part. 37

285 60 4
                                    

_
_
_

"Jin, sebenarnya ada yang harus kami sampaikan". Ucap Jung Hoseok, dan lalu memilih dan menyampaikan kata - kata dengan sangat hati - hati sebisa mungkin tidak membuat Jin shok dan panik.


Hoseok mulai menjelaskan kondisi Jimin yang sebenarnya.

Seokjin mencoba mencerna dan memahami semua yang di ceritakan Hoseok,

Seokjin tak bisa berkata - kata, mendengar Hoseok bercerita, seperti mendengar kisah sinetron. Tak menyangka sahabatnya itu sanggup menyembunyi kan kematian Yoongi anak nya sendiri selama ini.

"Hobba, apa kamu tidak lelah hidup begini ?, harus berapa banyak kebohongan lagi ?". Ucap Jin pada sahabatnya.

Tak menyangka dia akan mengulanginya lagi, terlalu banyak kebohongan.
Jin adalah tempat curhat Hoseok dari dulu, tapi ternyata dia menyembunyi kan banyak hal dari Jin.

Jung Hoseok hanya tertunduk, seperti biasa dia tak pernah mampu untuk melanggar aturan tak tertulis dalam keluarga nya.

Jin menoleh pada Suga.
"Jadi kamu adalah Suga ?".

Suga mengangguk pelan.

"Dulu saat papi menemukan Jiyoon dipanti, aku langsung jatuh hati sejak pertama melihatnya, Tapi Jiyoon terus menolak walaupun sudah di bujuk dengan berbagai cara"

"Jiyoon baru mau ikut dengan ku jika aku berjanji akan mencari Suga kakak nya."

"Sampai hari ini team ku masih mencari Suga, dan orang yang selama ini ku cari ternyata ada bersama sahabat ku sendiri" jelas Jin

"Jiyoon tidak ikut dengan
ku karna akan diobati, tapi
dia juga menjual dirinya
agar menemukan Suga
kembali."

"keputusannya menyetujui di adopsi tidak sia-sia, walaupun tak kunjung bertemu Suga tapi
Jimin bertemu Yoongi yang
ternyata adalah saudara
kembar mu.

"Sedalam apapun Yoongi
di hatinya, tapi itu semua
tetap karna dimata Jimin
ada dirimu di dalam sosok
Yoongi."

"Apakah Jimin bisa bertahan?, tak ada artinya semua ini bagiku jika Jimin tak bersama ku". Keluh Jin

Jin begitu terguncang mengetahui kondisi Jimin.

Suga menghampiri Jin yang menangis.

Jin langsung memeluk Suga. "Syukurlah kamu ada disini, kamu tak tau seberapa Jimin sangat merindukan mu"

.
.
.

perasaan JK juga tak kalah
hancurnya. Jimin lebih dari
sekedar sahabat, sudah
seperti kakak bagi JK, tak
tega melihat Jimin yang
sudah berminggu - minggu
belum juga membuka matanya.

V juga selalu siaga
menyiapkan bahunya
tempat JK bersandar

"apa kamu sangat
mencintainya ?". Tanya V

JK yang sedang menangis
bersandar di bahu V itu
mengganggukkan kepalanya.

"dia selalu membuat ku
nyaman dan menjaga ku.
karna dia juga aku menemukan minat dan bakat di dunia tari. dia sudah seperti hyeong ku."

"hyeong ?. bukannya kalian... ?"

"aaaa pacaran ?"

"itu hanya pacaran pura - pura, karna Jimin ingin menjauhi Suga ?" jelas JK

"tapi kenapa waktu itu
kamu menjauihi ku juga ?

"aaah itu karna kami fikir
kamu sekongkol" jawab
JK dengan senyum
menggemaskannya.

V memasang wajah kesal
dan mengangkat bahu nya,
sehingga membuat kepala
JK tak dapat bersandar lagi
disana.

"kamu tau berapa bingung nya aku karna perubahan sikap mu, aku bahkan sampai mabuk-mabukan
tiap malam karna galau"

JK makin tertawa
"hehe maaf"

V mencium JK karna tak
tahan melihat tawa
menggemaskan JK.

malam itu mereka saling
Jujur akan perasaan satu
saman lain.

Jin dan Suga mengunjungi Jimin.

air mata tak terbendung
di tengah rasa gundah
mereka, tak jelas kapan
Jimin akan bangun.

tak sanggub melihat kondisi
Jimin yang terbaring koma
berhari-hari tak juga ada
perkembangan.

"Suga, lihat tangan Jimin
bergerak". Ucap Jin yang
melihat jari Jimin seperti
bergerak.

Suga memperhatikan dengan teliti, berharap apa yang dikatakan papi Jimin itu benar dan bukan hanya imajinasinya karna terlalu mengingin kan Jimin bangun.

dan benar saja, jari Jimin
bergerak dari yang awalnya
sesekali lalu semua jarinya
bergerak.

Suga bergegas memanggil
dokter, memberi tahu keadaan Jimin.

Suga dan Jin di minta untuk
menunggu diluar ruangan
sementara dilakukan
pemeriksaan oleh team
dokter terhadap Jimin.

tak lama V dan JK juga
datang setelah mendapat
kabar dari Suga.

Cukup lama menunggu, akhirnya dokter keluar dan menjelaskan keadaan Jimin yang sudah sadar, fungsi jantung, hati dan organ
lainnya cukup stabil.

dokter memperingatkan untuk tidak terlalu banyak mengajaknya berbicara dulu agar kondisinya
tetap stabil dan masih dalam pantauan dokter.

Semua memasuki ruangan,
tapi tiba-tiba langkah Suga
terhenti, rasanya tak berani
menemui Jimin, Suga khawatir kehadirannya akan merusak
mood Jimin lagi.

Suga memundurkan langkahnya pelan, agar tidak disadari oleh yang lain

Mendapati Jimin terbaring,
wajahnya masih terpasang
oksigen alat bantu pernafasannya, mata Jimin terbuka, seketika air mata nya mengalir saat melihat papi nya berjalan menghampiri.

"papi" bisik Jimin tanpa
mengeluarkan suara.

Jin menggenggam tangan
Jimin yang masih terpasang
infus, dimana tangan yang
lainnya mengusap pipi Jimin
yang basah oleh air mata.

"Jiminie, papi baik-baik aja,
kamu juga harus secepatnya
sembuh nak, papi rindu makan bersama mu dirumah."

"Yoongi hyeong". terdengar
suara Jimin yang kembali
menangis.

"ssttt..., jangan fikirkan apa- apa dulu, kamu harus jaga emosi mu, Jiminie semangat ya, kamu harus sembuh. kamu gak mau papi sakit karna melihatmu sakit kan?"

Jimin menggangguk pelan.

V dan JK saling tatap, ada
rasa senang dan juga khawatir, apalagi kata pertama yang diucapkan Jimin adalah nama Yoongi.

V menyadari Suga tak ikut
masuk, lalu V berjalan pelan
keluar ruangan karna
mengkhawatirkan Suga.

Suga melihat V berjalan ke
arahnya yang masih duduk
di kursi tunggu di depan
ruangan Jimin.

"gimana dia ?" tanya Suga

V menggelengkan kepala.

"kata pertama yang dia
sebut adalah nama Yoongi, dan terus menangis"
jelas v

"aku harus gimana ?".
Suga sangat tertekan.

V tak dapat menjawab
pertanyaan Suga, kasian
melihat Jimin. tapi saat ini
V lebih tidak tega melihat
Suga sahabatnya.

"aku berharap dia hilang
ingatan, melupakan semua
nya dan aku hadir sebagai
orang yang baru dia kenal,
bukan Yoongi, bukan juga
sebagai Suga."

"tapi ternyata dia terbangun dengan ingatan yang sangat bagus, jika dia mengingat Yoongi itu artinya akan memperburuk kondisinya saat melihat wajah ku."

"gimana menurut mu ?"

"apa sebaiknya aku
menghilang selamanya?".

V terpaku melihat Suga dengan segala ke khawatiran nya. Tak tau harus memberi saran apa solusi agar Suga dan Jimin bisa sama-sama tenang.

--- to be continued ---

WARNA LAIN [YOONMIN] || ENDWhere stories live. Discover now