...o0o...
"Bagaimana taman ini, apakah kau menyukainya?"tanya seseorang dengan jubah putih yang sangat bersih.
"Ya, aku sangat menyukainya"ujarku melihat orang itu, tetapi aku tidak bisa melihat wajahnya karena wajahnya di tutupi oleh cahaya yang sangat terang.
"Bukalah matamu. Kamu akan kembali ke dunia mu, jangan terlalu lama di sini. Belum saatnya"ujar seseorang itu menghilang. semuanya terasa menggelap tidak ada cahaya sedikit pun, tetapi ada suatu cahaya yang sangat terang.
Aku berlari tunggang langgang untuk segera sampai di cahaya itu. Sungguh rasa penasaran ini tidak terkira, samar-samar aku melihat seorang wanita terkapar di sebelahku dengan dua ambulans di dekatku.
Aveline berusaha bangkit. Kakinya terasa mati rasa. Dia berlari kembali menaiki motornya tanpa adanya perawatan sedikit pun. "Hei!"teriak salah satu orang di sana memanggil.
Aveline segera melewati mereka semua. Dia melajukkan motornya ke basecamp nya dengan para temannya.
POV Basecamp
"Aveline kemana, katanya tadi ingin datang ke sini?!"ucap Oscar menaikkan nada bicaranya
"Lagi di perjalanan mungkin"ujar kai berusaha berpikir positif. Aveline tidak biasanya mengingkari janjinya jika dia tidak terdesak.
Liam terus menerus menatap jam analog yang terpasang di dinding. Dia tidak peduli dengan orang lain yang sedang berbicara di sini. Apakah benar aveline akan datang setelah masalah mereka berdua?
Melihat wajahnya saja sudah terasa beruntung. Aveline tipe orang yang tidak akan bisa cepat untuk memaafkan orang lain. "Kalian nungguin ya?"suara pintu berdecit diiringi suara perempuan masuk dengan langkah yang lunglai.
"Ave. Lo kenapa?"ujar semua orang kaget melihat keadaan aveline. Dahi yang bercucuran darah, bibir lebam serta langkahnya yang lunglai.
"Ada masalah di jalan"ujar aveline menjatuhkan diri ke sofa yang ada di ruang tengah. Sekejap dia memejamkan matanya.
"Masalah apa?"tanya Liam khawatir dengannya. Semenjak hari itu mereka sudah tidak bertemu maupun bertegur sapa. Rasa bersalah memang ada. Tetapi terasa sulit sekali untuk mengungkapkannya.
Tak ada jawaban yang keluar dari bibir aveline. Dia tetap menutup matanya. "Biarkan dia istirahat sebentar. Fin, tolong ambil kotak p3k di meja sana"ujar zack menunjuk meja yang tidak jauh dari mereka
Griffin menaruh kotak itu tepat di meja sebelah aveline. Zack mengobati luka aveline dengan telaten. Tetap saja perempuan itu tidak membuka matanya. Mengapa dia tidak membuka matanya?apakah ini terlalu sakit atau memang dia kelelahan?
"Ve. Lo masih hidup kan?"tanya Oscar menepuk pipi aveline. Mimik wajahnya terlihat bingung.
"Lo lagi berdoa agar gue cepat meninggal, hah?!"ujar aveline membuka matanya. Tatapan sinis tidak lepas dari pandangannya. Memang cicak gurun sangat menyebalkan.
"Siapa tahu aja Lo mau duluan. Kalau gue sih nanti aja, nanti ada yang kangenin. Secara gue emang ngangenin sih"ujar oscar sesuatu ke telinga. Entah apa yang dia selipkan.
"Terlalu percaya diri"ujar aveline kesal. Oscar adalah orang yang sangat menyenangkan dengan tingkah konyolnya.
"Ve. Lo selama ini kemana aja sih?kayaknya jarang banget kumpul sama kita"ujar kai merebahkan tubuhnya di sofa. Dia menutup matanya menunggu jawaban dari aveline.
"Gue sibuk kai. Banyak yang harus di urus. Kalau ada waktu aja gue sempatin datang"ujar aveline melirik griffin. Mereka saling menatap satu sama lain sekian detik.
"Bikin cilok, ve. Lo jago bikinnya kan?"tanya Oscar dengan wajah yang berbinar-binar.
"Aveline tadi baru kena musibah. Lo gimana sih?"ujar lio menaikkan alisnya. meloka manik mata pemuda yang memakai kaos oblong berwarna merah muda.
"Liam. Lo kenapa diam aja?biasanya bicara terus kalau ada aveline"ujar kai duduk dengan jari saling bertautan satu sama lain.
Aveline meliriknya sedikit. Mana janji yang di buat pemuda itu?ah, dia sangat penakut. Bagaimana bisa dia tidak menepati janjinya?bahkan untuk menatapku saja dia sudah tidak mau. Aku membenarkan surai rambutku agar terlihat lebih rapih, tidak acak-acakan seperti tadi.
"Jangan terlalu takut untuk sesuatu yang bisa memperbaiki semua kesalahanmu. Memang itu kesalahan terbesar tetapi setidaknya kamu mau bertanggungjawab"
-Aveline ophelia sylphrena
'Brukkk' "Memangnya kenapa?kalau gue mau juga gue bakal bicara"ujar liam memukul meja. Dia terlihat sangat emosional kali ini.
"Gue bercanda. Jangan terlalu serius!"ujar kai memukul meja di hadapannya.
"Sebenarnya..."
...o0o...
Happy reading
Thank you readers atas segala yang kalian lakukan, entah vote atau apapun itu.
Kalau boleh kasih saran ke aku lewat kolom komentar.
YOU ARE READING
Reactance [ TERBIT ]
Action《UTAMAKAN FOLLOW AKUN AUTHOR》 Tentang perempuan badas yang hidupnya dibesarkan oleh jalanan dan dipertemukan dengan keluarga kandungnya. "Kukira dia hanya mengincar uang keluargaku, ternyata dia adalah saudara kembarku!"-Rainer
![Reactance [ TERBIT ]](https://img.wattpad.com/cover/357852941-64-k902471.jpg)