part. 39

304 64 9
                                    

_
_
_

melihat Suga berdiri didepan pintu
memasuki kamarnya. Sesaat mereka
bertatapan sebelum akhirnya Jimin
memalingkan wajah ke arah jendela.

Jimin tau pasti Suga datang
untuk berpamitan . Memang sudah
seharusnya begitu, Jimin tak ingin
selalu jadi beban buat Suga

Sesaat mereka bertatapan,
mata mereka beradu tak tau
harus memulai kata apa.

bisa melihat wajah Jimin aja sudah membuat Suga ketakutan, langkah demi langkah mendekati Jimin terasa berat. takut akan reaksi Jimin.

akhirnya Suga duduk dikursi disisi tempat tidur Jimin. beberapa langkah berat, sambil tetap berdoa Jimin tidak akan bereaksi buruk.

Jimin yang bersandar ke headboard tempat tidur, berusaha menahan diri
dan mengatur nafas untuk tetap normal agar tak membuat Suga khawatir.

beberapa saat hanya diam,
Suga seperti mengumpulkan
keberanian untuk mengeluar kan kata-kata.

"aku....., akan kembali ke Paris". akhirnya Suga mengatakan itu, walaupun banyak kata yang sudah
dia siapkan untuk diutarakan.

Jimin tetap menatap Suga dengan wajah beku, ekspresi yang sulit difahami Suga, entah dia ingin menangis, ataukah marah melihat kedatangan Suga.

diam sesaat, lalu Jimin mengangguk pelan dan setelahnya Jimin mengalih
kan pandangannya ke arah jendela, arah berlawanan dengan posisi duduk Suga.

"aaak, akuuu gak akan kesana jika kamu memintak ku untuk tinggal" ucap Suga terbata, berharap ada feedback yang bagus dari Jimin.

Jimin memutar wajah dan
kembali menatap Suga. menatap dalam dan mengunci mulutnya.

Wajah bingung dan ketakutan Suga, entah kenapa itu semua menghancurkan hati Jimin.

"kenapa hyeong selalu memperlakukan ku seperti ini, menganggabku selalu
kecil, sakit-sakitan dan butuh dikasihani" batin Jimin.

"sejak kita hanya tinggal berdua, aku hanya ingin selalu bersama, saling membantu dan menguat kan, bukan nya kamu harus menahannya sendiri dan diam-diam mengorbankan semuanya untuk ku" Jimin menumpahkan semua dalam hatinya, tanpa sedikitpun bersuara.

tatapan dingin dan dalam, Jimin nyaris tak berkedip, dan itu membuat matanya nya basah.

tatapan dingin dan dalam, Jimin nyaris tak berkedip, dan itu membuat matanya nya basah.

Suga mulai khawatir dan gelagapan, "mmm, maaf aku gak bermaksud membuat mu menangis. mmmm iya ak aku akan balik ke Paris dan tak akan mengganggu mu lagi"

Suga berdiri dan berniat pergi. karna khawatir kondisi Jimin akan memburuk lagi.

"Menangis gak akan membuat ku segera mati, berhenti melihatku seperti orang yang paling lemah
di didunia ini"

Suga makin gelagapan, teringat dengan apa yang dikatakan V, mungkin Jimin akan terluka jika terus merasa dikasihani.

"aku tau kamu gak akan mati,
tapi aku merasa akan mati saat melihat mu menangis."

"iya sebaiknya kamu yang mati" Jawab Jimin

Suga tercekat.

"dari awal sudah kubilang Suga sudah mati dan yang hidup adalah Yoongi"

"berulang kali aku mengingat kan mu untuk tidak mencari tau tentang Suga,"

Intonasi Suga mulai tinggi, ekspresi panik yang diaplikasikan dengan marah, akhir nya dapat melihat
wajah Suga yang seperti itu, wajah yang paling lekat dalam ingatan Jimin.

"Kamu bilang takut karna aku suka marah, tapi tidak Jiyoona, kamu gak pernah takut pada ku, kamu selalu menantang ku, tak pernah menurut dengan apa yang
ku katakan"

"kamu yang selalu membuat ku takut Jiyoona....." Suga akhirnya menangis, walaupun dalam hatinya sudah berjanji gak akan menangis saat bertemu Jimin.

"maaf !!!"

"maaf karna selalu menjadi beban dalam hidup mu. Suga hyeong". Suara Jimin terdengar pilu, mengucap kan maaf dari hatinya yang paling dalam.

"tapi aku tak akan mengucap kan terima kasih. karna bukan itu semua yang ku ingin kan dari mu.
aku hanya ingin kita selalu
bersama dan kamu tak pernah mendengarkan ku"

"Jimina, waktu itu kamu sakit, aku gak ada pilihan lain"

"aku lebih suka saat itu mati di dekat mu dari pada kamu pergi meninggalkan ku hyeongie". tangis Jimin makin jadi.

"enggak, aku gak akan biarin itu terjadi", bantah Suga

"sebaiknya kamu kembali ke Paris, lanjutkan hidup mu yang sempurna, aku gak mau menyusahkan mu lagi"

Suga menggelengkan kepala. "Jimina, biarkan aku didekat mu, kamu menyiksa ku jika menyuruh ku pergi lagi"

"kamu lebih menyiksa ku jika harus membebani mu selamanya" tegas Jimin

"atau aku akan terus jadi
Yoongi dan kamu ikut ke
Paris ?" bujuk Suga.

"Kembalilah hidup menjadi
Yoongi, Pianis terkenal, menikah dengan pasangan yang sempurna, pokoknya kembalilah seperti sebelum aku datang ke Paris"

"kamu gimana ?"

"apa kamu yakin pilihan
seperti itu akan membuat
mu tenang ?"jawab Suga

Jimin kembali merapatkan bibirnya, meyakinkan diri ingin melepaskan Suga dari cengkramannya, membiar kan Suga hidup dengan bahagia, walau apapun yang Jimin rasakan.

"kali ini biarkan aku yang mengorbankan perasaan ku untuk kehidupan mu yang lebih baik" ucap Jimin pelan
namun tegas.

Suga menarik Jimin untuk lebih dekat pada nya. "Jimina, kamu tau aku sanggup melakukan apa saja menuruti apapun yang kamu mau, tolong fikirkan lagi keputusan mu!" Desak Suga.

Jimin menahan suara, bahkan menahan nafasnya. hanya ada air mata. diam nya Jimin adalah mengukuh kan keputusan nya.

Suga menyerah.

"baiklah, aku pergi. yang kamu butuhkan hanya aku pergi kan ?. aku akan pergi, sejauh mungkin dimana bahkan tak ada kesempatan
untuk kita bertemu lagi. Selamanya!!!"

Gertakan Suga tak membuat
Jimin bergeming, dan bersiteguh dengan keputusan nya.

Sikap Jimin membuat Suga benar-benar harus pergi meninggalkan nya.

Berdiri terpaku di depan pintu kamar Jimin, setelah keluar dari ruangan itu.

Jin, V, Jk bahkan papa dan eoma Yoongi yang dari tadi deg-degan menunggu pertemuan Suga dan Jimin

Semua terpaku melihat Suga yang mematung di depan pintu, dengan satu tangannya masih mencengkram gagang pintu.

Semua berjalan menghampiri Suga.

tapi tiba-tiba Suga memutar badan dan kembali membuka pintu kamar Jimin, berjalan cepat menghampiri Jimin.

Suga langsung memeluk Jimin dan menangis kencang. "Jimina aku hanya ingin bersama mu, kita bisa
berlarian di dalam rumah seperti saat menunggu eoma mu pulang,mendengar mu bernyanyi saat belajar,
menemani mu bermain ayunan. Jangan suruh aku pergi lagi. Kumohon."

Suga histeris, membuat semua ketakutan. Semua berlari mengejar Suga dan memisahkannya dari Jimin.
Khawatir akan kesehatan Jimin yang baru bangun dari koma.

--- to be continied ---

WARNA LAIN [YOONMIN] || ENDKde žijí příběhy. Začni objevovat