Reactance [ TERBIT ]

Reactance-35

...o0o...

"arghhhhhhh"erangan kesakitan terdengar dari musuh kami. Kami puas mereka bisa merasakan apa yang telah kamu rasakan dari teror yang mereka berikan.

"Baru seperti ini saja kau sudah merasa kesakitan, bagaimana dengan yang kau perbuat kemarin?ini tidak sebanding dengan semua itu"ucap abra menepuk-nepuk pipi tirus pria yang sudah bermusuhan dengan lake jaeden.

"Oh iya. Bagaimana bisa kau mau menghancurkan lake jaeden, sedangkan kau saja sangatlah lemah, tidak bisa menyaingi lake jaeden"ujar sattva tertawa kecil. Dia tahu kalau pasti ada orang lain yang menjadi provokator di balik ini semua.

"Siapa yang bekerja sama dengan mu?"tanya atman memutari pria yang sedang terduduk lemas, pria ini tidak mungkin merencanakan semuanya sendiri.

"Bastard. Jangan merendahkan diri sendiri dengan menyebut bahwa lake jaeden akan selamanya bertahan, aku akan menghancurkannya!"ucap pria ini dengan terbata-bata.

Udara terasa memanas, ku layangkan dera pada wajah pria yang bernama 'Herald aryan subowo'. Nafasku memburu saat ku layangkan dera di wajah herald. "Bunuh aja gue, dan lo akan kehilangan gadis lumpuh itu!"bentak herald, dia tertawa seperti orang yang kehilangan kewarasannya.

Darah atman terasa mendidih mendengar ucapan yang di keluarkan herald. gadis yang ia anggap saudara sendiri di ikut sertakan dalam masalah lake jaeden. cindy sudah kehilangan kedua orang tua, aku tidak ingin kehilangan dia juga, karena aku menyukainya lebih dari saudara sendiri. "Ck, herald. Jika kau melukainya sekecil apapun itu, kau akan tahu apa yang bisa saya lakukan kepadamu"ujar atman menarik dasi yang terpasang di lehernya itu.

Pov cindy

'Tringg' handphone milikku berbunyi, aku berusaha meraih benda pipih yang ada di laci.

"Kak atman?"ucapku mengangkat telepon darinya.

"Cindy, apakah kau baik-baik saja di sana?"tanya atman dengan suara yang terdengar serak.

"Memangnya ada apa kak? aku baik-baik saja di sini"ujar cindy video call dengan atman. Atman ingin melihat wajah cindy, sudah lama dia tidak melihat wajah cantik gadis itu.

"Cindy, dengarkan kakak. kunci pintu rumah dan kamar kamu, Jangan biarkan orang lain masuk ke dalam rumah, siapapun itu!"

"Aku akan kunci, kak. Tunggu sebentar"ujar cindy mengikuti arahan dari atman.

"Sudah aku kunci, kak"

"Bagus. kakak ingin membicarakan sesuatu, tolong dengarkan ya?"ucap atman menghembuskan nafas panjang sebelum berbicara.

"Mau bicara apa, kak tama?"

"Kakak memiliki perasaan lebih sama kamu, kakak harap kamu bisa mengerti, kalau kamu mau menjauhi kakak juga tak masalah"ujar atman memberanikan dirinya untuk menyatakan perasaan.

"Kakak masih ada perasaan melihatku duduk di kursi ini?"tanya cindy dengan berlinang air mata.

"Jangan pesimis. Kakak bisa bantu kamu agar cepat sembuh, kakak ada di sini"ucap atman merasakan kesedihan dari gadis yang dia cintai.

"Kakak janji?"

"Ya, Kakak janji"

...o0o...

“Tak jarang pula orang bicara seolah dia yang paling sempurna. padahal mereka sama kurangnya, buktinya saja mereka tidak tahu bagaimana cara menghargai mahluk ciptaan tuhan”
–Cindy Bernadette

...o0o...

Setelah beberapa hari di kota yang memiliki seribu kenangan bagi mereka, itu sangat berkesan, tak akan terlupakan, walau kenangan pahit sekalipun."Tugas kita sudah selesai, dan kini kembali seperti semula"ucap aveline menatap papan yang ada di bandara.

"Ya. Sudah saatnya kita semua kembali"

"Apa rencana mu?"tanya erika menepuk bahu aveline.

"Kembali ke keluarga anantari"

"Kenapa?"

"Gue ada masalah sama keluarga lucerne, keluarga kandung gue"

*****

"Kakak!"panggil bayu memelukku erat, aku sangat merindukan adikku ini. Walau dia bukan adik kandungku.

"Kamu pulang ave, sudah izin sama kyler?"tanya ibu anantari menyambutku dengan pelukan hangat seperti biasanya.

"Aku tidak akan pulang kesana. Aku mau tinggal sama ibu aja"

"Ada masalah apa lagi?"tanyanya mengusap punggung aveline.

"Aveline!"teriak ayah fariel memelukku erat. Keluarga ini adalah keluarga yang merawatku dengan cinta kasih lebih besar dari keluarga lucerne, jadi aku sangat merindukan mereka semua.

"Kak, ayo makan"

"Oh iya. Ibu sudah masak, ayo kita makan dulu sebelum kamu cerita apa masalah kamu dengan keluarga lucerne"

Pov keluarga lucerne

"Mom, ini udah hari ketiga, mommy gak ada niatan minta maaf ke aveline?"tanya rainer

"Kenapa harus mommy yang minta maaf, dia yang salah kok. Biarin dulu aja nanti juga dia sadar sendiri, terus balik lagi ke sini!"

"Mom. Dia keras kepala, tak mungkin dia mau balik lagi setelah apa yang terjadi!"ujar xavian berbaring di kasur king size nya.

"Ada apa?"tanya maverick memasuki ruangan yang di penuhi dengan keluarganya itu.

"Mommy gak mau minta maaf ke aveline, dad"ucap

"Minta maaf soal apa?"tanya maverick tidak tahu masalah yang di alami sang istri dan anak perempuannya.

"Sebelum berangkat ke bandung, bang xavian sakit, aveline maksa supaya tetap pergi. mommy bilang ke aveline 'kalau mau pergi, pergi aja, gak usah balik lagi' terus aveline ngira kalau dia itu di usir"ujar rainer menjelaskan. Dia tidak ingin saudara kembarnya menghindari nya karena konflik dengan kyler.

"Sayang. Jangan egois seperti ini di hadapannya anak-anak, bukankah kamu juga yang ingin dia kembali ke keluarga ini?lantas, mengapa kamu berbicara tanpa berpikir ke depannya?"

Kyler menunduk memikirkan apa yang telah ia lakukan. Kejadian demi kejadian berputar seperti kaset rusak yang tak dapat berhenti, dia termenung sejenak. "Maaf, mommy akan meminta maaf"ucap kyler menyadari kesalahannya.

"Keluarga aneh. Memangnya kalian akan dapat menemuinya kembali setelah apa yang terjadi?tidak akan ku biarkan kalian menemukan aveline"gumam seseorang tertawa kecil mendengar lelucon baginya.

...o0o...

Happy reading

Jangan lupa vote and komen!

Notif dari kalian bikin aku semangat buat lanjutin cerita ini, terima kasih sebesar-besarnya kepada reader yang membaca cerita ini. Dan maaf jika ada salah kata, typo.