"Akhirnya kamu datang juga, Yeonjunnie."
Suara itu lembut, nyaris tenang , tapi bagi Yeonjun, kedengarannya seperti mimpi buruk yang baru saja jadi nyata.
Suara langkah kaki bergema pelan dari arah lorong belakang.
"Akhirnya kamu datang juga..." suara itu terdengar lebih jelas sekarang. berat, tapi tenang, seperti seseorang yang sudah lama menunggu.
Yeonjun menegang. ia perlahan berbalik, dan dari balik kegelapan, sosok tinggi itu muncul perlahan.
Choi Soobin.
la berjalan mendekat dengan ekspresi nyaris datar, tapi di matanya ada sesuatu yang berkilat kepuasan. antara obsesi dan
"Kamu beneran nurut, Jun" ucapnya lirih, seolah sedang menyambut seseorang yang ia rindukan. "Aku tahu kamu bakal datang ke sini."
Yeonjun mundur selangkah, napasnya tersengal. "A-apa yang kamu lakuin, Soobin? di mana mereka?!"
Soobin tidak langsung menjawab. ia hanya tersenyum kecil, menatap Yeonjun seperti sedang memandangi karya seni yang sangat berharga.
"Lucu ya... setiap kali kamu kehilangan seseorang, kamu selalu nyalahin diri sendiri. padahal jawabannya cuma satu, Jun."
"Apa maksudmu?" suara Yeonjun pecah, antara takut dan marah.
Soobin melangkah lebih dekat hingga jarak mereka hanya beberapa langkah.
"Kamu."
Hening.
Kata itu menggantung di udara, menekan dada Yeonjun hingga sulit bernapas.
"Aku cuma... ngejauhkan orang-orang yang bikin kamu lupa siapa yang paling ngerti kamu" lanjut Soobin pelan.
"Kamu nggak waras..." Yeonjun bergetar, matanya mulai basah.
Soobin tertawa kecil, lembut tapi menakutkan. "Mungkin. tapi setidaknya aku jujur soal apa yang aku rasain. kamu? kamu cuma terus lari."
la menunduk sedikit, menatap Yeonjun dari bawah. "Lihat aku, Jun. aku yang selalu di sini. aku yang selalu jagain kamu."
"Kamu nyakitin mereka!"
Soobin mengangkat bahu, matanya tetap menatap tajam. "Kalau itu satu-satunya cara biar kamu ngelihat aku lagi... mungkin itu sepadan."
Yeonjun memejamkan mata, mencoba menahan gemetar. Ruangan itu terasa semakin sempit, udara semakin dingin.
Saat ia membuka mata, Soobin sudah berdiri tepat di depannya cukup dekat hingga Yeonjun bisa merasakan napasnya.
"Sekarang... kamu cuma perlu milih" bisik Soobin, suaranya menurun seperti racun yang menetes pelan.
"Kamu mau terus ngejar mereka..." ia mendekatkan wajahnya sedikit.
"Atau kamu mau tetap di sini, sama aku."
Dari balik pandangannya, Soobin melihat Yeonjun yang masih terdiam, tubuhnya sedikit gemetar di bawah cahaya lampu redup.
Semua reaksi itu... membuat sudut bibirnya terangkat tanpa sadar.
Begitu rapuh, begitu mudah pecah.
Itulah Yeonjun di matanya. sosok yang selalu mencoba terlihat kuat di depan orang lain, tapi selalu goyah saat sendirian. dan bagi Soobin, hanya dia yang boleh melihat sisi itu.
la menarik napas dalam, lalu menatap layar kecil di tangannya. di sana, video dari beberapa hari lalu masih berputar Yeonjun tertawa dengan Beomgyu dan Chanyeol di taman sekolah.
YOU ARE READING
Obsessed With You •||Soobjun||•
Teen FictionYeonjun, pemilik toko kue Sweet Bloom, dikenal dengan wajahnya yang cantik dan senyumnya yang hangat. Banyak yang menyukainya, tapi Yeonjun hanya fokus pada pekerjaannya dan enggan membuka hati-sampai seseorang bernama Choi Soobin muncul di hidupnya...
Chapter 08.
Start from the beginning
