06. AKU BERBEDA

462 37 3
                                    

Satya dan Hanita saling menatap satu sama lain, masih dalam posisi Satya yang menahan tangan Stella.

Mata seluruh orang yang hadir masih tertuju pada ketiga orang itu. Mereka semua mulai berbisik, membicarakan keributan antara Stella dan Satya yang juga melibatkan Hanita.

"Kamu membuatku malu,Satya! Istrimu itu juga!" Geram Stella sembari berusaha melepaskan cekalan Satya dari tangannya

Satya mengalihkan pandangan ke arah Stella, "Diamlah,Kak. Aku tahu kalau kamu yang mengawali semua ini! Apa yang sudah kamu perbuat untuk memprovokasi istriku?!" Sengitnya tak mau kalah

Stella diam mati kutu, tak mungkin dia mengatakan kalau wanita itu mengharapkan kematian keponakannya  sendiri. Yang ada Satya akan bertambah marah

"A-aku" Stella gelagapan

Satya mencebik marah, lelaki itu melepaskan cekalan tangannya dari Stella hingga menyebabkan sang Kakak terhuyung. Dengan langkah tegap dan pasti, Satya menarik tangan Hanita meminta agar wanita itu mengikutinya

Hanita juga tidak menolak, ia mengikuti langkah panjang sang suami. Sebelumnya, Hanita juga masih sempat melemparkan tatapan tajam pada Stella

Shanum hanya bisa menatap kepergian Satya dan Hanita dengan tatapan nanar. Hatinya terasa remuk redam tapi dia tidak bisa meluapkan perasaan sakit itu disini.

Kamu masih mencintai Hanita, Sat. Hanya saja egomu menutupi semua itu. Lirih Shanum dalam hati

Erisa diam-diam menelisik wajah Shanum, dan wanita paru baya itu bisa menyadari perasaan Shanum yang sebenarnya.

"Shanum, kamu kenapa?" Tanya Erisa

Shanum buru-buru menetralkan kembali perasannya. Berusaha memaksakan sebuah senyuman di depan Erisa.

"Tidak apa-apa,Nyonya Besar. Mari kita lanjutkan acara ini" sahut Shanum

Meski Erisa masih penasaran, tapi dia enggan menanyakan itu pada Shanum. Apa dan bagaimanapun perasaan Shanum, biarlah menjadi urusan wanita  itu dan Satya nantinya. Erisa tidak mau ambil pusing, dia enggan untuk bermasalah dengan Hanita lagi untuk sekarang ini.

Sementara itu, Satya membawa Hanita menepi dari keramaian. Mengajak sang istri ke tepi pohon yang ada di taman depan.

"Lepaskan aku,Satya" ujar Hanita

Satya menuruti keinginan sang istri, melepaskan pegangan tangannya. Hening dan sunyi, tidak ada dari mereka yang bersuara. Hanya bunyi gemricik dari air mancur buatan yang terdengar

Hanita menatap lekat Satya, dengan tatapan yang dipenuhi rasa kecewa dan amarah tapi juga terselubung sedikit rasa kagum disana.

"Kenapa kamu membelaku di depan Kakakmu?" Hanita mengawali pembicaraan

"Karena kamu istriku, aku tidak mau ada orang yang berusaha menyakitimu."

Satya melangkah ke depan lebih dekat dengan tubuh Hanita, membuat wanita itu melangkah mundur untuk menghindari Satya

"Bukankah sudah kubilang, kalau aku berbeda darimu? Aku...tidak akan pernah membiarkan siapapun termasuk keluargaku sendiri menindasmu,Hanita" tegas Satya

Hanita tidak bisa merasa senang mendengarkan penuturan tersebut keluar dari lisan sang suami. Hanita mengulum senyumn kecutnya yang membuat kening Satya mengerut

"Kamu meremehkanku,Hanita?"

Hanita tidak gentar, wanita itu menegakkan kepalanya, "Asal kamu tahu,Satya. Apa yang kamu lihat tadi itu belum ada apa-apanya dibanding dengan apa yang sudah terjadi selama ini."

King Of TearsWhere stories live. Discover now