Matahari pagi sudah menyinari bumi kembali dan kini Adelia sudah siap dengan seragam rapi, rambut yang rapi, membawa buku-buku sesuai jadwalnya dan tentunya tanpa makeup untuk menghindari razia yang bisa saja datang secara tiba-tiba. Adelia perlahan mengeluarkan sepeda motor miliknya dari dalam garasi. Baru saja ia akan menghidupkan mesin dari kendaraan tersebut ternyata sudah ada manusia absurd yang memasuki halaman rumahnya.
"Lah ngapain kesini?"
"Mau jemput lo," Ujar Gilang jujur semberi menyodorkan helm ke hadapannya.
"Dalam rangka?" Tanya Adelia yang kebingungan dan langsung mematikan mesin sepeda motornya.
"Lo mau Farhan menjauh kan?" Kali ini Gilang juga akan ikut bermain, namun ia akan bermain dalam jarak aman untuk memantau sejauh apa saingannya itu akan bertindak.
"Jadii, ini semacam rencana?" Tebakan yang tepat dari Adelia membuat Gilang mengangguk sembari tersenyum. Permainan dimulai dan Gilang sudah siap untuk ikut di dalamnya. Sedetik pun ia tidak akan membiarkan Farhan untuk membawanya menjauh dari Adelia.
"Eh ada Gilang? Mau jemput Adel?" Faris yang baru saja keluar rumah tersenyum ramah ketika ada Gilang yang datang untuk menjemput putrinya.
"Iya Om, izin pamit ya om," Ujar Gilang yang langsung mengulurkan tangan untuk salam dan pamit kepada Faris.
"Pa Adel pamit ya, makasi bekal Adel udah diambilin," Ujar Adelia dan langsung pamitan dan berjalan ke arah sepeda motor Gilang.
"Jangan ngebut-ngebut!" Tegas Faris dan langsung mendapatkan anggukan dari Gilang dan lambaian tangan dari Adelia.
"Aman om! Semuanya akan aman terkendali,"
"Pamit ya pa, babai,"
...
"Menyenangkan" adalah satu kata yang dapat mendeskripsikan perasaan Adelia pagi ini. Cukup dengan jamputan yang hangat, jalanan yang tidak terlalu ramai, angin yang sepoi-sepoi, dan materi yang sudah tertanam dengan baik di kepalanya sudah membuatnya amat sangat bahagia. Wajah bahagia tentu saja tidak bisa ditutupi lagi dari Adelia. Rasanya saat ini ia ingin memeluk erat Gilang dari belakang karna terlalu bersemangat. Tapi apa daya, tidak mungkin Adelia melakukan hal itu, karna bisa-bisa orang yang ada dihadapannya ini akan merasa tidak nyaman dan lama-lama menjauh.
"Hei, tadi malam frustasi, sekarang senyam senyum, ada apa tuch?" Tanya Gilang yang sedaritadi memperhatikan raut wajah Adelia dari spion.
"Lo merhatiin gue dari spion ya? nyebelin lo, mau musuhan lagi?!" Pekik Adelia sembari menepuk kencang bagian belakang helm milik Gilang.
"Jangan dong, becanda doang aelah. Oh iya, lo udah sarapan? nanti sarapan dulu mau ga?"
"Ini sogokan?" Tanya Adelia sembari menatap spion itu dengan tatapan yang mengintimidasi.
"Bukan, ini dari mami gue, dia nitip sarapan buat lo," Jawab Gilang dengan senyum khasnya. Baru kali ini maminya menyiapkan tiga bekal makanan. Biasanya maminya hanya menyiapkan dua bekal yang seringkali ia tinggalkan begitu saja. Tapi kali ini ia tidak bisa lagi meninggalkan benda itu karna kotak bekal yang ketga khusus untuk Adelia, tidak mungkin ia membiarkan kesempatan sarapan bareng ini terlewatkan. Thank you so mouch mamiku sayang.
"Gue udah sarapan sih, tapi yodah nanti gue makan lagi deh, ga enak sama mami lo udah masakin," Ujar Adelia dan membuat gilang tersenyum kegirangan.
Melihat gerbang sekolah yang sudah di depan mata membuat Gilang cepat-cepat menghilangkan senyumnya dan digantikan dengan wajah cool. Gilang tidak ingin sobat-sobat kampretnya itu melihatnya sudah senyam-senyum kegirangan di pagi hari dan mencercanya dengan pertanyaan-pertanyaan absurd yang tidak seharusnya ia jawab.
"Kecepetan yah kita datangnya," Ujar Adelia sembari mencopot helm dan memberikannya kepada sang empunya.
"Yaa gapapa dong, jadinya kita bisa sarapan dulu, ntar kalo ga habis biar gue yang habisin hehee," Ujar Gilang sembari menerima helm dari tangan Adelia dan disambut dengan anggukan lucu dari Adelia.
YOU ARE READING
Dengan Caraku (On Going^^)
Teen FictionAnak nakal, manja dan selalu pindah-pindah sekolah karena sikapnya yang urakan, siapa lagi kalau bukan Gilang Dika. Sudah banyak laporan dari guru-guru yang sudah tak tahan sehingga membuatnya harus terus pindah-pindah sekolah. Dan tibalah Gilang d...
