_____

Tamu menjadi penyebab berdetaknya jantung seorang introver. Salah satu hal yang mengganggu ketenteraman mereka. Untuk mereka yang sering refill energy dengan melakukan aktifitas di kamar seharian, tamu adalah hal yang sangat menggangu, tak salah jika mereka sering berdalih seribu bahasa untuk mengelabuhi.

Nuzello harus berhadapan dengan orang-orang yang akan mengunjunginya malam ini. Teman-temannya akan menjadikan kamarnya tempat berkumpul.

Satu menit. Dua menit. Sepuluh menit Nuzello masih setia duduk di kursi ruang tamu dengan setelan kasual yang benar-benar sudah disiapkan begitu rapi. Matanya memantau pintu dan kenop pintu kayunya yang tidak bergerak, bahkan hingga setengah jam lebih.

Akhirnya Nuzello berganti arah pada jarum pada jam dinding yang senantiasa berdetak sesuai arahan. Jam delapan malam lebih 20 menit. Suara bergemuruh terdengar. Teman kelasnya masuk berlalu-lalang lewat pintu yang terletak di balik kain ranjangnya. Dahi Nuzello langsung mengerut. Sejak kapan ada pintu di belakang?

"Ohisashiburi desu ne," artinya, sudah lama ada.

"Ampun kejot," imbuh Henu memperingatkan. Seolah mengetahui saat ini dia benar-benar terkejut.

"Munger jinjeong." (Tenang dulu)

"Maaf, lewat dua puluh minit."

Lagi dan lagi. Delapan siswa temannya itu seolah tahu semua yang sedang dipikirkan oleh kepala Nuzello.

"Let's gather first." Dencya mengajak teman lainnya ke ruang tamu di kamar ini.

"Bentar ... kalian sering ketemu?" Nuzello akhirnya angkat bicara. Membuat lainnya berhenti di ujung ruang tamu. Melihat Dencya yang menatap intens pergerakan Nuzello, sepertinya dia yang akan menjawab pikirannya jika mulutnya enggan bicara.

Ikha tersenyum, dia lalu, mengisyaratkan bahwa mereka baru melakukan pertemuan hanya beberapa kali.

Henu berkata lagi, "Aja kedot."

Di antara semuanya, memang Nuzello anggota terakhir yang kita rekrut. Dalam bahasa Jawa, Henu demikian berkata, "Antarane kabeh, kowe pancen anggota pungkasan sing direkrut."

Nuzello hanya menganggukkan kepalanya, ragu.

Siswa perempuan telah duduk berdampingan di sofa. Nuzello kemudian duduk di karpet merah bersama teman cowok lainnya di lantai, setelah di ajak Zero. Tidak ada lagi obrolan. Sebelum suasana berubah canggung, Nuzello beranjak pergi ke dapur kecil kamarnya untuk menyiapkan minuman.

Setelah selesai memberikan teh hijau dengan bantuan Zero dan Henu yang sepertinya berusaha membangun hubungan lebih dekat dengannya.

"Nanen yeogie muserwo, nanen jipe gago sipa." Snowly meracau menggunakan bahasa Korea yang artinya, aku takut di sini, aku ingin pulang.

Ikha Sabilla, gadis yang paling dekat dengan Snowly langsung menenangkannya.

"Tenang dulu woy! Don't repost," cibir Dencya kesal. "Mereka gak bakal celakain kita."

"Sebelumnya, maaf ... aku tak paham apa yang kalian bicarakan." Di akhir kalimatnya Nuzello berbicara semakin pelan. Terlihat tak ada yang menjawab, mungkin tidak ada yang berhasil mendengarnya.

Kedua mata Nuzello fokus mengikuti siapa yang bicara. Bukan untuk mencernanya, tetapi Nuzello benar-benar tak mengerti.

Perbincangan mereka begitu mengalir, walaupun dengan bahasa yang berbeda-beda.

INTROVERT CLASSOnde histórias criam vida. Descubra agora