'Jujur aja sampai hari ini gue belum ketemu sama orang dengan versi yang mirip dengan Adelia. Untuk perempuan dengan paras yang cantik memang banyak disana, tapi untuk hati, pikiran dan luhur yang baik, gue sendiri belum menemukan sosok itu, sosok seperti Adelia. Gue akan coba usaha lagi, karna siapa tau akan ada kemungkinan bahwa dia mau nerima gue, walaupun bagian yang terberatnya yaa dari sisi kepercayaan,' Batin Farhan sembari mencari jawaban yang sesuai sembari melirik Adelia sesekali.
"Woi jawab dong! diem bae," Seru Amelia sembari mencomot cemilannya lagi dan lagi.
"Sampai hari ini hmm gada sih kayaknya bule cantik yang mau gue kenalin," Ujar Farhan yang akhirnya memberikan jawabannya sembari mengembagkan senyumnya beberap saat.
"Sumpis? Lo ga laku atau gimana han?" Tanya Amelia sembari tertawa kecil melihat nasib sepupunya yang satu ini setelah tinggal beberapa tahun disana.
"Hmm i dont know," Jawab Farhan dengan pasrah sembari menyeruput minumannya dan sesekali bertemu pandang dengan Adelia.
'Okeh perasaan gue mulai ga enak karna dia lirik-lirik gue dari tadi, kayaknya gue mau pulang aja deh, udah kesorean juga kan ini,' Batin Adelia yang agak tidak nyaman dengan tatapan Farhan yang seakan masih menyimpan sesuatu. Secepat mungkin Adelia harus memutar otak untuk mencari akal supaya pertemuan ini segera selesai karena sejujurnya ia sudah sangat lelah hari ini dan ingin kembali mengisi daya di atas kasur, bantal dan guling.
"Guys kayaknya gue harus balik deh, udah sore banget nih, next kita sambung lagi mainnya yah," Akhirnya Adelia menemukan ide cemerlang saat dirinya melihat jam yang ada di layar ponselnya. Adelia berharap bahwa ia tidak salah jam dimana dua manusia yang ada di hadapannya ini harus melaksanakan kewajibannya untuk sholat maghrib.
"Mau dianter?" Tawar Farhan dan membuat Adelia langsung menolak keras tawaran tersebut.
"Kayaknya ga usah deh, ntar kalian jadi kemaleman pulangnya, blum sholat juga kan? jadi gue pulang sendiri aja gapapa,"
"Astagfirullah iya lagi, ayo pulang han ntar gue diamuk karna gak sholat!"
...
Menepi dan menyendiri, itulah yang saat ini dilakukan oleh Farhan di taman belakang rumah Amelia. Pertemuan hari ini adalah pertemuan pertama ia dan Adelia setelah kepulangannya dari Australia. Perempuan itu masih perempuan yang sama, sikapnya yang santai namun tetap dingin, cerdas tapi tetap rendah hati. Namun ada satu hal yang berubah dari perempuan itu, semakin dewasa dan semakin cantik, meskipun tidak seperti bintang film, tapi ia tetap satu bintang diantara bintang-bintang itu.
Pertemuan ini membuatnya kembali teringat akan pertemua terakhir dimana ia saat itu menyatakan perasaannya kepada Adelia sebelum keberangkatannya menuju Australia. Kali ini mungkin ia harus berusaha lebih keras lagi supaya Adelia luluh, karena tampaknya perasaan perempuan itu masih sama kerasnya seperti batu karang di lautan. Tapi mungkin harusnya ada informasi terbaru yang bisa ia dapatkan dari sepupunya tentang update terbaru seputar keidupan Adelia.
"HOOOI MELAMUN BAE!" Pekik Amelia sembari membawakan dua cangkir teh hangat dan menyodorkannya kepada sang sepupu.
"Ameliaaa gadis kalemm, bisa ga sih stop ngejutin gue!" Seru Farhan dengan wajah kesalnya.
Amelia yang melihat wajah kesal sepupunya tersebut hanya bisa tertawa sembari mengaduk-ngaduk teh miliknya, "Sorry han, tapi gimana setelah pertemuan tadi? masih mau ngejar Adel?"
"Pertanyaan lo kayaknya ga perlu gue jawab lagi deh," Ujar Farhan sembari tersenyum tipis dan tentunya membuat Amelia mengangguk paham.
"Jadi, kapan lo mau mulai? fyi seperti biasa gue ga bakal mihak ke sepupu gue ataupun ke Adel, gue netral 100%" Tutur Amelia dengan nada ala-ala presentasi di kelas.
YOU ARE READING
Dengan Caraku (On Going^^)
Teen FictionAnak nakal, manja dan selalu pindah-pindah sekolah karena sikapnya yang urakan, siapa lagi kalau bukan Gilang Dika. Sudah banyak laporan dari guru-guru yang sudah tak tahan sehingga membuatnya harus terus pindah-pindah sekolah. Dan tibalah Gilang d...
Part 19 - Reuni
Start from the beginning
