Part 12 - belalang 🦗

14 2 1
                                        

janlup vote & coment ayang-!!!

Pagi ini bagi Adelia sangat berbeda dari pagi yang biasanya. Beberapa hari belakangan pagi Adelia sangat berwarna karena adanya sosok Gilang, namun kali ini ia harus pergi ke sekolah sendirian lagi. Sepanjang jalan Adelia hanya bisa terdiam sembari memikirkan keadaan Gilang di rumah sakit.

'Duh kasian Gilang, pasti bosan diem doang di sana, ntar gue jengukin bentar deh sama temen-temen yang lain' Batin Adelia sambil fokus mengendarai sepeda motornya.

Dengan cepat dan selamat Adelia melajukan sepeda motornya sampai ke dalam parkiran sekolah. Perlahan Adelia memarkirkan sepeda motornya, namun pada saat itu juga ia dikejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba muncul tepat di sampingnya.

"Hai! Selamat pagi!" Sapa Fajri yang tiba-tiba muncul bagaikan syetan.

"Oh elu, pagi juga," ucap Adelia singkat dengan senyuman khasnya dan langsung berlalu meninggalkan Fajri.

Bukannya menyerah, Fajri malah semakin gencar untuk mendekati Adelia. Entah apa yang membuat Fajri sangat ingin tahu tentang gadis ini.

"Hei tunggu! gue mau bilang sesuatu!" Seru Fajri sambil berlari untuk menyamakan langkahnya dengan Adelia.

"Mau bilang apa? Bahu lo masih sakit??"

"Bukan,"

"Terus apa??"

"Lo galak," Ucap Fajri dan langsung mendapat tatapan tajam dari Adelia.

"Makasih yaa, gua masuk kelas dulu," Ujar Adelia dengan ketus dan langsung berjalan cepat menuju ruang kelasnya.

Bukannya berhenti mengikutinya, Fajri malah terus mengikutinya sampai ke dalam kelas dan langsung duduk di bangku yang ada tepat di depan Adelia.

Adelia masih tak peduli dengan kehadiran Fajri yang entah apa maksudnya mengikutinya sedari tadi. Merasa risih terus diperhatikan, Adelia pun langsung menyuruh Fajri untuk keluar.

"Tujuan lo ngikutin gue sampai kesini untuk apa sih? Maaf tapi gue beneran gak suka dan gue risih diginiin, silahkan keluar dulu, gue juga mau belajar sebelum kelas mulai," Tutur Adelia yang saat itu sedang mencoba bersikap ramah kepada Fajri.

Fajri yang mendengar hal tersebut hanya tersenyum sembari menatap wajah Adelia yang sedang menahan amarahnya. Fajri masih tak habis pikir, bagaimana seorang Adelia bisa menolaknya mentah-mentah, sementara semua siswi yang ada di luar sana berebut ingin menjadi kekasihnya.

"Kalo lo gak mau keluar, biar gue aja yang keluar, permisi!"

"Ehh tunggu! biar gue yang keluar!" Cegah Fajri cepat sebelum Adelia pergi lagi. "Tapi jawab pertanyaan gue dulu, sebelum kita ketemu karena cedera waktu itu, apa lo tau siapa gue?"

"Gue cuma tau nama lu, bentukan lo gimana dari dulu gue kaga tau, itu juga diceritain sama temen gue, dia naksir berat sama lo soalnya," Jawab Adelia dengan jujur karena selama ini dia hanya tau segala informasi tentang Fajri dari sahabatnya Amelia.

Fajri yang mendengar jawaban dari Adelia hanya bisa mengangguk dan tersenyum tipis. "Selalu banyak perempuan yang berusaha mendekat, tapi kayaknya cuma lo doang yang berusaha menjauh, lo udah ada pawang ya?" Tanya Fajri sembari beranjak dari kursi yang ia duduki.

"Lucu lo, gue yang buluk gini dibilang ada pawang, lagian pacaran sekarang ga guna, masih makan dari hasil orangtua ngapain pacaran," Tutur Adelia sembari membuka bukunya.

"Lo bener, lagipula semua akan glow up pada waktunya dan, ga selamanya lo buluk and galak," Ledek Fajri dan langsung mendapatkan pukulan dari Adelia.

Fajri akhirnya mendapatkan ganjaran yang setimpal, kali ini ia Adelia memukulnya menggunakan buku paket tebalnya. Adelia tertawa kecil melihat Fajri yang kesakitan, namun tak lama kemudian Amelia datang sambil berlari dan dengan nafas yang tersengal-sengal. Amelia langsung memeluk Adelia dan tidak sadar bahwa Fajri juga ada disana.

Dengan Caraku (On Going^^)Where stories live. Discover now