20. RENUNGILAH

451 44 11
                                    

Saat ini, Satya berada di dalam sebuah ruangan khusus. Tidak sendirian karena ada Erwin bersamanya. Satya ada disini untuk di interogasi oleh Erwin terkait keterlibatannya dalam suap serta pertambangan ilegal, yang berjalan tanpa ijin dari pemerintah setempat.

Satya tetap duduk diatas kursi rodanya, terlihat sangat lemah dan tidak berdaya. Sekujur tubuhnya terasa sakit karena dia yang sejak tadi duduk tanpa sedikitpun berbaring. Kedua kakinya juga mulai keram karena sejak tadi menekuk diatas kursi roda.

Kepalanya juga tidak bisa tegak sama sekali, jangan lupakan air liur yang terus menerus mengalir keluar, membasahi pipi dan dagunya

Didepannya ada Erwin, jaksa muda itu tengah fokus memindai data yang ada didalam laptopnya sambil sesekali melirik Satya.

Erwin menyunggingkan senyuman miringnya, rasanya puas sekali karena berhasil mendapatkan Satya. Dan kali ini, Erwin yakin kalau Satya tidak akan bisa lolos semudah dulu. Meski sekarang kondisinya seperti ini. Hukum akan tetap berjalan sebagaimana mestinya

Erwin menekan tombol selesai pada laptop, lelaki itu menarik nafas panjang. Tatapan tegasnya kini terkunci pada Satya

Satya sendiri berusaha tidak takut agar harga dirinya tidak semakin jatuh. Satya tidak mau terlihat makin mengenaskan dan menyedihkan. Dia akan tetap bertahan karena yakin kalau Hanita akan datang dan menyelamatkannya. Membebaskan dia dari segala tuduhan. Satya menghunuskan tatapan tajamnya ke arah Erwin

Erwin mengetuk meja sekali, "Baiklah, Tuan Satya. Saya rasa kita harus mulai sekarang. Tolong jawab pertanyaan saya dengan jujur. Jawaban anda akan dipertimbangkan."

Ingin sekali Satya tertawa dengan sangat kencang. Lelaki itu mengumpati Erwin dalam hati.

Apa lelaki ini bodoh? Tidakkah dia lihat kondisiku? Aku bahkan tidak bisa berbicara dengan jelas! Umpat Satya dalam hati

"Kami mendapatkan informasi anonim, yang menyatakan kalau anda melakukan tindakan kriminal dengan membuka pertambangan secara ilegal. Anda juga menyuap beberapa orang, bekerja sama dengan pejabat yang berwenang dan meraup keuntungan besar atas aksi bejat ini." Erwin kembali membaca laporan dari laptopnya

"Anda tahu kalau melakukan kegiatan pertambangan di area ini tidak mendapatkan ijin. Tapi anda terus melanjutkan semuanya, anda merusak lingkungan, merugikan negara. Dan mendapatkan keuntungan besar atas seluruh kejahatan ini, luar biasa sekali." Ungkap Erwin

Mendengar seluruh bualan ini, Satya berusaha mengulum seringai kecilnya meski terlihat aneh. Memang benar kalau Satya berusaha membuka lahan pertambangan yang baru tapi dia tidak melakukan aksi kejahatan lain seperti yang disebutkan oleh Erwin.

Satya juga tidak merasa menyuap pejabat yang berwenang, merusak lingkungan, merugikan negara bahkan meraup keuntungan besar darisana.

Meski Satya juga yakin kalau seluruh kejahatan itu memang dilakukan oleh Dewantara Grup, tapi Satya bukanlah dalang yang mendalangi semua itu. Dia bahkan tidak tahu menahu

Satya memang pernah melakukan tindakan suap dan korupsi, tapi itu dulu.  Dan setelah itu, Satya sudah bersumpah atas nama anak-anaknya, kalau dia tidak akan lagi melakukan tindakan kriminal seperti itu.

Mereka mengkambinghitamkan aku. Seolah mengusirku tidak cukup. Batin Satya frustasi

"Hhghaahh..." Satya tertawa miris, menertawakan nasibnya yang malang. Dia terbuang dari keluarga dan perusahaannya, dan sekarang? Menjadi tumbal atas kejahatan mereka

Erwin berdecak sinis, kesal karena Satya yang terus mengabaikan pertanyaan darinya. Dan justru sibuk dengan pikirannya sendiri

Erwin menggebrak pelan meja di depannya, "Saya bertanya pada anda, Tuan Satya."

King Of TearsWhere stories live. Discover now