Part 9 - Hampir di Culik

20 4 0
                                        

vote duls kak😡

"Sial sial sial! Kenapa sih Syila harus ketinggalan bus? Terus sekarang gimana dong aelah, masa Syila harus jalan kaki, oh no no no!" Monolog Syila pada dirinya sendiri yang masih setia duduk di salah satu halte bus yang berdekatan dengan sekolahnya.

"Sekarang kan hari jumat, pasti lama deh kalo nunggu angkutan, mendingan Syila jalan kaki deh, biarin dah kaki Syila rontok yang pentimg Syila bisa nyampe rumah," Monolog Syila yang sedari tadi sudah berfikir panjang, dan yah akhirnya Syila menurti kata otaknya untuk berjalan kaki.

Syila akui ia agak takut untuk berjalan sendirian saat itu. Entah kenapa hatinya selalu berkata untuk tetap berada di sekitar kawasan sekolah, seakan hal buruk akan terjadi pada dirinya. Namun bukannya mengikuti kata hatinya, Syila lebih mengikuti kata-kata otaknya, yaitu berjalan kaki dan yakin tidak akan ada ahaya yang mengancamnya.

Syila terus berjalan dan terus berjalan dengan tenang tanpa adanya gangguan hingga ia tiba di jalan besar yang sudah hampir dekat dengan rumahnya. Namun dari sinilah Syila merasa ada yang sedang mengikutinya. Seorang pria gendut dan dua orang pria lainnya yang baru saja turun dari sebuah mobil mewah terus mengawasi Syila semenjak ia melewati mobil itu.

'Perasaan Syila ga enak, Ya Tuhan, Syila takut sama om om gendut itu, lindungi Syila Tuhan, Amin,' Syila berdoa dalam hatinya sembari berjalan cepat menuju kawasan rumahnya berharap ia bertemu dengan tetangganya supaya ia bisa lepas dari pengawasan tiga orang yang mencurigakan tersebut.

Usahanya untuk berjalan cepat ternyata gagal. Baru saja ia berjalan cepat, ia langsung terjatuh dengan sendirinya karena menginjak sebuah batu runcing yang tidak ia lihat keberadaannya saat itu.

"Aww sakit shh..." Syila merintih kesakitan melihat sepatunya yang ternyata bolong dan telapak kakinya yang masih dibalut dengan kaus kaki juga telah menampakkan warna merah karena darah yang terus mengalir saat itu.

"Ayo, sekarang kamu mau jalan kemana lagi dek? Ikut om yuk! Kamu mau apa? Eskrim? Ayo biar om beliin semua yang kamu mau," Pria gendut tersebut ternyata sudah sampai, dan dengan sekali jentikan jari ia memerintahkan kedua anak buahnya untuk membawa paksa Syila.

"GAK! SYILA GAK MAU! DASAR OM JELEK! OM GENDUT! SYILA MAU PULANG! LEPASSS!" Pekik Syila sekencang-kencangnya berharap ada orang yang akan mendengarnya.

"TERIAK SAJA TERUS GADIS KECIL, LIHAT TEMPAT INI SEPI SEKALI BUKAN? LAKUKAN SAJA SEBISAMU, DAN TERUSLAH BERHARAP ADA YANG DATANG!" Seru pria gendut tersebut sembari berbali sejanak melihat pemandangan baru yanga ada dihadapannya.

Syila terus berontak ingin lepas dari cengkaram dua orang tersebut. Kedua lengannya di tahan dengan sepasang tangan kekar yang tidak akan lepas dengan begitu mudah. Syila yang malang terus menangis berharap ada sedikit keajaiban yang datang kepada dirinya.

'Tuhan tolongin Syila takut hiks,' Batin Syila yang saat itu merasa sangat bodoh karena tidak mengikuti kata hatinya.

'Harusnya Syila tadi tetap di sekolah, bukannya pulang sendiri jalan kaki. Mama, Papa, Kakak, tolongin Syila,' dengan air mata yang terus mengalir, Syila terus berharap akan ada keajaiban, dan dengan sisa tenaganya ia berharao bisa lepas dari cengkaram kedua orang-orang besar tersebut.

BUGH BUGH BUGH!!!

Pukulan demi pukulan terus diarahkan kepada dua orang pesuruh pria gendut tersebut. Perlawanan terus berlangsung sengit sampai mereka bertiga babak belur.

"LARI SYILA! CARI KAK ADEL DI DEKAT LAPANGAN! LANGSUNG PERGI KERUMAH, CEPAT SEBELUM KALIAN KETANGKEP!!!" Pekik Gilang yang terus berusaha melawan kedua pesuruh pria gendut tersebut.

Dengan Caraku (On Going^^)Where stories live. Discover now