Rumah Adelia....
"Silahkan di cicip dulu, maaf ya gais seadanya," Ujar Adelia sembari menghidangkan beberapa makanan ringan buatnnya sendiri.
Tanpa ragu-ragu mereka berempat langsung saja melahap makanan ringan yang dihidangkan oleh Adelia sampai habis tak bersisa. Adelia yang awalnya khawatir saat itu akhirnya bisa tersenyum lebar memandangi cemilan buatannya itu sangat disukai oleh teman-temannya.
"Del ini lo beli dimana sih? Gue jadi pengen order banyak untuk rumah makan bokap gue, atau gini deh, gua minta alamat yang ada di kemasannya, belom lo buang kan?" Tanya Shandy sembari mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya.
Adelia yang kaget sekaligus kebingungan sontak langsung terdiam mendengar ucapan Shandy barusan. Dengan mengumpulkan keberanian Adelia pun hanya bisa berkata jujur kepada teman-temannya. Jujur saja, selain editing, Adelia juga sangat ahli dalam hal memasak dan itu tentunya tidak diketahui oleh teman-temannya, kecuali Amelia.
"Hmm gini Shan, sebenernya ini semua gue yang bikin, gue ga beli hehe," Tutur Adelia dengan malu-malu sembari menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
"What! Ini seriusly lo yang bikin?" Tanya Shandy yang tak menyangka dengan keahlian memasak yang dimiliki seorang Adelia.
"I-iya,"
"Yaudah gue order banyak mau yak! Gue mau kripik balado 200 bungkus dulu deh, nanti kalo laku keras gue beli lagi agak banyakan, mau yak?" Tanya Shandy yang semakin membuat Adelia bimbang.
"Bukannya ga mau Shan, tapi apa gue sanggup bikin sebanyak itu? gue takut ga terkejar," ujar Adelia dengan perasaan yang campur aduk.
"Ambil Del, Rezeki datang jangan di tolak," Ujar Mama Adelia yang ternyata baru saja nangkring di dekat pintu.
"Ma-mama serius? Tapi sekolah Adel gimana? Kan nanti...."
"Kamu gak usah khawatir okei! yasudah mama mau ke dapur dulu mau masak, yang akur yaa," Ujar Mama Adelia sebari tersenyum ke arah mereka berempat dan langsung berjalan kerah dapur.
"Shan sebelumnya makasih banyak ya, tapi ini di antarnya kapan?" Tanya Adelia masih dengan perasaan yang tidak enak teradap sahabat barunya itu.
"Santai aja Del, gue kan juga perlu. Untuk barangnya lusa deh gue ambil ke sini, bisa kan?"
"Bisa- bisa! Gua juga mu bantuin dong biar cepet," ujar Gilang dengan senang hati tapi malah mendapat cibiran dari Fiki dan Fenly.
"Batuin atau bantuin???"
"Bantuin dong,"
"BANTUN MAKAN YAAHAHAHAHAHA!"
"Heh anak bangsyad ngomongnya ga bisa di jaga, gua kawinin juga lo bedua sama kucing," Seru Shandy sembari mencubit lengan kedua sohibnya itu.
"anjir dia udah ga berpihak ke kita Fen," Cibir Fiki sembari menepuk-nepuk punggung Fenly.
"Hehh memangnya salah Gilang mau bantuin Adel? Lagian ini juga berhubungan dengan bisnis keluarga gue, ya ga salah dong," Ucap Shandy sembari menyombongkan diri.
"Hehh udah-udah, daripada ribut-ribut, mending kita ngerjain tugas yang tadi disuruh buk Sulis," Ujar Gilang yang langsung mendapat sorakan dari Shandy, Fiki dan Fenly.
"Hilih, kalo ada tugas dari bu Sulis aja, langsung tuh otak lu bekerja dengan cepat, dasar buaya paret!" Tutur Shandy yang kali ini tidak mendukung ucapan Gilang sama sekali. Namun tidak dengan Adel, dia malah mendukung usul Gilang untuk mengerjakan PR bersama-sama.
"Heh yang dibilang Gilang tadi bener tauk, ayo kerjain tugas sekarang, ntar ga keburu lagi," Ujar Adelia sebari tersenyum ke arah Gilang dan sontak langsung membuat Gilang merasakan telinganya memanas dan juga gugup seketika. Untungnya saat itu ia masih bisa menutupi itu semua dengan baik, tapi semua usaha tutup menutupi itu sangat mudah dibaca oleh Shandy, Fiki dan Fenly yang memang sudah ahli dalam hal ini.
'Yah dia malah belain si buaya paret, asli polos banget ni anak,' Batin Shandy sembari menggaruk-garuk kepalanya yang kebetulan saat itu sedang gatal.
'Asek otewe PJ datang,' Batin Fenly yang sudah membayangkan menu apa saja yang akan ia pesan di kantin sekolah.
'Yee Gilang pasti seneng banget nih di belain doi, tapi sayang seribu sayang si doi belom tau kalo dia lagi di incer hadeeeh,' Batin Fiki yang mulai sibuk dengan buku-bukunya sembari tersenyum kecil dengan hal-hal lucu yang saat ini sedang bermunculan di dalam kepalanya.
♡♡♡
"KAKAK LIHAT AKU DAPAT APA!!!"
"OH MY! OH MY! OH MY! MANGGA!" Pekik Adelia sembari memandangi sekantung penuh mangga yang di bawa oleh Syila tanpa memperdulikan teman-temannya
"Kakak suka? Ini tadi hadiah dari Pak Ujang karna tadi kami bantuin dia panen," Ujar Syila sembari tersenyum dengan penuh kebanggaan.
"Widih keren-keren! Kenapa tadi ga ngajak-ngajak, kamu tau gak aku itu ahlinya panjat pinang, apalagi kalo manjat pohon kecil lah," Ujar Gilang memotong obrolan antara kakak adek itu.
Syila merasa bahwa ia mengenal suara ini. Syila ingat suara ini adalah orang yang menelfon kakaknya dan dia juga yang sudah membuat game nya terhenti pada malam itu.
'Huh, kenapa dia ke sini, kenapa juga kakak mau berteman sama dia, teman-temannya juga pasti sama, MENYEBALKAN!' Batin Syila sembari melihat mereka semua satu persatu.
"Oh iya, kakak sampai lupa kenalin temen-temen kakak gara-gara mangga ini. Gais kenalin ini adek tercantik gue, namanya Syila. Dek kenalin ini temen-temen baru kakak, yang paling tinggi namanya Fiki, di sebelahnya itu Fenly, terus yang kurus ini namanya Shandy, terakhir yang barusan ngomong sama kamu tadi namanya-" Ujar Adelia yang langsung disambung oleh Syila sendiri.
"Dia Gilang, bener kan kak?" Ucap Syila dan langsung mendapat anggukan dari Adelia.
"Oh Ini Syila yang suaranya imut itu kan? Wah salam kenal yaa!" Ujar Gilang dengan lembut sembari mengembangkan senyumannya, namun hanya mendapat senyum sekilas dari Syila dan ia pun langsung bergegas membawa mangga tersebut langsung ke dapur.
"Wah adek lu jutek banget Del," Bisik Fenly sembari memperhatikan Syila berjalan.
"Gara-gara gue kali ya, iya kan Del?" Tanya Gilang dengan suara yang sangat pelan.
"Hm mungkin," Jawab Adelia singkat dan pastinya saat itu ia sangat tidak enak dengan mereka semua karena sikap Syila yang begitu ketus.
"Iya gara-gara lu, liat tuh muka lu buriq, beda sama gue yang ganteng dari lahir," Ujar Fenly sembari memejamkan mata dan tersenyum bangga.
"Ha ha ha ganteng pala lu, yaudah gue balik dulu ya Del," Ujar Fiki sembari menarik tangan Shandy dan Gilang. Sementara Itu Gilang sempat-sempatnya melambaikan tangan ke arah Adelia sebelum ia keluar dari pintu rumah itu.
"HEH KALIAN MAU KEMANA! GUE GA DI AJAK!" Seru Fenly yang masih duduk di sofa ruang tamu Adelia.
"Mereka mau cari makhluk yang lebih ganteng dari lu Fen," Ucap Adelia sembari tertawa kecil.
"Huh ga seru, yaudah gue balik juga yak, see you tomorow!" Seru Fenly dan langsung bergegas menyusul ketiga sohibnya yang lain.
'Entah apa yang ada dalam pikiran Syila sampai-sampai dia gak suka sama sama mereka, terutama Gilang. Gua harap Syila gak akan bersikap buruk lagi kedepannya'
♡♡♡
- akhirnya saya ada niat untuk nulis setelah beberapa hari ini banyak kesibukan -
- semoga kalian suka -
- kalo agak lama ga upload ya kalian maklum karena aku lagi magang -
- oke see you again semwaaa -
🌟👇janlup my luvv....
YOU ARE READING
Dengan Caraku (On Going^^)
Teen FictionAnak nakal, manja dan selalu pindah-pindah sekolah karena sikapnya yang urakan, siapa lagi kalau bukan Gilang Dika. Sudah banyak laporan dari guru-guru yang sudah tak tahan sehingga membuatnya harus terus pindah-pindah sekolah. Dan tibalah Gilang d...
