"Yeah i know, but ada info terbaru apa dikehidupan Adelia?" Tanya Farhan dengan tatapan lurus dengan teh yang ada ditangannya.

"Ga banyak, belakangan ini ada anak baru dari jurusan lain namanya Gilang, entah gimana caranya mereka bisa ketemu, kenalan, dan sekarang yah jadi temen akrab. Tapi dari apa yang gue lihat, anaknya sih baik, mudah akrab dan ga kelewat batas kalo sama perempuan, jadi aman aza," Tutur Amelia sembari meletakkan cangkir teh yang ia pegang ke meja kecil yang ada dihadapannya. 

Farhan yang mendengar hal tersebut hanya bisa tersenyum kecil sembari meminum teh yang sudah dibuat oleh Amelia. 'Setidaknya gue harus pastiin perasaan dia ke gue, kalaupun memang di hati dia bukan untuk gue setidaknya gue mau dia bahagia sama orang yang tepat, yapp orang yang tepat di hati dan tepat di keyakinan juga,' Batin Farhan dan tersenyum tipis memandangi teh hangat yang ada di hadapannya.

"Oh iya gue mau tanya, lo di indo sampe kapan? biar gue bisa atur jadwal guweh yang padat ini dari sekarang untuk lo, ya minimal ada jadwal buat jalan-jalan yekaaan," Tanya Amelia sembari memainkan bagian ujung dari rambut ikal sepupunya itu.

"Seminggu lagi lah gue balik,"

"What seminggu lagi? yah bentar banget, gue mau bawa lo main kemana yak? Aduh lo tau ga han, gue yang introvert ini semenjak gada lo paling sering ya main ke danau doang, gue amat sangat males keluar rumah semenjak gada lo yang maksa-maksa untuk ajak gue pergi main. Besok deh gue mulai cari tau, siapa tau ada destinasi terbaru di kota ketchil ini," Tutur Amelia panjang lebar dan membuat Farhan yang awalnya datang ke tempat ini untuk tenang malah menjadi pendengar setia podcast Amelia.

"Okey udara malam hari ini cukup, gue balik dulu ke kamar yah kang podcast, sambung lagi besok bye!"

Sementara itu...

"Widih tumben banget nelfon gue duluan, ada apa?"

"Gue boleh curhat?" 

"Hmm sekarang ada apa? Kenapa nona mandiri ini butuh curhat sementara besok harus kuis penting," Tanya Gilang yang langsung menghentikan game yang sedang ia mainkan sedari tadi di komputer miliknya.

"Gue ketemu dia tadi sore," Ujar Adelia sembari mengunci pintu kamarnya dan langsung merebahkan diri di atas kasur milikinya.

"Dia siapa?" Tanya Gilang lagi.

"Farhan, dia tiba-tiba muncul di depan sekolah pas gue mau pulang," Ujar Adelia sembari memejamkan mata dan memikirkan pertemuan tadi sebenarnya harus terjadi atau tidak.

"Terus? Coba cerita deh semua unek-unek lu ke gue," Kali ini Gilang mulai penasaran dan beralih untuk pindah ke atas kasur miliknya.

"Jadi gini, tadi kan gue baru balik tuh dari perpustakaan, trus gue ke parkiran mau pulang bareng sama Amel. Sebelum pulang ngobrol-ngobrol tuh sama Amel, TIBA-TIBA dia itu nongol di belakang gue sama Amel, dan akhirnya  nongkrong deh di cafe sebentar, yah untuk reuni kecil-kecilan lah, dan lo tau gilaaaang tiba-tiba dia membuka pertanyaan seputar perasaan. Nah, awalnya pertanyaan itu untuk Amel, next untuk gue dan terakhir diaa. Lo tau jawaban dia sesuai prediksi gue, dia belum nemuin orang yang sesuai di hatinya sampai saat ini dan disaat yang bersamaan dia curi-curi pandang ke gue, pliss deh gue harus gimanaaa. Sumpis gue ga mau kalo dia masih berharap ke gue, bantuin gue Gil pliss" Tutur Adelia yang masih berbaring dan memejamkan matanya.


Gilang yang mendengarkan hal tersebut tentunya terkejut dan terdiam. Ia tidak menyangka kehadiran seseorang yang bernama Farhan akan datang secepat ini. Rasa cemburu tentu ada di hati seorang Gilang. Selanjutnya ia harus memikirkan cara untuk selalu ada di samping Adelia. Orang ini kedepannya pasti akan selalu berusaha memepet Adelia dari segala sisi dan perlahan akan membuatnya menjauh dari Adelia.


"Halooo! Lo kok diem aja sih?" Tanya Adelia sembari memandangi layar ponsel miliknya memastikan sambungan telfon tersebut masih tersambung atau sudah terputus.


"Oh sorry tadi gue lagi mikir, hati lo sendiri gimana?" Tanya Gilang yang mencoba basa-basi tapi sebenarnya ada sedikit rasa cemburu.


"Ya hati gue tetap sama, gue ga pernah ada rasa sama dia, lagi pula kalau gue mau suka sama orang ya minimal se iman lahh. Lo tau Gil, gue ga habis pikir dan masih heran sama tu orang, kenapa sih selama di Australia dia ga cari bule aja, kan banyak ga yg cantik-cantik disana," Tutur Adelia sembari membuka galeri ponselnya dan menghapus foto-foto yang tidak penting."


"Ya namanya juga gamon bess, kalau engga gini aja deh, kalau misalnya dia ungkapin lagi perasaannya lagi, lo ajak aja dia ngobrol berdua, bilang apa yang lo rasain sejujur-jujurnya," Ujar Gilang sembari tersenyum tipis. Sepertinya akan sulit untuk mendapatkan hati seorang Adelia. Orang yang berjuang bertahun-tahun pun masih tidak bisa menaklukkan hatinya, bagaimana dengan orang yang baru datang di hidupnya? sudah pasti terlempar lebih jauh lagi.

"Lo yakin?" Tanya Adelia dengan ragu karena sampai saat ini masih banyak pertanyaan yang mengganggu kepalanya.


"Ya dicoba aja," Kali ini Gilang sebenarnya tidak rela dan tidak ingin rencana tersebut berjalan, tapi apa hak nya melarang Adelia melakukan hal itu.


"Huft okei,"


"Ada lagi yang perlu diceritain nona?" Tanya Gilang untuk menyembunyikan segala kegundahannya dengan sedikit berpura-pura mengeluarkan kalimat manis.


Tanpa sadar mendengar hal itu Adelia sedikit tersenyum, "Gada sih, kenapa yah gue kalo curhat sama lo bikin tenang,"


"oh ya? mungkin itu bakat terpendam gue," Ujar Gilang dengan sembari tersenyum sembari mendengarkan suara Adelia dari sebrang sana. 


"Lo ada yang mau diceritain ga sebelum gue tidur?" Tanya Adelia yang masih tersenyum sembari memeluk bantal guling kesayangannya.


"Nope, Tidur gih sana! besok kan lo ada kuis, istirahat dulu malam ini sebelum matahari pagi dan soal kuis menjemputmu,"


"Hahaha okedeeeh gue istirahat, good night ya konsultan curhat!"

...

next?

Dengan Caraku (On Going^^)Where stories live. Discover now