27. CERMIN

566 56 11
                                    

Di dalam sebuah ruangan,

Shanum meringkuk sendirian dalam keadaan yang terlihat sangat mengenaskan. Tubuhnya terlihat lusuh, kotor dan tidak terawat. Jelas menunjukkan betapa menderitanya dia selama ini. Suara isakan berderai air mata, adalah satu-satunya suara yang terdengar dari dalam ruangan itu

Ruangan gelap, pengap dan hampa. Mirip seperti ruang tahanan, tapi ini bukanlah penjara.

KREK! Pintu dibuka dengan kasar dari luar. Suara langkah kaki yang tegas, kian mendekat ke arah Shanum. Membuat wanita itu mengeratkan pelukan pada tubuhnya sendiri. Air matanya mengalir kian deras

"Berhentilah menangis, jalang. Kamu membuat semut di dalam kamar ini tidak bisa tidur dengan lelap" suara bariton itu berasal dari Roy, orang kepercayaan Hanita

Roy menyingkap kasar selimut yang menutupi tubuh Shanum, lalu menjambak rambut wanita itu.

"Lepas! Kau brengsek!" Umpat Shanum

"Aku hanya bersikap brengsek pada manusia tidak tahu diri sepertimu, bukan yang lain" balas Roy

Shanum berusaha melepaskan cekalan tangan Roy dari rambutnya, bahkan meludahi wajah lelaki itu.

"Apalagi yang kau inginkan dariku?! Tidak puaskah mengurung dan menyiksaku di tempat seperti ini?!" Pekiknya

Sudut bibir Roy terangkat ke atas, membingkai seringai tipis yang terlihat sangat dingin. "Tentu saja tidak. Jika kamu tanya alasannya apa, karena kamu belum juga menyesali kejahatanmu itu."

"Aku tahu kalau di dalam hatimu itu, kamu masih berniat ingin merebut suami majikanku kan?" Tebak Roy

Shanum bergeming, tidak menyangkal tapi juga tidak mengakui tebakan Roy. Wanita itu hanya terus diam dengan tatapan tajam yang terkunci ke arah Roy

Roy semakin memperkuat jambakannya pada rambut Shanum. "Dengarkan aku baik-baik, Shanum. Kau tidak akan pernah bisa lepas dari tempat ini. Untuk seumur hidupmu, kau akan membusuk di tempat ini."

"Tak kan kubiarkan kau bebas lalu berusaha merusak kebahagiaan majikanku lagi." Roy menundukkan tubuhnya, menempelkan bibir tepat ke telinga Shanum

"Jika kau melakukan itu, maka kupastikan kalau dirimu akan benar-benar gila. Kau akan menghuni rumah sakit jiwa terburuk yang bahkan lebih buruk dari tempat ini. Camkan itu" bisik Roy kemudian menghempaskan kepala Shanum hingga wanita itu hampir saja terbentur tembok

Kedua manik Shanum berkaca-kaca, dia sadar kalau perkataan Roy bukanlah bualan semata. Tapi dia pun belum bisa melepaskan Satya begitu saja. Rasa cinta di dalam hatinya masih membara untuk lelaki satu itu.

"Satya akan menolongku! Dia tidak akan diam saja kalau tahu kalian memperlakukanku seperti ini!" Pekik Shanum

Perkataan itu sukses membuat tawa Roy pecah sampai perutnya terasa sakit. Menertawakan kebodohan Shanum, ketidaktahuaan wanita itu terhadap apa yang menimpa Satya sekarang. Tapi Roy tidak akan memberitahukan itu pada Shanum sekarang.

Biarlah suatu saat nanti akan menjadi kejutan istimewa untuk Shanum, saat dia tahu keadaan asli Satya.

"Satya akan menolongmu? Mimpi sekali."

"Asal kau tahu, Nyonya Hanita sudah berhasil mendapatkan kembali suaminya. Mereka sangat bahagia sekarang, tidak ada lagi ruang untukmu dalam hidup mereka." Tegas Roy

"Kau bohong! Satya membenci Hanita! Dia hanya mencintaiku!" Sungut Shanum

Roy menggeleng-gelengkan kepala, "Terserah kau saja. Yang jelas kau terimalah saja kekalahanmu. Dengan begitu, mungkin Nyonya Hanita akan berbaik hati lalu membiarkanmu bebas."

King Of TearsWhere stories live. Discover now