05. Don't Say To Her

Start from the beginning
                                    

"Kenapa?" Makayla semakin menunduk menyesali pertanyaannya barusan. Di satu sisi Makayla tak mau memperpanjang dialog ini, di satu sisi Makayla ingin tahu alasan mengapa Michael begitu tak sudi mengakuinya sebagai teman Michael. Michael menatapi rambut Makayla yang terjatuh lembut dari bahunya karena kepala Makayla yang terus tertunduk. Logikanya terus memungkiri jika hatinya mengagumi Makayla sangat dalam.

"Karena aku akan mengajak Lyla ke rumahku. Aku sudah terlanjur berkenalan denganmu tadi di depannya dan Lyla pasti berpikir kita memang tak saling kenal. Aku tak mau Lyla berpikir yang tidak-tidak. Kau tahu aku menyukainya dan aku akan mendapatkannya dalam waktu yang dekat ini." Pemaparan Michael begitu dingin dan pas menusuk ke hati Makayla. Rasa cemburu yang meronta di dalam hati Makayla membabibuta. Hatinya terguncang hebat saat penusukan setiap kalimat Michael tepat mengenai hatinya.

Makayla meremas kertas yang sedang digenggamnya dan tanpa sengaja menjatuhkan air matanya. Michael terkejut saat melihat tetesan air mata dari Makayla yang sedang tertunduk. Michael menggiring tangannya untuk menenangkan Makayla, tetapi setan dalam dirinya menarik kembali tangan itu. Dia tak membutuhkanku, putar otak Michael pada momen terpahit di dalam hidupnya. Michael mengurungkan niat untuk merengkuh tubuh Makayla. Jika seperti itu, tujuannya untuk menyakiti Makayla akan sia-sia.

Makayla merapatkan kedua matanya dalam-dalam untuk menghapus jejak air matanya. Batinnya bersyukur mengetahui Michael yang tidak mengetahui kesedihannya. Makayla hanya tidak tahu jika Michael sedang berperang dengan batinnya untuk memeluk tubuh mungil Makayla yang dulu sering sekali didekapnya.

"Aku harus pergi." Makayla bergegas meninggalkan Michael yang masih berdiri di sana dengan tenang.

"Kau belum menutup pintu lokernya." Michael mengingatkan. Makayla merem lagkahnya dan kembali berbalik. Makayla membanting pintu lokernya membuat dirinya sendiri kaget karena ia tak bermaksud membanting pintu loker itu tepat di hadapan Michael. Michael sama terkejutnya, ia tak pernah berpikir Makayla akan bertingkah kasar. Karena di mata Michael, Makayla adalah gadis paling lembut yang pernah ia temui.

Michael menggendong tasnya dan pergi bersamaan dengan Makayla. Makayla begitu menyesal akibat perlakuannya barusan pada Michael. Makayla ingin meminta maaf, hanya saja ia takut jika ia bicara maka air matanya akan semakin terdorong untuk keluar di hadapan Michael. Makayla tak mau terlihat hancur jadi ia membiarkan saja kejadian barusan dan akan meminta maaf di lain waktu. Michael bergegas pergi untuk menemui Abraham yang sedang menunggunya di parkiran.

Makayla merasa sangat lelah hari ini. Tadi di kelas model ia hanya memperkenalkan dirinya. Ia juga harus masuk kelas musik karena konfirmasi masuk sudah diklarifikasi oleh Jonathan. Dan kelelahan itu disempurnakan oleh Micahel yang menyatakan ketertarikannya kepada Lyla, yang menyatakan keinginannya agar Makayla jauh-jauh dari keikutsertaan perannya dalam kisah cinta Lyla dan Michael yang akan datang. Makayla tak bisa berhenti menangis saat kaki-kakinya menuntutnya untuk segera pulang dan meninggalkan sekolah ini dengan cepat.

Makayla sampai terlebih dahulu di parkiran karena berlari. Ia terengah karena akhirnya menemukan mobilnya yang melambai untuk segera dibawa pulang. Rasa leganya ternyata harus kembali tercekat saat ia melihat Damien yang keluar dari balik mobilnya. Halis Makayla terkerenyit.

"Damien?" Makayla menghapus air matanya dengan cepat. Ia selalu tak mau dipergoki menangis tapi usahanya itu tak pernah berhasil. Damien melangkahkan kakinya menuju Makayla untuk memastikannya baik-baik saja.

"Kau menangis?" tanya Damien khawatir. Makayla menggelengkan kepalanya sambil tertunduk malu. Sedangkan Michael yang sedang berjalan ke arah parkiran menghentikan langkahnya secara mendadak saat melihat Makayla yang lagi-lagi berduaan dengan lelaki itu. Michael memarahi dirinya sendiri dalam hati saat Damien mengangkat dagu Makayla untuk menatap dasar matanya. Michael memaki dirinya sendiri karena akibat keegoisannya ia tak melakukan hal yang seharusnya bukan lelaki lain yang melakukan itu pada Makayla. Seharusnya itu aku, sesal Michael.

(TERBIT) Things I CanWhere stories live. Discover now