part. 38

409 68 9
                                    

_
_
_

"gimana menurut mu ?"

"apa sebaiknya aku
menghilang selamanya?

V terpaku melihat Suga
dengan segala kekhawatiran
nya. Tak tau harus memberi
sa1ran apa solusi agar Suga dan Jimin bisa sama-sama tenang.

V merangkul Suga, mencoba
menguatkan. "Yoongia,Jimin
hanya butuh waktu, kamu harus bersabar sedikit lagi. Jimin pasti akan makin kecewa Jika kamu meninggalkan nya lagi."

"menyandang nama Yoongi
ini selalu terasa berat untuk
ku, Jika bukan demi Jiyoon
aku pasti sudah menyerah.
Tapi sekarang malah menjadi Suga di depan Jimin membuat ku merasa ketakutan"

"aku yakin Suga ataupun Yoongi tak masalah bagi Jimin. tapi yang membuat nya kecewa adalah kebohongan mu"

"Membohongi Jimin walau pun dengan alasan demi menjaganya, itu hanya akan membuatnya terlihat lemah dan merasa dikasihani, siapapun akan marah
di perlakukan seperti itu"

Suga tertunduk pasrah, menyadari entah mungkin semua  yang dia lakukan adalah salah.

"tapi bagi ku kamu tetap
Yoongi, aku tak terbiasa
memanggil mu Suga." Ucap V

"Yoongia kita tunggu kondisi Jimin lebih baik,lalu kita kembali ke Paris, hidup
seperti sebelumnya, dan
kembangkan karier mu untuk lebih sukses lagi."

"aku tak ingin melanjutkan
sandiwara ini lagi." Jawab Suga.

"kita ajak Jimin, kariernya
juga pasti akan lebih berkembang disana."

"dan juga JK" lanjut V
dengan hati-hati.

Suga memandang V dengan
tatapan curiga.

"JK ?"

"mmm aku dan JK jadian."
Jelas V sedikit ragu dan
malu-malu.

"lalu JK dan Jimin ?"
tanya Suga

"mereka hanya pura-pura,
karna Jimin ingin menghindari mu" jawab V

"pura-pura ?. tapi kenapa
dia harus pura-pura,".

"karna saat itu dia sudah
tau kalau kamu adalah Suga, saudaranya."

"apa mungkin dia menolak
ku karna belum tau aku bukan anak kandung paman nya?. Dan bukan karna dia membenci Suga ?"

JK datang menghampiri
Suga dan V

"gimana dia ?" Tanya Suga

JK yang datang dengan mata
berkaca-kaca. "dia terus memanggil Yoongi" jawabnya.

"aku khawatir kalau begitu
terus dia bisa koma lagi, karna dokter bilang dia tak boleh banyak fikiran kan" jelas JK

Hari berganti hari. kondisi Jimin juga makin baik.

Setiap saat Jimin akan tiba - tiba menangis karna teringat Yoongi. tapi tak pernah sekalipun Jimin menyebut nama Suga.

Bahkan Jimin menolak kehadiran papa dan eoma Yoongi. itu artinya Jimin mengingat semua kejadian
sebelum dia koma dan pasti
termasuk juga mengingat Suga.

Sikap Jimin itu membuat
Suga tetap tak berani untuk
masuk menemui Jimin.

"Jiminie ,. mmm inget gak dulu papi berjanji akan mencari Suga hyeong mu ?". Jin berbicara sambil tetap mengawasi reaksi Jimin.

Jin bertanya ragu, tapi.sudah cukup lama sejak Jimin sadar, dia belum pernah menyebut Suga sama sekali.

Juga tak sampai hati melihat
Suga menghabiskan waktu
didepan ruang rawat Jimin
tanpa berani masuk untuk
menemui Jimin.

Jimin hanya diam melempar
pandangan ke arah Jendela
kamarnya, ekspresinya sulit
diartikan,

"pi, benarkah Yoongi hyeong sudah meninggal ?"

Jimin kembali menangis. Hanya pertanyaan seperti itu yang dia tanyakan berulang - ulang sejak saat dia mulai sadarkan diri.

Jin selalu kewalahan jika
Jimin sudah begini.

"ayo kita bertemu Suga hyeong Suga adalah saudara kembar Yoongi, dan mereka berdua hyeong yang sama - sama menyayangimu."

Jimin menggelengkan kepala dan tubuhnya bereaksi.

terlihat emosional dalam
diamnya, dan memegang
dada mengatur nafas.
bahkan membuat dokter harus datang memeriksa Jimin.

Suga yang mendengar semuanya dari balik pintu hanya bisa menahan tangisnya.

melihat team dokter yang
berlarian hanya membuat
Suga makin menyadari tak
ada jalan mendekati Jimin.

tak patah semangat. Hoseok
dan istri kembali mencoba
mendatangi Jimin, mereka
ingin berpamitan sebelum
kembali ke Paris.

"Jiminie, gimana kondisi mu
hari ini?". Hoseok menyapa
dengan senyum untuk membujuk Jimin.

Jimin kembali menunjukkan
raut wajah tidak suka dan
sedihnya.

eoma memeluk Jimin yang
hanya diam saja. Jimin ikut
menangis karna eoma tak
henti menangis.

"Besok kami akan kembali ke Paris,Eoma doakan kamu
cepat pulih Jimine, Fikiran
dan hati mu bisa lebih tenang," dan juga lebih iklas dengan jalan takdir ini". eomma mengelus punggung Jimin lembut.

diam seribu bahasa, Jimin
hancur, kecewa, sedih, bingung dan juga ketakutan.
Kenyataan yang belum sanggup dia terima. Yoongi telah meninggal dunia.

Kenyataan Suga telah mengorbankan hidupnya untuk Jimin.

Semua terasa menakutkan, tak tau bagaimana harus berhadapan dengan Suga.

Suga yang bahkan bukan anak kandung dari paman nya, tapi Suga memikul semua tanggung jawab terhadap Jimin.

ada orang yang dengan begitu tulus menyayanginya seumur hidupnya dan tanpa pamrih sedikitpun.

membiarkan kesalahfaham
membuatnya terlihat jahat,
hanya demi menjaga Jimin.

Jimin merasa tidak pantas
untuk mengganggu hidup
Suga lebih lagi.

akan lebih baik Suga kembali kekehidupan nya yang sempurna
di Paris, bersama kedua orang tuanya dan bahagia tanpa gangguan dari Jimin yang selalu menyusahkannya.

Jimin mengunci rapat bibir nya, berusaha tak bersuara sampai akhirnya papa dan eoma Yoongi meninggalkan ruangan itu.

Dihari berikutnya, ketika dirasa kondisi Jimin cukup baik. V dan Jk datang mengunjunginya.

V berpamitan akan kembali
ke Paris juga, dan sekalian
meminta ijin untuk membawa JK bersamanya.

"kenapa kamu juga ikut
kesana ?" tanya Jimin
heran

JK tersipu malu, berusaha
menjelaskan hubungan nya
dengan V.

"tapi aku ikut karna ingin
ikut kelas dance disana. aku
juga mendaftarkan mu,segera setelah keluar dari rumah sakit kamu harus menyusulku ku
kesana." kilah JK

Dihari lain nya, akhirnya Suga memberanikan diri membuka pintu kamar Jimin.

Cukup mengagetkan, tapi
Jimin berusaha menguasai diri.

melihat Suga berdiri didepan pintu memasuki kamarnya. Sesaat mereka
bertatapan sebelum akhir nya Jimin memalingkan wajah ke arah jendela.

Jimin tau pasti Suga datang
untuk berpamitan . Memang sudah seharusnya begitu, Jimin tak ingin selalu jadi beban buat Suga

--- to be continues au ---

WARNA LAIN [YOONMIN] || ENDWhere stories live. Discover now