O2. Kelas Sains 2-4

Começar do início
                                    

Kaisar mendengus. "Aku nggak hitam. Kamu tuh alien."

Jasmin berkacak pinggang menanggapi perkataan Kaisar. "Oh! Jadi aku alien ya?"

Kaisar tersadar dirinya semakin membuat amarah Jasmin memuncak. "Eh! nggak dong. Adikku yang cantik, nan elok bagaikan bidadari."

Jasmin sekarang berdiri tepat di depan Sehun. Ia menyambar leher Kaisar memitingnya di ketiak. "Kamu itu ya, bikin tante Nanda malu aja," tutur Jasmin. "Ikut aku sini." Jasmin menyeret Kaisar ke kursinya. Daneen dan Sehun mengekor di belakangnya.

⚫🎑⚫

Seluruh murid kembali ke kelas masing-masing, hanya ada segelincir orang di sana. Jasmin menginginkan penjelasan atas sikap Kaisar, tetapi Kaisar berhasil mengalihkannya.

"Kamu kenapa bisa ada di sini?" tanya Kaisar.

"Ya sekolah lah," cetus Jasmin.

Kaisar mengangguk. "Iya benar juga. Aku yang bodoh nanya sama kamu ...." Kaisar menyadari keberadaan Jasmin, ia menunjuk wajah Jasmin dengan mulut yang menganga.

"Kamu naik kelas lagi? Wah! Nggak waras. Masih masalah yang sama?" tanya Kaisar.

Jasmin menaruh jari telunjuk di bibirnya. Gadis itu mengisyaratkan agar Kaisar diam. Kali ini ia harus berhasil menyembunyikan kelebihannya. Jasmin tidak ingin terpaksa untuk pindah sekolah lagi. Apalagi, tujuannya masuk sekolahnya yang yang sekarang adalah untuk berada di sisi Kaisar.

"Cewek ini adik kamu? Kok nggak pernah cerita," tanya Sehun. Sehun sudah sejak SMP bersama Kaisar. Biasanya Kaisar sangat terbuka dengan Sehun, tetapi ia tidak pernah mendengar Kaisar menceritakan Jasmin.

Jasmin melirik Sehun. Temen deket Bangkai nih cowok kayaknya. Kepo banget soalnya.

Kaisar mengangguk. "Jasmin sepupuku, umurnya empat tahun di bawah kita. Makanya aku nggak nyangka Jasmin ada di sini, sekelas dengan kalian la-"

"Kamu, aku suruh diam malah tambah banyak ngemeng, pake nyebarin aib aku segala lagi." Jasmin menjejalkan kerupuk pada mulut Kaisar. Pemuda itu terkekeh karena Jasmin memasang raut kesal. Raut cemberutnya menampilkan kesan imut di wajah Jasmin.

Sehun menyorot arwah yang berbentuk tak jelas di belakang Jasmin. Sehun penasaran alasan arwah tersebut mengikuti Jasmin. Merah banget auranya, dia nggak mungkin bunuh arwah ini 'kan? batin Sehun.

"Maafin yang tadi ya, aku disuruh Kaisar. Soalnya dia janji mau ngasih aku sepatu kalau aku bisa buat kamu nurutin peraturan yang dia buat." Daneen memasang raut penuh penyesalan.

"Iya Kak, nggak apa-apa. Kalian itu ngebuli begini kenapa sih?" tanya Jasmin.

Sehun berdeham, Jasmin meliriknya. Tak ada yang berniat untuk menjawab pertanyaan Jasmin. Sehun berpura-pura ingin membeli permen. Daneen pun mengikuti di belakangnya.

"Cuma iseng," jawab Kaisar. Jasmin menggelengkan kepalanya. "Huh! Ya udah jangan gitu lagi ya, Bang."

Kaisar mengangguk lalu mengelus pucuk kepala Jasmin. Alesha hanya mengamati dengan raut tak berekspresinya.

⚫🎑⚫

Di kelas Sains 2-4 seluruh murid membicarakan Kaisar yang takut pada Jasmin. Mereka membicarakan apa hubungan keduanya. Mereka penasaran bagaimana mungkin Kaisar yang berperangai buruk, tunduk pada Jasmin yang baru saja menginjakkan kaki di sekolah ini.

"Jasmin itu siapanya Kaisar ya?" tanya Linda pada Ghibran. Pemuda itu hanya mengangkat kedua bahunya, ia pun tidak mengetahui fakta sebenarnya.

Suasana kelas menjadi hening ketika Jasmin, Sehun dan Daneen masuk ke dalam kelas. Jasmin duduk di bangkunya dengan nyaman. Begitu pula dengan Sehun dan Daneen.

"Jasmin, emang kamu siapanya Kaisar?" Linda tiba-tiba bertanya, membuat Jasmin terkejut.

"Sepupunya," cetus Jasmin.

Seluruh murid bernapas lega, mungkin saja dengan keberadaan Jasmin. Mereka tidak akan mendapatkan perlakuan tak mengenakan dari Kaisar lagi.

Tring!

Suara pesan masuk muncul dari grup kelas, yang di dalamnya tidak ada Sehun dan Daneen menurut mereka. Mereka hanya tidak mengetahui bahwa kedua orang itu menyamar di sana. Begitu pula dengan Kaisar.

Beberapa murid menahan tawa karena melihat wajah Kaisar yang ketakutan ditempel di kepala anjing. Wajah Jasmin ditempel di wajah perempuan yang sedang memegang tali anjingnya. Sehun membuka pesan tersebut. Jasmin mengintip dari ekor matanya. Menyadari isi dari grup tersebut menjelekkan Kaisar. Jasmin menyambar ponsel Sehun, merebutnya.

Dandi : Hahaha, rasain dia sok ngebuli kita. Akhirnya kena karma sendiri.

Selena : Wkwkwk, mukanya bikin ngakak. Bagus untuk ngusir tikus.

Linda : Kaisar masih ganteng aja walaupun kayagitu.

Dandi : Di grup ini yang bela Kaisar begonya nggak ada obat.

Jesika : Btw kalo ada nih cewek di kelas, bakal aman kita nggak kena buli.

Dimas : Kaisar kaya anjing ketemu majikan, nurut banget dengan Jasmin, hahahaha.

Jasmin membanting bukunya ke atas meja. Seluruh murid menatap ke arahnya. Raut Jasmin penuh amarah, setelah ia melihat komentar teman-teman sekelasnya.

"Siapa yang ngir-" Kalimat Jasmin terputus ketika Sehun menarik lengannya paksa, sampai keluar kelas. Mereka berhenti di tangga, netra mereka saling tatap.

"Apa-apaan sih!" ujar Jasmin sangat kesal.

✔ INDIGO 1 | Kematian Gadis ItuOnde histórias criam vida. Descubra agora