*semangat produktif semwa♡
Adelia POV...
"Adel, sarapannya jangan buru-buru nak, nanti keselek loh," Ujar mama gue yang hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah gue ya seperti anak kecil.
"Iya nih, makanya kakak bangun pagi-pagi, biar ga buru-buru. Yaudah Syila mau berangkat dulu babai...." Syila yang sudah siap langsung saja menyalim tangan papa, mama, dan gue.
"Syalom semua!" Gilang baru saja datang saat Syila akan keluar dari pintu. Dengan wajah yang terkesan jutek, Syila pun langsung pergi begitu saja tanpa menjawab salam dari Gilang.
"Wah Gilang, ayo sini duduk!" Wajah Papa sangat senang ketika Gilang datang lagi ke rumah gue, entah apa penyebabnya.
"Waduh, kalo ada waktu lebih saya duduk om, tapi kayaknya kalau saya duduk sekarang bisa-bisa saya sama Adelia di jemur sama bu guru galak," Gilang mulai berbasa-basi sembari sedikit tertawa.
"Kamu ini, mana ada guru galak, guru itu marah karena ingin murid-muridnya bisa lebih disiplin lagi. Yasudah kalian berdua berangkat, hati-hati bawa motor ya Gil," Pesan Papa yang masih menampilkan wajahnya yang sangat ceria pada pagi hari ini.
Tanpa berlama-lama lagi, gue dan Gilang langsung berpamitan kepada Papa dan Mama and than langsung bergegas menuju sekolah. Hari ini gue sengaja panggil Gilang untuk berangkat bareng karena pagi ini my momy mau beli bahan-bahan untuk pesanan Shandy yang harus selesai dalam waktu dekat. Ya otomatis harus ke pasar dong, dan yaaa motor gue juga harus di pakai pagi ini juga.
Jujur gue tambah bersyukur punya teman-teman baik seperti ini. Walaupun gue yang sederhana, mereka mau gitu tetap bersahabat tanpa membandingkan status gue yang bisa di bilang jauh banget dari mereka.
"Oke, kita sampai, silahkan turun tuan putri," Yak akhirnya 15 menit kemudian kami tiba di sekolah, and zuzursly gue agak gugup ya, kenapa tiba-tiba dia panggil gue tuan putri? Hei ga pantes banget:')
"Yodah gu-gue langsung ke ruangan gue ya,"
"Gue ikut! Ntar lu disamperin bola basket lagi kayak kemaren," Ujar Gilang yang langsung menyamakan langkah kakinya dengan langkah kaki gue, sampai pada saat kami berada di dekat lapangan basket, seseorang memanggil namaku sambil berlari kecil.
"Adelia tunggu!" Ya dia orang yang kemarin, tapi gue lupa lagi namanya siapa. Dia terus berlari mendekat kearah gue dan Gilang.
"Oh hai, lo lagi ternyata, btw nama lu siapa? Sorry gue lupa,"
"Ngga apa-apa, wajar lah lupa kan masih baru kenal, nama gue Fajri. Oh iya, bahu lo udah sembuh kan?" Ya sepertinya manusia yang bernama Fajri ini hanya mengkhawatirkan bahu, bukan orang yang kesakitan.
"Udah, udah sembuh kok. Oke kita duluan ya, lagi buru-buru soalnya," What! Ada apa dengan Gilang? Jujur gua ga ngerti kenapa dia tiba-tiba terburu-buru, padahal masih ada waktu sekitar sepuluh menit lagi sebelum bel berbunyi.
"Kenapa tiba-tiba bilang buru-buru? Padahal kan bel bunyinya masih lama Gil?"
"Ngga ada, maksud gue itu tadi cuman, hm cuman jaga-jaga aja, siapa tau kan ada temen-temennya yang lain ngelempar bola basket lagi. Lu belum tau kan rasanya bola basket mendarat tepat di kepala, saaaaaaakit banget," Tutur Gilang dengan sangat ekspresif sampai-sampai membuat tawa gue pecah seketika.
"Pantesan lu jadi pe'a bwahahahha,"
"Mungkin sih," Bukannya malu, Gilang malah ikut menertawakan dirinya sendiri.
♡♡♡
"Pagi Adeliaaaaa!" Pekik Amelia sembarangan tersenyum lebar. Gue sempat bertanya-tanya, hari ini ada hari spesial apa sih, kenapa dari tadi semuanya ceria banget. Apa gue nya aja yang belum siap untuk memulai hari.
YOU ARE READING
Dengan Caraku (On Going^^)
Teen FictionAnak nakal, manja dan selalu pindah-pindah sekolah karena sikapnya yang urakan, siapa lagi kalau bukan Gilang Dika. Sudah banyak laporan dari guru-guru yang sudah tak tahan sehingga membuatnya harus terus pindah-pindah sekolah. Dan tibalah Gilang d...
