Chapter 1 - Kebetulan

Start from the beginning
                                    

Yang ia lihat adalah gulu ter-killer nya dengan kumis tebal yang menghias di wajah garang sang guru.

"Aw.. aw.." Darrel mengaduh.

"Ngapain kamu masih disini?! Lambai-lambai-an kaya orang kesambet aja! Ayo, cepet masuk!" Semprot gurunya.

Darrel hanya bisa pasrah ketika gurunya membawa dirinya masuk ke dalam kelasnya dengan jewer-an yang belum sang guru lepaskan.

"Ini dia siswa paling aneh di kelas ini!" Ucap sang Guru masih dengan jeweran yang berada di telinga kiri Darrel. "Dia pagi-pagi udah kaya orang kesambet aja, lambai-lambaian tangan di depan koridor tadi! Padahal disitu ga ada orang."

"Darrel sekarang indigo mungkin, Pak!" Celetuk Ghafar, yang membuat satu kelas tertawa.

***

Darrel menendang bola kearah gawang, yang sayangnya tak masuk dengan mulus kearah gawang, melainkan tepat mengenai tiang gawang yang membuat bola tersebut twrpental keluar lapangan.

Darrel menggerutu. Malas sekali mengambil bola yang ada di luar lapangan.

Blam!! Bruk!!

"AW!" Terdengar teriakan seorang cewek dari arah koridor.

Darrel mengalihkan pandangannya kearah koridor. Tampat seorang cewek yang terduduk dengan buku yang berserakan di sekelilingnya.

Bak seorang pahlawan kesiangan. Darrel berlari menuju cewek tersebut.

Mayan buat modus. Batinnya.

"Lo gak kenapa-napa?" Tanya Darrel sambil mengulurkan tangannya ke cewek tersebut, yang dibalas uluran tangan si cewek.

Cewek tersebut menepuk-nepuk roknya. Dan memunguti bukunya yang berserakan, dengan dibantu oleh Darrel.

Cewek tersebut melihat kearah Darrel. "Tiffany?" Tanya Darrel, "lo gak papa 'kan?" Ulang Darrel.

Tiffany meringis. "Cuma benjol sama memar dikit doang kok, Kak." Tiffany menunjuk kearah keningnya.

"Yaudah, gue anter ke UKS ya?" Tanya Darrel.

"Gausah deh Kak, makasih. Udah sore, aku obatin dirumah aja." Tolak Tiffany halus.

Darrel mendecak. "Udah deh nurut aja."

Darrel mendorong bahu Tiffany dengan paksa. Akhirnya Tiffany dengan pasrah berjalan membuntuti Darrel menuju ruang UKS.

Sesampainya di UKS. Mereka melepas sepatu mereka dan memasuki ruang UKS.

"Lo duduk di kasur itu ya. Gue ambil kotak P3K dulu." Perintah Darrel, sedangkan Tiffany hanya menurut untuk duduk di tepi kasur.

Darrel kembali dengan kotak P3K ditangannya. Ia menggeser kursi, dan duduk tepat dihadapan Tiffany.

"Sama aku aja Kak, obatinnya." Ucap Tiffany.

Darrel mendecak lagi. "Biar gue aja, lo tinggal diem doang."

Tiffany membungkam mulutnya, jika sedang sibuk seperti ini ternyata Darrel bisa seperti ibu-ibu cerewet.

Darrel menuangkan obat merah secukupnya ke kapas. Setwlah itu, ia mengusapkan kapas tersebut kearah luka di jidat Tiffany.

Tiffany meringis. Darrel tak menggubris Tiffany, ia tetap melanjutkan kegiatannya.

Setwlah selesai mengusap obat merah, Darrel menempelkan plester ke luka tersebut.

"Beres." Darrel menaruh kotak P3K tersebut ke tempat semula.

"Makasih ya Kak." Ucap Tiffany.

Darrel mengangguk. "Gue juga minta maaf ya, gara-gara gue lo jadi luka."

"Gak pa-pa kok Kak." Tiffany tersenyum, dibalas oleh senyuman Darrel. Mereka keluar dari ruang UKS.

"Btw. Lo balik sama siapa?" Ucap Darrel sambil memakai sepatunya.

Tiffany menoleh. "Aku dijemput, Kak." Tiffany berdiri setelah selesai memakai sepatunya.

"Aku duluan ya Kak. Makasih." Ucap Tiffany lalu berjalan pergi.

Darrel tersenyum.

a.n

Haiii. Aku muncul lagi udah lama banget ga update lagi karena banyak tugas dan sebentar lagi bakal ada uts... jadi mungkin aku bakal slow update. Buat kalian yang bakal uts semangat ya.

Btw vomment ditunggu^^ thankyyyy^^


ComparableWhere stories live. Discover now