Baru saja mereka beranjak dari parkiran, Shandy, Fenly dan Fiki sudah datang dengan keriuhan dan semangat pagi yang sangat membara di pagi hari. Suara klakson yang terus berbunyi membuat parkiran yang sepi jadi terasa ramai seperti pasar. Belum lagi tertawaan mereka yang berisik membuat parkiran ini real seperti pasar pagi.
"Masih pagi udah berduaan aja," Ledek Fiki sembari memasang senyuman dan tatapan maut.
"Tau nih ga asik ga ngajak-ngajak, minimal ngajak janjian gitu yekaan," Kali ini Shandy ikut menambah bumbu dari ledekan Fiki.
"Kita cuma toping yah ternyata, emang menyedihkan jadi jomblo," Belum lagi selesai dengan tingkah Fiki dan Shandy, Fenly malah ikut-ikutan menjadi sumbu api di pagi hari ini. Lihat saja mereka bertiga dengan tingkah petantang petentengnya mulai datang ke arah Gilang dan Adelia dengan wajah yang siap untuk melempar 1001 ledekan.
"Apaan sih kalian ini pagi-pagi gabutnya gangguin orang, brisik tau gak kayak pasaaaar," Untung saja ada Adelia yang menjadi pawang Gilang dalam meredakan emosinya dari tiga berandal ini. Kalau tidak bisa saja ia akan ucapkan segala sumpah serapah di pagi ini ditambah dengan segala informasi mengenai perasaan hatinya yang bisa saja bocor kapan saja jika dipancing-pancing.
"Becanda doang sis, yuk sarapan yuk sis!" Seru Shandy sembari memperbaiki sandangan tas nya yang hampir terjatuh.
"Yuks, bantuin gue ngabisin ini nih, sarapan dari maminya Gilang, gue soalnya udah sarapan tadi di rumah, takut ga abis," Jawab Adelia dan langsung mendapatkan senyuman kecil nan penuh arti dari Shandy, Fiki dan Fenly.
"Ooooh dari tante yah, untuk kita gada yah, cuma untuk Adeeeel," Ucap Fenly dengan wajah sedih yang dibuat-buat.
"Kalo mau sarapan bareng ikut kalo ga yodah sana pergi," Ujar Gilang yang langsung menarik lembut pergelangan tangan Adelia menuju kantin. Adelia yang diseret oleh Gilang hanya bisa pasrah ikut berjalan dibelakangnya, sampai akhirnya seorang laki-laki seorang perempuan memanggilnya tepat dari dalam mobil secara bersamaan.
"Adel good morning!" Seru Amelia dan Farhan dari dalam mobil secara serentak.
"Oh hai kalian and good morning," Ucap Adelia menjawab sapaan mereka dengan senyuman dan masih dengan posisi yang sama, yapp tangan kirinya yang masih dipegang erat-erat oleh Gilang.
"Okei sepupu gue sama adik gueh sekoyah dulu, lo langsung balik aja sana ya, bawa mobil baik-baik, babai assalamualaikum!" Seru Amelia sembari tersenyum dan secepat kilat langsung turun dari mobil diikuti oleh adiknya tersayang.
Sebelum Farhan beranjak pulang ia menyempatkan untuk berpamitan dengan melambaikan tangan pada Adelia and the genk, dan tentu saja ia tidak melewatkan kesempatan untuk memperhatikan dan mengingat wajah Gilang, orang yang saat itu dapat dengan leluasa mengganggam tangan orang spesial yang ada di hatinya.
"Dari dulu tangan itu bahkan ga mau kalo gue gandeng, tapi sekarang ada yang berubah dari lo Del. Apa memang gue harus mundur karna orang itu Del? Kalau memang gue harus mundur, gue harus cari tau dulu dia siapa dan apa dia layak untuk lo Del,"
...
"Waaau enak bangettt, trimakasih tante manisss!" Seru Adelia dan langsung melahap nasi kuning yang ditemani dengan beberapa toping seperti 5 buah risol sayur, lima bakwan, tempe orek, telor dadar, sambal teri kacang, dua lembar selada dan tak lupa dengan taburan bawang goreng.
Gilang, Amel, Shandy, Fiki dan Fenly hanya bisa mengelengkan kepalanya melihat tingkah Adelia yang tiba-tiba memekik di kantin ini. Untung saja belum ada yang mendatangi kantin dan mendengar kehebohan Adelia saat itu.
"Gimana masakan mami enak?" Tanya gilang dan tanpa babibu langsung mendapatkan anggukan kepala dari Adelia.
"Del bagi-bagi napa, kita kan juga mau," Ujar Amelia dan diikuti oleh tatapan memelas dari Shandy, Fiki dan Fenly.
"Iya boleh nih! kita giliran yak sampe habis semua," Ujar Adelia dan orang pertama yang mendapatkan sendok tersebut tentu saja Amelia (Ledies first guys wkwk).
YOU ARE READING
Dengan Caraku (On Going^^)
Teen FictionAnak nakal, manja dan selalu pindah-pindah sekolah karena sikapnya yang urakan, siapa lagi kalau bukan Gilang Dika. Sudah banyak laporan dari guru-guru yang sudah tak tahan sehingga membuatnya harus terus pindah-pindah sekolah. Dan tibalah Gilang d...
Part 20 - Nyarap duls
Start from the beginning
