Sasuke berjongkok didepan orang tersebut, Juugo dan anak buahnya segera memberikan ruang untuk Sasuke berbicara.

"Mengapa kau sangat terobsesi pada Hinata?" Tanyanya langsung to the point.

Kabuto menatap Sasuke dengan tatapan tajam, ia sungguh marah mengapa orang-orang itu memperlakukannya seperti ini.

"Siapa kau? mengapa kau menanyakan si jalang itu?"

"Jalang? apa kau ingin mati" Desis Sasuke seraya mencengkram kerah Kabuto hingga lelaki itu hampir tercekik.

"S-sialan bahkan aku tidak tahu siapa kalian, mengapa kalian melakukan ini padaku? aku akan menuntut kalian semua sama seperti yang ku lakukan pada ayah si jalang itu!!"

"Kau benar-benar ingin mati ya mengapa mulutmu membuatku kesal, apa kau memenjarakan ayahnya? katakan padaku apa tujuanmu melakukan itu brengsek"

"Sialan! itu bukan urusanmu lepaskan aku!"

"Jawab saja atau aku akan memotong lidahmu hingga terputus" Desis Sasuke mengancam, dia ingin tahu mengapa Kabuto terus mengganggu Hinata.

Kabuto melihat orang-orang bertubuh besar yang mengelilingi dirinya membuat nyalinya seketika menciut.

"Ayahnya mengambil uangku dia ingin aku menikah dengan Hinata agar dia bisa memakai uangku untuk membayar hutangnya" Jawab Kabuto dengan jujur. "Persetan! siapa yang bersedia memberikan uang secara cuma-cuma" desisnya emosi.

Sasuke mencengkeram erat pakaian Kabuto sebelum melepasnya dengan kasar, jadi itu alasannya? "Mulai sekarang jangan pernah mengganggunya lagi jika kau tidak ingin mati" Ujarnya memperingatkan sebelum beranjak berdiri.

"Apa hubunganmu dengannya? apa kau kekasihnya?" Tanya Kabuto seraya mendongak menatap Sasuke dengan tatapan sanksi.

Sasuke menatap Kabuto dengan onyx nya yang dingin. Perkataan Kabuto membuat dirinya merasa terganggu lelaki tampan itu memalingkan wajah kearah lain sebelum berbalik.

"Bukan urusanmu" sahutnya seraya berjalan meninggalkan tempat membiarkan Kabuto diberi pelajaran lagi oleh Juugo agar dia berhenti mengganggu Hinata.

.

.

.

Disebuah kantor kepolisian Hinata menunggu ayahnya yang sedang dijemput oleh seorang sipir. Matanya terus melirik pintu yang berada dibalik dinding kaca berharap ayahnya segera muncul dari sana. Tidak lama kemudian pintu terbuka lebar sosok ayahnya muncul dari sana dalam keadaan kedua tangan yang terkait oleh borgol.

Hinata melihat kondisi ayahnya yang terlihat kacau, dia merasa sedikit iba melihatnya, posisi mereka terhalang oleh sebuah dinding kaca yang berlubang agar pembicaraan mereka terdengar.

Hinata menghela nafas panjang sebelum berucap.
"Jadi kau berakhir disini, Ottousan?"

Hyuga Hiashi memejamkan matanya sejenak sebelum menyahut ucapan Hinata. "Pergilah ke tempat yang jauh, mereka akan mencari mu setelah tahu aku berada di sel tahanan"

Hinata tersenyum lirih. "Para penagih hutang itu? aku tidak terkejut karena selama ini aku yang membayar tunggakan mu"

'BRAK!'

Hiashi menggebrak meja dengan kedua tangan yang terikat borgol sampai membuat Hinata terkejut, gadis itu melihat pupil ayahnya bergetar seolah kata-katanya tak main-main. "Turuti saja kata-kataku Hinata, jangan sampai mereka menemukanmu"

Hinata mengangguk menurut, apapun yang ayahnya sembunyikan kini membuatnya merasa sedikit takut, apa lintah darat itu akan menangkapnya? Mengapa ayahnya sangat serius mengatakannya.

Red Strings [SASUHINA]Where stories live. Discover now