Dan jauh dari sana, Soobin memperhatikan momen itu melalui laptopnya. ujung bibirnya melengkung tipis.
"Akhirnya kamu sadar juga..." katanya pelan, suara nyaris seperti bisikan.
Saat bel istirahat berbunyi, suasana kelas langsung berubah riuh. satu per satu siswa dan siswi berhamburan keluar, sebagian menuju kantin, sebagian lagi sekadar nongkrong di koridor.
Yeonjun masih duduk sebentar di kursinya sebelum akhirnya berdiri. di sebelahnya, Beomgyu sudah lebih dulu bersiap, memasukkan buku ke tasnya.
"Ayo, Jun. gue udah janji mau nemenin lo ke tempat Taehyung, kan?" katanya sambil menepuk pundak Yeonjun.
Yeonjun mengangguk kecil, tersenyum tipis. "Iya, iya. gue juga sekalian mau ngasih dia sesuatu."
Mereka pun berjalan berdampingan keluar kelas, melewati kerumunan teman-teman yang sedang bercanda dan berebut keluar ke kantin.
Dari kejauhan, sinar matahari siang menembus jendela, membuat bayangan mereka jatuh memanjang di lantai koridor.
Namun di antara keramaian itu, Yeonjun sempat menoleh sekilas ke arah ventilasi di atas pintu kelasnya.
la tak tahu kenapa, tapi ada dorongan aneh dalam dirinya untuk menatapnya lagi, seperti sesuatu di balik sana sedang memperhatikan.
Dan di tempat lain, Soobin masih di depan monitornya. tangannya bertumpu di meja, menatap layar yang kini memperlihatkan dua sosok yang berjalan berdampingan di lorong sekolah.
"Berdua lagi" gumamnya pelan, "selalu dengan Beomgyu... tapi kamu tahu kan, Jun, siapa yang sebenarnya paling memperhatikanmu?"
Di taman belakang sekolah, Yeonjun dan Taehyung duduk berdampingan di bangku panjang. mereka tampak akrab, tertawa kecil saat Taehyung mencoba membuka bekal yang Yeonjun bawa dari rumah.
"Aku kan udah bilang jangan lupa makan sayang" ujar Taehyung lembut sambil menyerahkan sepotong roti ke Yeonjun.
Yeonjun hanya tertawa pelan. "Iya, iya... kamu tuh kayak alarm hidup."
Dari kejauhan, Beomgyu hanya bisa menggeleng sambil bercanda, membiarkan dua orang itu dalam dunia kecil mereka sendiri.
Disisi lain, di balik layar yang memantulkan cahaya redup, Soobin menatap adegan itu dengan rahang mengeras.
Jemarinya berhenti di atas keyboard, lalu mengepal perlahan. suara tawa Yeonjun yang keluar dari speaker membuat dadanya terasa sesak, bukan karena bising, tapi karena rasa yang tak mau ia akui.
"Sayang..." suara itu bergema lagi dari rekaman, membuat mata Soobin semakin dingin.
la bersandar ke kursinya, menatap layar dengan pandangan kosong namun tajam.
"Taehyung, ya?" gumamnya pelan, hampir seperti mencicipi nama itu dengan nada sinis.
la menutup sebagian layar, hanya menyisakan wajah Yeonjun yang tertawa di frame kecil di sudut monitor.
"Lucu banget kamu kalau senyum" katanya lirih. "Tapi kenapa bukan ke arahku?"
Suara napasnya terdengar berat.
Tangannya bergerak cepat menutup semua jendela video satu per satu.
Klik. Klik. Klik.
Hening.
Tapi di antara keheningan itu, satu hal jelas tatapan mata Soobin kini bukan sekadar tatapan pengamat. ada sesuatu yang retak di dalam dirinya.
Sesuatu yang perlahan berubah menjadi niat.
Soobin menatap layar yang kini gelap. Suara tawa Yeonjun dan Taehyung masih terngiang samar di kepalanya.
la menghela napas panjang, menegakkan tubuhnya kembali. wajahnya datar terlalu datar untuk seseorang yang sedang marah.
Tangannya terulur ke meja, mengambil map hitam yang sebelumnya tergeletak di sana. di dalamnya, beberapa lembar kertas berisi foto, catatan, dan nama-nama yang disusun rapi.
Di antara tumpukan itu, satu nama kini menarik perhatiannya: Kim Taehyung.
Soobin membuka laptop lain di sebelahnya, jari-jarinya menari cepat di atas keyboard.
Dalam hitungan detik, ia sudah membuka berbagai data, jadwal sekolah, aktivitas klub, bahkan akun media sosial milik Taehyung.
"Tipe populer. banyak teman. banyak yang suka" gumamnya datar. "Termasuk Yeonjun."
Matanya menatap layar dengan pandangan tajam yang sulit dibaca. la menahan napas sejenak sebelum berkata lirih.
"Lo gak tahu, Tae... lo main di tempat yang seharusnya bukan milik lo."
la kemudian membuka folder lain berlabel 'PROJECT J'.
Di dalamnya, ada data waktu, lokasi, dan potongan gambar yang tersusun kronologis. Semua tentang Yeonjun setiap gerak, setiap tempat yang pernah ia datangi.
Soobin menatap layar itu lama, lalu mengetik satu baris baru di bawah folder:
Target tambahan: Kim Taehyung.
Ia tersenyum tipis. tapi bukan senyum bahagia, lebih seperti garis halus di wajah seseorang yang sudah menetapkan keputusan yang tak bisa diubah lagi.
Next Chapt
BẠN ĐANG ĐỌC
Obsessed With You •||Soobjun||•
Teen FictionYeonjun, pemilik toko kue Sweet Bloom, dikenal dengan wajahnya yang cantik dan senyumnya yang hangat. Banyak yang menyukainya, tapi Yeonjun hanya fokus pada pekerjaannya dan enggan membuka hati-sampai seseorang bernama Choi Soobin muncul di hidupnya...
Chapter 05.
Bắt đầu từ đầu
