeonjun hanya fokus pada pekerjaannya dan enggan membuka hati-sampai seseorang bernama Choi Soobin muncul di hidupnya...
Chapter 09.🔞
Mulai dari awal
