part. 15

376 65 6
                                    

_
_
_

Yoongi mencoba berulang kali menelpon balik, tapi tak pernah tersambung lagi.

Yoongi jadi sangat yakin
bahwa Jimin adalah benar-benar Jiyoon. Tak mungkin ada dua orang berbeda yang memiliki cerita yang sama .

Besok nya, besoknya lagi, udah berhari - hari, Jimin tetap tak bisa dihubungi.

Yoongi panik, uring - uringan dan bingung. Sedangkan dari percakapan terakhir dengan Jimin, membuat keyakinan Yoongi bertambah, kalau Jimin pasti adalah Jiyoon.

Jiyoon yang membenci Suga, pertama kalinya Yoongi segelisah ini, rasanya ingin menemui Jimin secepatnya. Tapi mungkinkah ia berani kembali ke Korea, entah sebagai Yoongi ataupun Sebagai Suga, Jimin tetap membencinya.

Mengesampingkan ego nya, Yoongi meminta V mengubungi Jimin, karna dia tak bisa menghubungi.

V mencoba menelpon Jimin, tapi hasilnya juga sama, nomor Jimin tak pernah aktif sejak hari itu.

Amy ada dikamar Yoongi, karna tersisa 1 minggu sebelum dia berangkat ke Korea

Amy terus mendesak Yoongi melanjutkan membahas pernikahan mereka, Amy sudah membuat planning.

Projectnya di Korea sekitar 3 bulan, lalu mungkin perlu waktu 1 bulan untuk prepare resepsi, setelah siap semua Yoongi di minta menyusul untuk melaksanakan resepsi.

Sepanjang apa yang dikatakan. Amy, Yoongi hanya acuh dan seperti larut dalam fikiran nya sendiri.

"Yoongi, kamu dengar aku kan?".

Yoongi hanya mengangguk, walaupun sebenarnya gak ada satupun pembahasan Amy yang serius dia dengarkan.

Amy mendekati Yoongi, bergelayut dibahu kekasihnya itu.

"Yoongia, kan kamu lagi gak ada jadwal, gimana kalau kamu ikut nganter aku ke Korea."

"Aku gak mau ke Korea," jawab Yoongi sekenanya.

Amy terpaksa diam, karna kalau Yoongi sudah bilang tidak, maka diajak ribut pun pasti akan tetap tidak.

Oema senang karna Yoongi ikut di meja makan malam dirumah, V juga bergabung, karna beberapa malam ini Yoongi selalu meminta V dirumahnya, karna Yoongi tak tenang sejak Jimin tak bisa dihubungi.

Suasana ruang makan tenang seperti biasa. Ragu tapi tak ada pilihan lain, akhirnya Yoongi bicara sama papa nya.

"Pa, Jimin gak bisa dihubungi, mungkin dia sedang marah pada ku, bisa papa tolong telpon dia."

"Apa kamu membuatnya marah lagi?" Tanya papanya.

Sedangkan eoma langsung mengeluarkan air mata, mengusap lengan Yoongi yang duduk disampingnya.
"Yoongia, mengalah lah pada Jimin, gak baik untuk kesehatan Jimin jika kamu bikin sedih terus."

Yoongi hanya bisa menggangguk pelan, justru dengan melihat reaksi eoma nya itu Yoongi malah makin panik, mengingat seserius itu kondisi Jimin.

Jung Hoseok langsung sibuk dengan Hp nya, menggelengkan kepala setelah beberapa kali mencoba namun tak dapat tersambung.

Lalu mencoba menelpon nomor Seokjin, dan diangkat oleh orang kepercayaan Jin, mengatakan kalau Jin sedang dirawat di rumah sakit.

Suasana tenang di meja makan itu jadi berubah tegang, jika papi nya dirawat, itu artinya Jimin tidak sedang baik-baik aja.

"Cari tiket ke Korea" ucap Yoongi pada V.

Dan keputusan Yoongi itupun didukung oleh ke dua orang tuanya.

Ketegangan antara Amy dan Yoongi tak dapat dihindari, Amy datang kerumah Yoongi dan langsung memberondong Yoongi dengan banyak pertanyaan.

Tak masuk akal hanya karena ayah temannya sakit Yoongi dengan gampang memutus kan langsung ke Korea, sedangkan banyak rayuan Amy untuk ke Korea selama ini, tak pernah disetujui Yoongi.

Yoongi tak menjawab, dan tak peduli. Malah V yang memberi penjelasan panjang lebar tentang siapa Jimin dan papi nya untuk keluarga Yoongi, seserius apa kondisi nya.

Papa Yoongi menyiapkan semuanya, orangnya diperintahkan untuk menjemput Yoongi dan V dibandara, lalu antar kerumah sakit.

Juga memerintahkan orang - orang dirumah orang tuanya untuk menyiapkan kamar, karna Yoongi mau pulang.

Pesawat mendarat di bandara Korea, lorong - lorong bandara itu membangkitkan trauma Suga pada 13th yang lalu, dengan perasaan berat meninggalkan Korea demi kesembuhan Jiyoon.

Kembali menghirup Korea, tanah kelahiran nya, bayangan wajah ayah nya yang seorang pemabuk, bayangan mama Jiyoon yang pulang terbujur kaku karna mengejar ayahnya.
Dan juga bayangan wajah Jiyoon yang terkadang sulit bernafas karna dadanya terasa sangat sakit.

Mobil membawa Yoongi dan V langsung menuju rumah sakit tempat papi Jimin dirawat.

Sepanjang jalan, mata Yoongi menerawang keluar jendela, melihat tempat tempat jalanan yang seperti akrab dengannya, dimana entah dia berjualan, atau pun mencopet.
Situasi seperti inilah yang membuatnya takut kembali ke Korea.

Melewati lorong demi lorong rumah sakit, itu juga adalah trauma untuk Suga yang terjebak dalam tubuh Yoongi, menuju ruangan papi Jimin dirawat.

Yoongi, V dan juga orang suruhan papa Yoongi, sampai di depan ruangan papi Jimin.

Pemandangan pertama melihat Jimin duduk, mungkin sedang menangis, dan tangan nya masih terpasang infus dengan tiang di sampingnya dan Jimin dipeluk oleh seorang laki-laki yang mungkin sedang menjaganya.

Tak percaya dengan apa yang ada didepan matanya, ketika Jimin menoleh melihat V dan Yoongi yang datang.

Yoongi berjongkok didepan Jimin duduk, "kenapa gak bilang ?". Ucap Yoongi yang tak dapat menahan air matanya.

Jimin tercekat, menatap Yoongi dalam, seolah belum percaya kalau kehadiran Yoongi nyata.

Yoongi merangkul Jimin sebelum akhirnya mereka berpelukan.

"Papi ku sakit"

Yoongi mengusap punggung Jimin. "Dia pasti baik baik aja, hyeong disini, jangan khawatir" bisik Yoongi.

--- to be continued ---

WARNA LAIN [YOONMIN] || ENDWhere stories live. Discover now