29. Rezeki

2.3K 312 260
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤHusain membuka matanya saat Husna mengguncang lengannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Husain membuka matanya saat Husna mengguncang lengannya. Husain langsung bangun dan panik saat melihat Husna menangis kesakitan.

"Kenapa, Sayang?" tanya Husain.

"Sakit Ucen, perut aku sakit banget. Aku ga kuat hiks.."

Untuk beberapa saat Husain bingung, dia hanya diam sampai Husna kembali mengerang kesakitan. Husain langsung bangkit keluar kamar untuk membangunkan Mbah. Ini sudah pukul dua pagi, seharusnya Mbah sudah bangun.

"Kenapa?" tanya Mbah Yai.

"Husna, dia kesakitan. Antar ke rumah sakit, Mbah." Husain mencoba untuk tenang.

"Innalilahi, Mbah panggil supir dulu, kamu bawa Husna ke luar, tunggu di luar."

Husain mengangguk dan kembali ke kamar. Husna terlihat pucat dan terus memegang perutnya yang sakit.

Husain membantu Husna memakai hijabnya dan menggendong Husna keluar. Menunggu beberapa menit, mobil siap dan mereka pergi ke rumah sakit.

Mbah Nyai juga ikut dan duduk di belakang bersama Husain dan Husna.

Pikiran Husain sudah tidak bisa diajak untuk berpikir positif, bayangan tentang hal buruk terus berdatangan.

"Dzikir." Suara Mbah Nyai membuat Husain menoleh. Husain mengangguk dan mulai berdoa juga berdzikir dalam hati.

Tidak butuh waktu lama mereka sampai di rumah sakit terdekat. Husna langsung dibawa ke UGD. Husain dan yang lainnya menunggu di luar.

"Husna bilang ga sakit perut kaya gimana?" tanya Mbah Nyai.

"Engga, Mbah. Dia cuma bilang sakit banget sambil nangis. Husna lagi haid, biasanya juga sakit, tapi ga sampai nangis kaya barusan," jawab Husain.

Mbah hanya mengangguk, berharap Husna memang hanya kesakitan karena haid-nya.

Beberapa menit kemudian dokter keluar dan membuka maskernya.

"Pasien sudah tenang. Kram di usia kehamilan awal memang wajar, selama tidak menjadi intens, kronis, atau terjadi bersamaan dengan gejala lain yang lebih mengkhawatirkan seperti perdarahan. Tapi, pasien sudah di tahap pendarahan. Kehamilan ini terlalu berat untuk pasien yang sepertinya masih remaja. Untuk saat ini mereka baik-baik aja, tapi ada beberapa hal yang harus keluarga diskusikan tentang kehamilan pasien dengan dokter yang bersangkutan, saya akan buat surat rujukan agar pasien bisa diperiksa lebih lanjut."

Husain, Mbah Yai dan Nyai hanya diam mencerna apa yang dokter katakan.

"Cucu saya hamil, Dok?" tanya Mbah Nyai.

"Keluarga belum tau? Iya, pasien hamil kembar, jika saya tidak salah, usia janinnya sudah tujuh minggu."

"Dok, tapi istri saya lagi haid, ga mungkin hamil," ucap Husain.

Harsa HusnaWhere stories live. Discover now