34. BUTA dan TULI

577 42 42
                                    

"Jangan ambil Hanita, Tuhan" Bagas terus meracau sembari setengah berlari mendekati mobil milik Hanita

Lelaki itu langsung menggedor kaca dengan kencang, hatinya semakin berantakan begitu ia melihat jelas keberadaan Hanita yang tengah tidak sadarkan diri di dalam sana.

"Hanita! Bangun! Tolong jangan tinggalkan saya!" Racau Bagas

Bagas menolehkan kepala ke samping kanan dan kiri, berusaha menemukan bantuan dari orang-orang yang ada di sekelilingnya.

"Tolong hubungi ambulance! Jangan hanya diam saja!" Teriak Bagas

Dengan menggunakan peralatan seadanya, Bagas berhasil membuka paksa pintu mobil milik Hanita. Langsung dirangkulnya tubuh dan kepala dari wanita yang teramat dia kagumi itu.

"Hanita, bangun! Jangan buat saya ketakutan!" Gumam Bagas seraya mengusap wajah dan kepala Hanita

Gurat kesedihan itu terlihat jelas pada wajah tampan Bagas, lelaki itu bahkan mulai menangis.

Orang-orang yang berkerumun disana sampai heran, dan mulai berpikir kalau Bagas dan Hanita adalah sepasang suami istri

"Permisi, apa anda mengenal korban?" Tanya salah satu warga

"Ya, dia istri saya" sahut Bagas mantap

Ambulance datang tidak lama kemudian, para petugas medis bergegas turun dan mengevakuasi Hanita dari dalam mobilnya.

Bagas tetap setia mengikuti dan menemani Hanita yang kini sudah diangkut ke dalam ambulance. Bagas tidak bisa melepaskan genggaman tangannya dari Hanita, terus dikecupnya punggung tangan wanita cantik itu. Seraya tangannya yang lain terulur, mengusap kening Hanita yang berdarah.

"Hanya setetes saja kamu berdarah, Hanita. Tapi saya sudah sehancur ini..." gugu Bagas

Setidaknya butuh 10 menit hingga ambulance tiba dirumah sakit. Hanita yang kini berada diatas brankar pun di dorong masuk ke dalam ruang UGD untuk menerima penanganan. Selama itu pula Bagas selalu setia mendampingi wanita itu.

"Maaf, Dokter. Tapi anda tunggu diluar saja, kami akan menangani Dokter Hanita" tukas salah satu perawat pada Bagas yang berusaha menerobos masuk

Bagas mengusap kasar wajah tampannya, rasanya sakit sekali melihat Hanita tiba-tiba celaka seperti itu. Karena Bagas sangat mencintai Hanita, dia tentu saja tidak rela jika hal buruk menimpa sang wanita tercinta.

"Tolong selamatkan Hanita, Tuhan. Jangan ambil dia dari saya..." gumam Bagas terdengar sangat tulus

Lelaki tampan itu menautkan kedua tangannya ke depan dada, bibirnya komat-kamit terus merapalkan doa demi keselamatan Hanita

Tidak berselang lama, Dokter yang menangani Hanita keluar dari dalam ruang UGD. Bagas yang melihat itu pun segera menghampiri

"Bagaimana keadaan Hanita?" Cecar Bagas

Dokter lelaki di depannya ini sampai heran sendiri melihat reaksi Bagas yang dia anggap berlebihan terhadap rekan kerjanya.

"Dokter Hanita baik-baik saja-" ucapan Dokter terpotong karena Bagas mencelanya

"Baik-baik saja katamu?! Hanita berdarah dan kamu bilang baik-baik saja?!" Pekiknya

Di tengah kekacauan ini, Dokter Sean mendekat. Dia sudah mendengar berita mengenai Hanita yang kecelakaan, makanya langsung datang kemari. Dokter Sean juga bingung karena Bagas yang bereaksi seperti ini.

"Tenanglah, Dokter. Kita dengarkan dulu" sergah Dokter Sean yang berhasil membuat Bagas tenang

"Katakan, bagaimana kondisi Hanita?!" Tuntutnya

King Of TearsWhere stories live. Discover now